2.4 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksankan percobaan dan melaporkan hasil
percobaan pada bidang penyediaan kebutuhan akan ilmu bangunan sebagai cerminan kehidupan dan pergaulan di masyarakat.
3.1 Menganalisis bentuk-bentuk atap konstruksi gedung 4.2 Menalar bentuk-bentuk atap konstruksi gedung
C. INDIKATOR PENCAPAIAN INTI
1. Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi
berpikir memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah dalam pelajaran Konstruksi Bangunan.
2. Mampu mentransformasikan diri dalam berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah kritis dan disiplin dalam melakukan belajar pengertian
kosntruksi bangunan. 3. Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku
peduli lingkungan dalam belajar pengertian Kontruksi Bangunan. 4. Menyebutkan bentuk atap sesuai daerah asal
5. Mengidentifikasi langit-langit
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa mampu : 1. Bekerjasama dan toleran terhadap perbedaan yang terjadi pada
kehidupan. 2. Melalui
kegiatan diskusi
dan kerja
kelompok, siswa
dapat mengidentifikasi bagian -bagian atas bangunan atap dan langit - langit.
3. Memahami teknik pembuatan bentuk atap.
4. Memahami teknik pembuatan langit – langit dan pemodelannya.
E. MATERI Konstruksi Atap
1. Pendahuluan
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai penutuppelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga
memberikan kenyamanan bagi penggunan bangunan. Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu: struktur penutup atap, gording dan
rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk, dan reng. Beban-beban atap akan
diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom danatau balok. Konstruksi atap memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik. Lebih detail bagian-
bagian atap seperti gambar.
Gambar . Struktur Atap Sederhana
2. Bentuk-Bentuk Atap
a. Atap LimasanPerisai
a b Gambar
. Tampak Muka a dan Tampak Samping b
i-i ii-ii Gambar
. Potongan Bujur i-i; Potongan Melintang ii-ii
Gambar . Tampak Muka
b. Atap Pelana
Gambar . Tampak Muka a dan Tampak Samping b
i-i ii-ii Gambar
. Potongan Bujur i-i; Potongan Melintang ii-ii
c. Atap Gerigi Gergaji Sawteeth
Gambar . Atap Gerigi atau Gergaji
d. Atap Joglo
Gambar
. Joglo Tanpa Soko Guru a dan Joglo dengan Soko Guru b
3. Bagian-Bagian Atap
Bagian-bagian atap terdiri atas: gording, jurai, usuk, reng, penutup atap dan bubungan:
Gambar . Konstruksi Atap 3D
a. Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi horizontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk,
orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording
menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda,
sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording kayu memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm
dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 sampai dengan 2,5 m.
b. UsukKaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 57 cm dan panjang maksimal
4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 sampai dengan 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording
dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.
c. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 23 cm atau 35 cm dengan panjang sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke
usukkaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng
akan dipasang pada arah tegak lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup atapnya genteng.
d. Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau frame-work yang disebut jurai. Pengertian lain dari jurai adalah garis sambungan antara bidang
atap yang satu dengan bidang atap yang lainnya. Menutut bentuknya jurai
dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar. Jurai dalam merupakan balok
kayu yang diletakan miring menghadap kedalam. Jurai dalam ini berfungsi sebagai pertemuan dan tumpuan antara balok gording dengan balok gording
lainnya serta dudukan papan talang. Kayu yang diguakan sebagai jurai dalam
berukuran 8 cm x 12 cm atau 8 cm x 15 cm. Jurai luar adalah sambungan yang
menonjol kearah luar.
e. Penutup Atap
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama
kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung berhubungan
dengan beban-beban kerja cuaca sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca. Struktur penutup yang sering
digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu sirap, seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.
1 Genteng dan Bubungan
Menurut bahan material terdapat genteng beton dan genteng tanah liat keramik. Sedangkan menurut bentuknya, genteng terdiri atas genteng biasa genteng S,
genteng kodok, genteng pres silang. Sedangkan untuk bentuk genteng karpus terdiri atas genteng setengah lingkaran, genteng segitiga, dan genteng sudut
patah.
