Dampak pencemaran gas karbon monoksida CO

Tabel 2.3. Sumber pencemaran gas CO Sumber Pencemaran bagian total Transportasi : 63.8 - mobil bensin 59.0 - mobil diesel 0.2 - pesawat terbang 2.4 - kereta api 0.1 - sepeda motor dll 1.8 Pembakaran stasioner : 1.9 - batubara 0.8 - minyak 0.1 - gas alam dapat diabaikan 0.0 - kayu 1.0 Proses Industri : 9.6

9.6 Pembuangan Limbah Padatan :

7.8 7.8 Lain-lain : 16.9 - Kebakaran Hutan 7.2 - Pembakaran batubara sisa 1.2 - Pembakaran limbah pertanian 8.3 - Pembakaran lain-lainnya 0.2 100 100 Penyebaran gas CO di udara tergantung pada keadaan lingkungan. Untuk daerah kota yang banyak kegiatan industrinya dan padat lalu lintasnya, udaranya sudah banyak tercemar gas CO sedangkan daerah pedesaan, pencemaran gas CO relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih terbuka belum terdapat bangunan diatasnya dapat membantu penyerapan gas CO. Hal ini disebabkan oleh mikroorganisme yang ada di dalam tanah mampu menyerap gas CO yang terdapat diatas tanah terbuka, disamping itu angin juga dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu tempat karena terbawa angin ketempat lain.

