47
G. Uji Coba Instrumen 1. Uji Keterbacaan
Pada dasarnya Keterbacaan Readability adalah seluruh unsur yang ada dalam teks termasuk di dalamnya interaksi antar teks yang berpengaruh
terhadap keberhasilan pembaca dalam memahami materi yang dibacanya pada kecepatan membaca yang optimal Dale Chall dalam Gilliland, 1972. Jadi Uji
Keterbacaan Readability Test yang dimaksud adalah sejauh mana responden memahami dan mengerti apa yang ada di dalam kuesioner yang diberikan baik
dalam memahami isi maupun cara pengisian kuesioner. Hal itu perlu karena pesan yang penting dan bermanfaat akan menjadi sia-sia kalau responden tidak
dapat menangkap pesan itu dengan baik. Apabila dilihat kegiatan menulis dan membaca sebagai suatu proses komunikasi, maka tujuan komunikasi
sebenarnya tidak hanya sebatas pesan itu sampai dan dipahami oleh responden tetapi diharapkan kedepannya dapat memberikan pengaruh sehingga terjadi
perubahan perilaku responden dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak sadar menjadi sadar, atau dari tidak mampu menjadi mampu berbuat. Hal ini sejalan
dengan pendapat Suharsimi Arikunto 1991: 24, Uji Keterbacaaan dilakukan sebelum penyebaran kuesioner angket penelitian guna mengetahui apakah
angket yang digunakan dapat dipahami oleh responden dalam hal ini adalah ibu yang mempunyai anak usia 2
– 6 tahun 10 dari jumlah sampel yang ada. Dari hasil uji keterbacaaan didapatkan hasil bahwa ibu yang berumur 35
– 45 tahun memiliki kesulitan dalam mengisi kuesioner sehingga diperlukan pendampingan
ketika mengisi kuesioner.
48
2. Uji Validitas
Untuk menguji validitas instrumen dengan menggunakan construct validity,
menurut Sugiyono 2012: 352 untuk menguji validitas konstruks dapat digunakan pendapat dari ahli Judgement Experts. Dalam hal ini setelah
instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para
ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun tersebut. Uji validitas instrumen yang digunakan adalah validitas
content validity diperoleh dengan uji validitas oleh para ahli yaitu dosen dari Jurusan Pendidikan Teknik
Boga dan Busana Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 202 item pernyataan yang ada di kuesioner dinyatakan valid semua.
Hasil uji validitas selengkapnya dapat dilihat di lampiran.
3. Uji Reliabilitas
Instrumen dikatakan
reliabel apabila
instrumen tersebut
mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya dan sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya. Suharsimi 2002: 154 menyatakan: “Reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik”. Dengan metode Alpha Cronbach, koefisien yang diukur akan beragam antara 0 hingga 1.
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan yang diteliti pada variabel pelayanan dan kualitas produk dinyatakan reliabel karena
mempunyai nilai Cronbach Alpha sebesar 0,913. Nilai Cronbach Alpha tersebut sudah lebih besar dari 0,60, sehingga instrument penelitian dinyatakan reliabel.
49
H. Teknik Analisis Data
Jenis data dan skala pengukuran menentukan teknik analisis data yang dapat digunakan jenis data terbagi menjadi dua yaitu data kuantitatif dan kualitatif.
Pada penelitian ini jenis data yang dipakai adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang telah diberi skor
nilai. Data kuantitatif dapat dianalisis dengan statistik deskriptif atau statistik inferensial menggunakan rumus
– rumus matematika terapan statistik Endang Mulyatiningsih, 2011: 38. Analisis data secara deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan data penelitian apa adanya dan tidak digunakan untuk mengambil kesimpulan statistik. Hasil analisis data secara deskriptif dilaporkan
dalam bentuk mean, median, modus, standar deviasi, varians, nilai minimum dan nilai maksimum, kurtosis kepuncakan kurva, dan skewness kemencengan
kurva. Penyajian hasil analisis data deskriptif dapat dilengkapi dengan menggunakan table, grafik dan diagram garis, batang, lingkaran. Penyajian
data deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran singkat tentang hasil penelitian supaya lebih mudah dibaca dan dipahami. Uraiannya dapat dilihat
berikut ini :
1. Mean
Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata kelompok tersebut. Rata
– rata ini diperoleh dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu kemudian dibagi dengan jumlah individu
yang ada pada kelompok tersebut. Hal ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
50 Keterangan:
f : Frekuensi
x : Titik Tengah
N : Jumlah Sampel Sugiyono, 2012: 49
2. Median
Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil
sampai yang terbesar, atau sebaliknya. Rumusnya adalah :
Keterangan: b
: batas bawah p
: panjang kelas interval N
: banyak responden F
: jumlah semua frekuensi f
: frekuensi kelas interval Sugiyono, 2012: 53
3. Modus
Modus merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai yang sedang populer yang sedang menjadi mode atau nilai yang paling sering
muncul dalam kelompok tersebut. Rumusnya sebagai berikut : Mean =
Median = b + p