Kebijakan Remunerasi Kementerian Keuangan

19 c. Efektif berdasarkan pertimbangan biaya, dimana upah tidak boleh diberikan secara berlebihan melainkan sesuai dengan kesanggupan organisasi untuk membayarnya. d. Seimbang, yakni upah, tunjangan dan penghargaan lain harus memberikan satu paket penghargaan total yang masuk akal. e. Aman, upah harus cukup aman untuk membantu karyawan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. f. Menyediakan insentif, yang diharapkan dapat memunculkan motivasi kerja yang efektif dan produktif. g. Dapat diterima, dimana karyawan harus mengetahui dan merasa sistem tersebut masuk akal baik bagi perusahaan maupun bagi dirinya sendiri. Sebagaimana tercantum dalam Perbaikan Sistem Remunerasi Pegawai Negeri oleh Kedeputian SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Apratur Negara tahun 2010:8, terdapat beberapa kriteria kebijakan dan sistem remunerasi yang efektif, yaitu: 1. Adil, yaitu pekerjaan yang menuntut pengetahuan, keterampilan serta tanggung jawab yang lebih tinggi, dibayar lebih tinggi, dan jabatan dengan beban tugas dan tanggung jawab pekerjaan dengan bobot yang sama dibayar sama equal pay for equal work. 2. Mendorong Motivasi pegawai untuk berkontribusi lebih maksimal. 3. Kompetitif bersaing, yaitu penghasilan pegawai tersebut setara apabila dibandingkan dengan penghasilan pegawai dengan kualifikasi yang sama di sektor lain. 4. Tepat, remunerasi diberikan setelah melalui pertimbangan dan dengan tujuan yang jelas. 5. Memenuhi ketentuan Undang-undang dan Peraturan yang berlaku