Gambar . Genteng Biasa Genteng S Gambar. Genteng Kodok
Gambar . Genteng Pres Silang
a b c Gambar
. Bubungan Setengah Lingkaran a; Bubungan Segitiga b; Bubungan Sudut Patah c
2 Penutup Atap Kayu Sirap
Bahan yang banyak digunakan pada rumah tradisional Indonesia berbahan dasar kayu. Sirap yang terbentuk dari potongan-potongan kayu tipis yang disusun 3
atau 4. Potongan kayu ini kemudian dipaku ke multiplek yang melapisi rangka atap. Atap genteng sirap berbahan baku kayu ulin, kayu jati dan sebagainya.
Bentuknya berupa lembaran tipis dengan panjang 40-60 cm, lebar 7-20 cm, dan tebal3-5 mm. Genteng sirap dipasang dengan susunan berlapis sehingga tidak
terdapat celah yang memungkinkan air meresap ke bawah. Pemasangan atap sirap dengan sudut kemiringan 25-40
Gambar . Penutup Atap Kayu Sirap
Keunggulan genteng sirap jika dibandingkan dengan genteng jenis lain antara lain bobotnya ringan, kuat, dan kokoh menahan beban yang berat; tidak
menyerap panas sehingga ruangan dibawahnya terasa sejuk dan dingin; serta setelah disusun maka mempunyai nilai keindahan yang tinggi setelah disusun
atau digunakan dirumah tinggal. Namun, pemasangan atap genteng sirap membutuhkan waktu yang lama. Apabila bocor, sulit untuk ditentukan letak atau
posisi kebocorannya. Selain itu,karena berasal dari bahan kayu yang jarang didapatkan dipasaran, harganya pun menjadi relatif mahal.
3 Penutup Atap Seng
Seng adalah salah satu sekian banyak bangunan yang sering digunakan sebagai penutup atap. Ukuran seng datar yang digalvanisir disepuh berkisar 915 mm x
1830 mm dengan beberapa macam tebal yang kurang dari 1mm. Jika seng terkena air hujan yang banyak mengandung garam akan mudah berkarat, lagipula
oleh jatuhnya air hujan akan menimbulkan suara yang gaduh, serta tidak bersifat isolasi panas maupun dingin artinya bila udara di luar panas dingin maka dalam
ruangan akan terasa lebih panas dingin. Kelebihannya bobotnya rendah, harganya murah, pemasangannya mudah sekaligus dapat menghemat biaya
Gambar . Penutup Atap Seng
4 Penutup Atap Asbes
Atap asbes berasal dari campuran semen dan bahan serat yangdipadatkan. Bentuk dan ukurannya beragam dengan tipe gelombang, antara laingelombang 5½,
gelombang 6½, dan gelombang 14. Harga genteng asbes cukup murah dipasaran dan menghemat biaya dalam pemasangan karena penggunaan kayu untuk rangka
atap lebih sedikit tidak memerlukan usuk dan reng serta keunggulan: pemasangannya mudah dan cepat.
Gambar . Penutup Atap Asbes
Akan tetapi, atap dari asbes memiliki kekurangan pertama yaitu menyerap panas sehingga ruangan dibawahnya terasa panas. Agar tidak mudah ditumbuhi lumut
dan tahan lama, sebaiknya atap genteng asbes dicat dengan cat khusus genteng. Sudut kemiringan dalam pemasangan konstruksinya adalah 15-25. Kekurangan
kedua, asbes dapat membahayakan tubuh. Jika ada bagian yang rusak, sehingga serat
– seratnya bisa lepas, ini menjadi bebabahaya karena sulit untuk mendeteksi bagai manakah yang dikatakan rusak. Kondis lain yang sangat beresiko adalah
saat asbes dipotong atau diperbaiki. Ketika di potong akan mengeluarkan serpihan-serpihan yang berupa serbuk, yang sangat berbahaya bagi paru-paru.