2.2.2 Dampak pencemaran gas karbon monoksida CO

Sudah sejak lama diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak kadar yang tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan bahkan dapat juga menimbulkan kematian. Karbon monoksida apabila terhirup ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini Universitas Sumatera Utara dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah. Seperti halnya oksigen, gas CO mudah bereaksi dengan darah. CO menghalangi darah dalam menggangkut oksigen sehingga darah kekurangan oksigen dan jantung bekerja lebih berat. Bila seseorang menghirup CO pada kadar tinggi dan waktu tertentu dapat menimbulkan pingsan, bahkan kematian. CO di udara dapat mengganggu kesehatan manusia. Masyarakat dengan aktifitas tinggi disekitar lalu lintas padat polisi, tukang parkir, penjaga pintu tol, dll dan pekerja pada tempat dengan hasil sampingan CO bengkel kendaraan bermotor, industri logam, industri bahan bakar, industri kimia, merupakan kelompok yang paling dirugikan. Dampak dari CO bervariasi tergantung dari status kesehatan seseorang, antara lain dapat memperparah kelompok penderita gangguan jantung dan paru-paru, kelahiran premature dan berat badan bayi, dll. Keracunan gas CO dapat ditandai dengan keadaan ringan berupa pusing sakit kepala dan mual. Keadaan yang lebih berat lagi dapat ditandai dengan menurunnya kemampuan gerak tubuh, gangguan pada sistem kardiovaskular, serangan jantung sampai kepada kematian. Pertolongan bagi orang yang keracunan gas CO pada tingkat yang relatif ringan dapat dilakukan dengan membawa korban ketempat udara yang bersih dan memberikan kesempatan kepada korban untuk menarik nafas dalam-dalam. Karbon monoksida CO apabila terhirup ke dalam paru-pari akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah hemoglobin : Hemoglobin + CO ——— COHb Karboksihemoglobin Universitas Sumatera Utara Ikatan karbon monoksida dengan darah karboksihemoglobin lebih stabil daripada ikatan oksigen dengan darah oksihemoglobin. Keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap gas CO dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen. Dalam keadaan normal konsentrasi CO di dalam darah berkisar antara 0,2 sampai 1,0, dan rata-rata sekitar 0,5. Disamping itu kadar CO dalam darah dapat seimbang selama kadar CO di atmosfer tidak meningkat dan kecepatan pernafasan tetap konstan. Berdasarkan persamaan hubungan kadar CO Hb dalam darah dengan kadar CO di udara tersebut diatas diperoleh pengaruh kadar CO di udara terhadap manusia dalam waktu yang lama dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.4. Klasifikasi kadar CO dan efeknya terhadap manusia Kadar CO di udara ppm Kadar COHb dalam darah Gangguan pada tubuh 3 0.98 Tidak ada 5 1.3 Belum begitu terasa 10 2.1 Sistem saraf sentral 20 3.7 Panca indera 40 6.9 Fungsi jantung 60 10.1 Sakit kepala 80 13.3 Sulit bernafas 100 16.5 Pingsan, kematian Mukono, 1997 2.3.Kecepatan Angin Kecepatan angin dalam data klimatologi adalah kecepatan angin horizontal pada ketinggian 2 meter dari permukaan tanah yang ditanami dengan rumput, jadi jelas merupakan angin permukaan yang dilaluinya. Kecepatan angin pada dasarnya ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin sebagai faktor pendorong dan resistansi medan yang dilaluinya. Nurmala, S.D,2004. Universitas Sumatera Utara Perubahan arah dan kecepatan angin menunjukkan arah penyebaran dan fluktuasi konsentrasi di atmosfer. Perubahan angin juga dipakai untuk menentukan kelas stabilitas atmosfer. Stabilitas atmosfer yang didefenisikan oleh ASME American Society Of Mechanical Engineer’s dibagi menjadi 4 kategori yang dapat dikaitkan dengan kategori stabilitas PGT Pasquill, Giffort, dan Turner, sebagai berikut : Sangat labil : Kelas A dan B Labil : Kelas C Netral : Kelas D Stabil : Kelas E dan F Kelima kelas stabilitas atmosfer berdasarkan pengamatan meteorologi permukaan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.5. Kategori Stabilitas atmosfer Kecepatan angin permukaan pada 10 m mdetik Siang Malam Isolasi Mendung tipis awan permukaan lebih dari 48 Awan kurang dari 38 Kuat Sedang Lemah 2 A A – B B B - 2 – 3 A – B B C D E 3 – 5 B B – C C D E 5 – 6 B C – D D D D 6 C D D D D Faktor gejala angin kencang bergejolaknya kuat sehingga konsentrasi pencemar menjadi menurun, sedangkan angin reda bergejolaknya lemah sehingga konsentrasi pencemar menjadi pekat. Misalkan pencemar di injeksikan ke dalam atmosfer mempunyai kecepatan satu satuan per detik. Tiap satuan dinyatakan degan sebuah gelembung. Gambar a menunjukkan kecepatan angin 4 mdetik, sehingga gelumbung pencemar terpisah sejauh 4 m, sedangkan dalam gambar b kecepatan angin 2 mdetik, dan gelembung pencemaran terpisah dengan jarak = ½ x 4 meter = 2 Universitas Sumatera Utara m. Jika faktor angin saja yang diperhatikan maka konsentrasi pencemar pada gambar b lebih pekat 2 kali dari konsentrasi pencemar dalam gambar a. V = 4 ms V = 2 ms E = 1detik E = 1detik a Kecepatan angin 4 ms b Kecepatan angin 2 ms Gambar 2.1. Perbandingan kadar pencemar dan kecepatan angin Kecepatan angin pada dasarnya ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin sebagai faktor pendorong dan resistensi medan yang dilaluinya. Hubungan antara kecepatan angin dan karateristik permukaan dapat dilihat pada rumus berikut : [ ] [ ] . M M k Z d Z Z Ln k u u − + = ………………………………2.1 Dengan : u = kecepatan angin mdet u = velositas friksi mdet k k = konstanta Von karman 0.4 Z = ketinggian dari permukaan tanah Z M = parameter kekasaran momentum momentum rougbness parameter d = ketinggian alihan permukaan zero plane displacement Lakitan, 1994. Angin kencang bergejolak kuat sehingga konsentrasi pencemar menjadi encer sedangkan angin reda bergolaknya lemah sehingga konsentrasi pencemar menjadi pekat Bayong. T, 2004. Universitas Sumatera Utara

2.4. Suhu udara