2.1.3 Kebijakan Remunerasi Kementerian Keuangan

Reformasi birokrasi adalah salah satu bentuk pelaksanaan manajemen strategi sektor publik dengan melakukan suatu perubahan signifikan terhadap elemen-elemen birokrasi seperti kelembagaan, sumber daya manusia, ketatalaksanaan, akuntabilitas, pengawasan dan pelaksanaan pelayanan publik dalam rangka menyesuaikan diri dengan dinamika lingkungan yang dinamis Universitas Sumatera Utara 20 dengan harapan dapat membantu organisasi sektor publik dalam mewujudkan pemerintahan yang baik. Perubahan-perubahan tersebut perlu dilakukan agar birokrasi pemerintahan dapat melaksanakan peran dan fungsinya secara tepat, cepat dan konsisten guna menghasilkan manfaat sesuai dengan yang diharapkan dan diamanatkan. Perubahan birokrasi ke arah yang lebih baik merupakan suatu keharusan, mengingat fakta bahwa saat ini peran birokrasi masih jauh dari harapan masyarakat. Birokrasi memiliki peranan penting dalam suatu negara dengan fungsi utamanya sebagai pelayan masyarakat. Namun demikian pelaksanaan fungsi tersebut masih belum sesuai dengan harapan masyarakat yang dapat dilihat dari kenyataan bahwa masyarakat enggan untuk berhubungan dengan birokrasi pemerintah atau dengan kata lain sedapat mungkin menghindar dari urusan yang berkaitan dengan birokrasi pemerintah. Sebagaiman tercantum dalam penjelasan Pedoman Umum Reformasi Birokrasi 2008:10, reformasi birokrasi harus dilaksanakan untuk menghapus penilaian pesimis masyarakat terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil, misalnya: 1. Praktek korupsi, kolusi dan nepotisme KKN masih berlangsung hingga saat ini 2. Tingkat kualitas pelayanan publik yang belum mampu memenuhi harapan publik 3. Tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang belum optimal dari birokrasi pemerintahan. 4. Tingkat transparansi dan akuntabilitas birokrasi pemerintahan yang masih rendah. 5. Tingkat disiplin dan etos kerja pegawai yang masih rendah. Universitas Sumatera Utara 21 Dalam reformasi birokrasi di lingkungan pemerintahan, upaya untuk menata dan meningkatkan kesejahteraan PNS merupakan kebutuhan yang sangat mendasar, mengingat kaitannya yang sangat erat dengan misi pemerintah untuk merubah budaya korup pada PNS. Reformasi birokrasi yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa tersebut, akan sulit untuk dilaksanakan dengan baik tanpa didukung oleh kesejahteraan yang layak dari pemerintah. Dengan demikian, remunerasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan kebijakan reformasi birokrasi dan merupakan bagian dari komitmen pemerintah. Sehingga dengan struktur gaji yang baru, diharapkan setiap pegawai akan mempunyai daya tangkal yang maksimal terhadap godaan untuk melakukan tindak KKN guna mewujudkan pemerintahan yang bersih dan baik. Prinsip dasar kebijakan remunerasi bagi PNS adalah adil dan proporsional. Dengan adanya kebijakan remunerasi, besar penghasilan yang diterima oleh seorang PNS akan sangat ditentukan oleh bobot dan harga jabatan yang disandangnya. Sesuai dengan, Nomor : PER15M.PAN72008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi, kebijakan remunerasi diperuntukan bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil di seluruh LembagaPemerintahan. Namun, berdasarkan urgensinya kebijakan remunerasi di Indonesia dikelompokan ke dalam tiga skala prioritastahapan sebagaimana tercantum dalam penjelasan Pedoman Umum Reformasi Birokrasi 2008:20, yaitu: Universitas Sumatera Utara 22 1. Prioritas pertama : kementerianlembagapemerintah daerah yang tekait dengan Pengelola Keuangan Negara, Penegakan Hukum, Pemeriksaan dan Pengawasan Keuangan Negara, dan Penerbitan Aparatur Negara; 2. Prioritas kedua : KementerianLembaga yang terkait dengan kegiatan ekonomi, sistem produksi, atau sumber penghasil penerimaan negara dan unit organisasi yang melayani masyarakat secara langsung termasuk pemerintah daerah; 3. Prioritas ketiga : seluruh KementerianLembaga yang tidak termasuk dalam prioritas pertama dan kedua. Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan merupakan sebuah pilot project atau proyek rintisan yang akan dijadikan sebagai tolak ukur dalam pelaksanaan reformasi birokrasi pelayanan publik bagi setiap kementerian negara. Kementerian Keuangan dipilih sebagai proyek rintisan karena nilai strategisnya, dimana lebih dari 70 penerimaan negara berasal dari wilayah kerja Kementerian ini, yaitu melalui penerimaan sektor pajak serta mempertimbangkan beragamnya domain kerja sektor publik yang ada di Kementerian Keuangan. Gambar 2.1. Tiga Pilar Reformasi Kementerian Keuangan Sumber : http:www.reform.depkeu.go.id Universitas Sumatera Utara 23 Ada tiga tujuan pokok yang ingin dicapai dengan pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian Keuangan, yaitu: 1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik good governance. 2. Meningkatkan mutu pelayanan publik. 3. Meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan negara. Program reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan terdiri dari 3 pilar utama, yaitu: 1. Penataan organisasi Misalnya dilakukan dengan pembukaan kantor modernpercontohan yang dilakukan pada Ditjen Bea Cukai Kantor Pelayanan Utama, Ditjen Pajak KPP Khusus, KPP Madya, KPP Pratama, Ditjen Kekayaan Negara KPKNL dan Ditjen Perbendaharaan KPPN PercontohanKPPN Prima 2. Penyempurnaan proses bisnis Beberapa langkah pembenahan proses bisnis yang telah dilakukan misalnya: a. one stop service, yaitu pelayanan satu pintu hanya di front office agar main mata antara petugas dan pengguna layanan dapat dihindari. b. Paperless, yaitu mengurangi hal-hal yang bersifat hardcopy dan lebih aktif memanfaatkan data softcopy dan teraplikasi. c. Penyediaan SOP 3. Peningkatan disiplin dan manajemen SDM Aspek-aspek yang harus diperbaiki dalam masalah SDM antara lain: a. Sistem informasi manajemen kepegawaian b. Mutasi Universitas Sumatera Utara 24 c. Assessment center Penentuan pegawai untuk menduduki pos-pos tertentu harus melalui proses seleksi terpusat untuk mendapatkan pegawai yang memiliki kemampuan yang sesuai. d. Rekruitmen pegawai e. Kode etik Melalui tiga pilar reformasi birokrasi tersebut dengan didukung pelaksanaan remunerasi diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik, peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan kinerja dan penciptaan good governance di lingkungan Kementerian Keuangan. Dalam pelaksanaan remunerasi di lingkungan Kementerian Keuangan, terlebih dahulu dilakukan analisis dan evaluasi jabatan yang meliputi beberapa kegiatan, yakni penyusunan pedoman pelaksanaan analisis dan evaluasi jabatan job analyis and job evaluation, penyusunan uraian jabatan job description dan penyusunan spesifikasi jabatan job specification, penyusunan peta jabatan job mapping, dan penyusunan 27 peringkat jabatan job grade sebagai salah satu wujud transformasi penajaman tugas dan fungsi jabatan, yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 289KMK.012007 tentang Peringkat Jabatan Di Lingkungan Kementerian Keuangan yang kemudian diganti dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 376KMK.012008 tentang Peringkat Jabatan Di Lingkungan Departemen Keuangan. Untuk mengatasi masalah penetapan pemangku jabatan Pelaksana, secara khusus dibuat suatu pedoman penetapan peringkat jabatan pelaksana yang Universitas Sumatera Utara 25 dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190PMK.012008 tentang Pedoman Penetapan, Evaluasi, Penilaian, Kenaikan dan Penurunan Jabatan dan Peringkat Bagi Pemangku Jabatan Pelaksana Di Lingkungan Departemen Keuangan, yang kemudian dicabut dan diganti dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 246PMK.012011 tentang Mekanisme Penetapan Jabatan Dan Peringkat Bagi Pelaksana Di Lingkungan Kementerian Keuangan.

2.2 Teori Pelayanan