Beberapa Penyakit Akibat Asbes: 1. Asbestosis yaitu luka pada paru-paru hingga menyebabkan kesulitan bernapas
dan dapat mengakibatkan kematian. 2. Mesothelioma adalah sejenis kanker yang menyerang selaput pada perut dan
dada, mesothelioma baru muncul gejalanya setelah 20 – 30 tahun sejak pertama
kali menghirup serat asbes. 3. Kanker paru-paru, di negara-negara maju, asbes putih digolongkan sebagai
karsinogen bahan penyebab kanker.
Cara Mengurangi Efek Negatif Asbes 1. Jika atap menggunkan asbes, gunakanlah plafon untuk mecegah debu dan serat
asbes jatuh kedalam rumah. 2. Ganti asbes setiap 5 tahun sekali, walaupun tidak ada tanda-tanda rusak.
3. Saat mengerjakan asbes, gunakan alat penutup hidung. 4. Buatlah ventilasi yang baik, ventilasi yang baik akan mengurangi efek gas
radon yang terkandung di dalam asbes. 5. Mengecat asbes bukan solusi untuk mencegahnya asbes terhirup oleh tubuh,
asbes yang rusak walaupun dicat tetapakan menimbulkan dampak yang sama. Atap adalah penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam
bangunan dari hujan maupun salju. Bentuk atap ada yang datar dan ada yang miring, walaupun datar harus dipikirkan untuk mengalirkan air agar bisa jatuh ke
tanah. Fungsi atap yang paling penting yaitu menghindari air hujan agar tidak masuk
kedalam bangunan, menerima panas sinar dan menahan suhu agar tetap sejuk diruang dan menyerap panas tersebut. Atap mempunyai fungsi menahan beban
sendiri yaitu beban kuda-kuda dan bahan pelapis berarah vertikal kemudian meneruskannya pada kolom dan pondasi. Fungsi lainnya yaitu menahan tekanan
angin yang berarah horizontal. Bahan pembuatan struktur atap terdiri dari 3 macam bahan yaitu kayu,baja,dan baja ringan.
1. Teknik pembuatan atap : Mengamati mengenai bentuk
– bentuk atap sesuai culture asal daerahnnya.
Mengamati susunan dan bentuk rangka atap Mengamati macam
– macam bentuk dan bentang kuda - kuda Menghitung panjang jurai luar dan jurai dalam dengan proyeksi.
Menentukan cara meletakkan jurai luar dan jurai dalam.
2. Teknik pembuatan langit – langit dan pemodelannya
Langkah-langah dalam pelaksanaan pembuatan langit – langit dan
pemodelannya adalah sebagai berikut :
Mengamati pentingnya pemasangan langit – langit agar ruangan lebih
indah. Mengamati cara
– cara pemasangan rangka plafond sesuai macam – macam bahannya.
Mengamati cara –cara pemasangan penutup plafond sesuai macam –
macam bahannya. Menentukan model bentuk langit
– langit Menentukan tambahan pelajaran berupa partition.
Mengamati cara – cara pemasangan rangka partition sesuai dengan
macam – macam bahannya.
Mengamati cara memasang penutup partition sesuai dengan macam –
macam bahannya.
F. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik Scientific
Metode :
1. Diskusi dan ceramah. 2. Diskusi kelompok
3. Penugasan
G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Lembar Kerja Siswa 2. Buku Bahan Ajar
H. SUMBER BELAJAR
1. Frick, Heinz. Ir. 1980. Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu 1. Kanisius 2. Frick, Heinz. Ir. 1980. Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu 2. Kanisius
3. Frick, Heinz. Ir. 1980. Rumah Sederhana. Kanisius 4. Gunawan, Rudy. Ir. 1978. Pengantar Ilmu Bangunan. Kansius.
5. Frick, Heinz. Ir dan Stiawan, Pujo. 2002. Ilmu Konstruksi Perlengkapan dan Utilitas Bangunan. Kanisius
6. Edward T White. Graphic Vocabulary for Architectural Presentation 7. Dian Ariestadi. 2008. Teknik Struktur Bangunan Jilid 1
– 3. BSE PSMK Depdikbud.
