Pengetahuan ibu mengenai makanan tradisional

46 Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen pengetahuan, upaya yang dilakukan, dan aspek yang dikenalkan terhadap makanan tradisional Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator Item Jml Ket Upaya ibu adalah aktivitas yang dilakuka noleh ibu dalam mengen alkan MTY pada AUD yamg meliputi 3 hal yaitu dalam hal Penget ahuan, Upaya, Aspek yang dikenalk an Pengetahu an Pengetahuan ibu mengenai makanan tradisional Yogyakarta meliput yang ibu ketahui dan sajikan pada anak Nama dan Jenis Diketahui dan Disajikan, terdiri dari : 1. Makanan Pokok = 12 2. Sayur = 13 3. Lauk Pauk = 27 4. Kudapan = 27, Gorengan = 13 1-92 92 Checklist Upaya yang dilakukan Upaya ibu dalam mengenalkan makanan tradisional adalah berbagai upaya yang dikenalkan ibu dalam mengenalkan makanan tradisional dan Tingkat intensitas upaya ibu dalam mengenalkan makanan tradisional Upaya ibu dan tingkat intensitas upaya ibu dalam mengenalkan 1. Mengajak ke pasar tradisional 2. Mengajak memasak 3.Menghadirkan makanan tradisional dalam hidangan sehari – hari 4.Melalui Media Informasi dan Komunikasi Media Cetak 5 item, Elektronik 3 item 5. Bermain 6.Bercerita 7.Mengajak Wisata Kuliner Festival Kuliner 1-14 14 SL = Selalu S = Sering KK = Kadang – Kadang TP = Tidak Pernah Aspek makanan tradisional yang dikenalkan Apa saja aspek yang dikenalkan ibu pada anak usia dini terhadap makanan tradisional meliputi nama, jenis, wujud, cara pengolahan, karakteristik dan juga manfaat mengenalkannya Aspek yang dikenalkan nama, jenis, wujud, cara pengolahan, karakteristik terdiri dari : 1. Makanan Pokok = 12 2. Sayur = 13 3. Lauk Pauk = 27 4. Kudapan = 27, Gorengan = 13 b. Manfaat mengenalkan aspek makanan tradisional Yogyakarta 1-92 1-4 96 Checklist dan Kuesione r Isian Total Item Pertanyaan 202 47

G. Uji Coba Instrumen 1. Uji Keterbacaan

Pada dasarnya Keterbacaan Readability adalah seluruh unsur yang ada dalam teks termasuk di dalamnya interaksi antar teks yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembaca dalam memahami materi yang dibacanya pada kecepatan membaca yang optimal Dale Chall dalam Gilliland, 1972. Jadi Uji Keterbacaan Readability Test yang dimaksud adalah sejauh mana responden memahami dan mengerti apa yang ada di dalam kuesioner yang diberikan baik dalam memahami isi maupun cara pengisian kuesioner. Hal itu perlu karena pesan yang penting dan bermanfaat akan menjadi sia-sia kalau responden tidak dapat menangkap pesan itu dengan baik. Apabila dilihat kegiatan menulis dan membaca sebagai suatu proses komunikasi, maka tujuan komunikasi sebenarnya tidak hanya sebatas pesan itu sampai dan dipahami oleh responden tetapi diharapkan kedepannya dapat memberikan pengaruh sehingga terjadi perubahan perilaku responden dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak sadar menjadi sadar, atau dari tidak mampu menjadi mampu berbuat. Hal ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto 1991: 24, Uji Keterbacaaan dilakukan sebelum penyebaran kuesioner angket penelitian guna mengetahui apakah angket yang digunakan dapat dipahami oleh responden dalam hal ini adalah ibu yang mempunyai anak usia 2 – 6 tahun 10 dari jumlah sampel yang ada. Dari hasil uji keterbacaaan didapatkan hasil bahwa ibu yang berumur 35 – 45 tahun memiliki kesulitan dalam mengisi kuesioner sehingga diperlukan pendampingan ketika mengisi kuesioner.