34 perkembangan. Hidayat, S 2005: 46 menyatakan rendahnya konsumsi pangan
atau tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan
tubuh terhadap serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja. Hasil penelitian Hidayat 2004: 47 menunjukkan hasil ada hubungan yang
positif antara konsumsi makanan dengan status gizi anak P 0,001. Anak yang diberi makanan lengkap status gizinya lebih baik daripada anak yang diberi
makanan tidak lengkap. Asupan gizi seimbang dari makanan memegang peranan penting dalam
proses pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Bersamaan dengan pola makan yang baik dan teratur yang diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan
pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan dapat membantu mengkondisikan kebutuhan akan pola makan sehat pada anak. Pola makan
sehat memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Pada masa ini anak
– anak membutuhkan gizi yang meliputi protein, lemak, karbohidrat, vitamin serta, mineral yang berfungsi
sebagai sumber energi, zat pembangun, dan zat pelindung.
D. Kerangka Pemikiran
Makanan tradisional merupakan salah satu aset budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan keberadaaannya supaya tidak hilang ditelan oleh
waktu. Makanan tradisional merupakan makanan yang cocok dengan daerah setempat dan diolah berdasarkan resep turun
– temurun. Beberapa waktu lalu makanan tradisional selalu hadir dalam hidangan sehari - hari yang digemari oleh
banyak kalangan tua dan muda, kaya maupun miskin serta mempunyai
35 kebanggaan ketika mengkonsumsinya. Namun dengan berjalannya waktu serta
kencangnya arus globalisasi dan konsep modernisasi turut memberikan pengaruh terhadap perkembangan dan penerimaan makanan tradisional di
masyarakat. Namun penekanannya adalah bagaimana bangsa ini menjadi filter yang baik bagi masyarakat akan arus globalisasi dan menyikapi segala budaya
yang masuk dengan selalu berpegang pada apa yang telah diyakininya sebagai suatu hal yang bersifat prinsipil dan mendasar bagi diri bangsa Indonesia.
Pada masa sekarang makanan tradisional merupakan simbol yang menunjukan jati diri bangsa. Kesadaran serta kepedulian ibu akan pengenalan
makanan tradisional kepada anaknya merupakan langkah awal menuju pengembangan dan pelestarian makanan tradisional baik dalam keluarga
maupun masyarakat disekitarnya. Karena menurut Marsono 1997: 3, pengenalan merupakan wujud pelestraian makanan daerah sekaligus untuk
menjaga agar kesinambungan pewaris budaya oleh generasi sekarang tidak terputus. Mengenalkan makanan tradisional dalam keluarganya khususnya bagi
anaknya adalah salah satu cara guna menyikapi perkembangan yang terjadi di era
globalisasi. Harapannya
makanan tradisional
semakin dikenal
keberadaannya oleh masyarakat sehingga tidak tergerus oleh zaman dan bangsa ini mempunyai generasi penerus dalam melestarikan makanan
tradisional. Ibu yang mempunyai anak usia dini usia 3 - 6 tahun seharusnya mempunyai
rasa kepedulian terhadap pelestarian makanan tradisional Yogyakarta. Dalam pelestarian tersebut ada banyak cara yang digunakan untuk mewujudkannya,
salah satunya melalui pengenalan, karena pengenalan merupakan langkah awal dalam mewujudkannya. Dalam pengenalan tersebut ada beberapa upaya yang