8. Tamrin, A.G. 2008. Teknik Konstruksi Bngunan Gedung Sederhana Jilid 1
9. IBG I, II, III 10. Paket dari depdikbud
I. LANGKAH- LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan ke-6
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan ketua kelas
memimpin untuk berdo ’a bersama
sebelum pelajaran dimulai. 2. Guru memberikan gambaran mengenai
penggunaan peralatan
serta kelengkapan gambar teknik.
3. Guru menginformasikan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
15 Menit
Inti
Mengamati
1. Membaca bahan
bacaan terkait
dengan ilmu bangunan gedung. 2. Mengamati berbagai jenis atap dan
langit – langit bangunan gedung.
Menanya
Mengkondisikan siswa untuk secara aktif bertanya tentang topic yang
berkaitan dengan
bagian atas
bangunan.
Mengeksplorasi
1. Melakukan pengumpulan data tentang bagian-bagian atas bangunan gedung
atap dan langit-langit. 2. Mengamati mengenai bentuk2 atap
sesuai cultur asal daerahnya 3. Mengamati susunan dan bentuk
rangka atap 4. Mengamati macam2 bentuk dan
bentang kuda2 5. Mengnghitung panjang juari luar
danjurai dalam dengan proyeksi 6. Menentukan cara meletakkan jurai luar
dan jurai dalam
Mengasosiasi
240 menit
Mengkategorikan datainformasi dan menentukan hubungannya, selanjutnya
disimpulkan dengan urutan dari yang sederhana sampai pada yang lebih
kompleks terkait dengan ilmu bangunan
gedung. Mengkomunikasikan
Mempresentasikan hasil pemeriksaan tentang berbagai jenis bagian atas
bangunan.
Penutup 1. Siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan materi. 2. Guru memberikan soal latihan
sebagai tugas mandiri. 30 menit
Pertemuan ke-7 KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan ketua kelas
memimpin untuk
berdo ’a bersama
sebelum pelajaran dimulai. 2. Guru memberikan gambaran mengenai
penggunaan peralatan serta kelengkapan gambar teknik.
3. Guru menginformasikan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
15 Menit
Inti
Mengamati
1. Membaca bahan
bacaan terkait
dengan teknik pemasangan langit- langit dan juga pemodelannya.
2. Mengamati berbagai jenis atap dan langit
– langit bangunan gedung.
Menanya
Mengkondisikan siswa untuk secara aktif bertanya tentang topic yang
berkaitan dengan
bagian atas
240 menit
bangunan.
Mengeksplorasi
1. Melakukan pengumpulan data tentang bagian-bagian atas bangunan gedung
langit-langit plafond. 2. Mengamati pentingnya pemasangan
langit2 agar ruangan lebih indah 3. Mengamati cara2 pemasangan rangka
plafon susuai macam2 bahannya 4. Mengamati cara2 pemasangan
penutup plafon sesuai macam2 bahannya
5. Menentukan model bentuk langit2 6. Menentukan tambahan pelajaran
berupa partition 7. Mengamati cara2 pemasangan rangka
partition sesuai dengan macam2 bahannya
8. Mengamati cara memasang penutup partition sesuai dengan macan2
bahannya
Mengasosiasi
Mengkategorikan datainformasi dan menentukan hubungannya, selanjutnya
disimpulkan dengan urutan dari yang sederhana sampai pada yang lebih
kompleks terkait dengan ilmu bangunan
gedung. Mengkomunikasikan
Mempresentasikan hasil pemeriksaan tentang berbagai jenis bagian atas
bangunan.
Penutup 1. Siswa
dengan bimbingan
guru menyimpulkan materi.
2. Guru memberikan soal latihan sebagai tugas mandiri.
30 menit
J. PENILAIAN 1. Teknik dan Bentuk Instrumen