141
a. Prasangka Sosial Terhadap Megamind
Prasangka Sosial Terhadap Megamind Dalam Adegan 9
Time Code: 03:31 - 04:14
Shoot 1 Shoot 2
Shoot 3
Kode Verbal Dalam Adegan 9
Megamind : Setelah beberapa tahun, dengan terkadang berperilaku baik, aku diberi kesempatan untuk belajar merubah diriku menjadi lebih baik.
Di tempat aneh yang disebut sekolah.
Makna Denotasi Dalam Adegan 9
Adegan kesembilan memperlihatkan kejadian-kejadian yang terjadi ketika Megamind pertama kali pergi ke sekolah. Berbeda dengan anak-anak normal
lainnya yang mengenakan pakaian rapi saat bersekolah, Megamind justru mengenakan seragam narapidana berwarna orange.
Shoot
1 menunjukkan gambar perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
142
Megamind yang berada di depan gerbang penjara, ia sedang menunggu bis penjara menuju ke sekolah. Terlihat dalam
shoot
ini Megamind sedang memegang Minion dengan kedua tangannya yang diborgol, kemudian terdapat tiga orang
yang menemaninya, dua orang yang memegang rantai borgol adalah polisi adapun satu orang lainnya yang mengenakan jas adalah kepala sipir penjara.
Shoot
2 memperlihatkan gambar Megamind yang sedang heran saat hendak memasuki ruangan kelasnya, sementara di belakang Megamind terlihat
gambar dua polisi penjara yang memegang borgolnya sebagai latar. Dalam
shoot
3 terdapat gambar teman-teman sekelas dan guru Megamind yang bereaksi ketakutan setelah kedatangan Megamind, mulut mereka terlihat terbuka lebar
sementara mata mereka melotot sebagai isyarat rasa kaget sekaligus cemas terhadap kehadiran Megamind. Jika diperhatikan mayoritas murid dan guru di
kelas tersebut adalah orang kulit putih. Makna dalam adegan ini mencakup reaksi yang ditampilkan oleh orang-
orang ketika Megamind melakukan hari pertamanya disekolah. Pada bagian awal memperlihatkan bagaimana Megamind harus mendapatkan pengawalan yang ketat
oleh penjaga penjara dan seorang sipir ketika berangkat ke sekolah. Sedangkan ketika tiba disekolah kehadiran Megamind menimbulkan reaksi yang membuat
orang-orang seisi kelasnya kaget atau cemas. Dari adegan ini akan terlihat jika kehadiran Megamind di sekolahnya tidak mendapatkan sambutan yang baik oleh
orang-orang disekitarnya. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
143
Makna Konotasi Dalam Adegan 9
Jika dianalisa reaksi buruk yang diterima oleh Megamind berhubungan dengan prasangka-prasangka sosial yang seringkali ditampilkan dalam film
Hollywood. Menurut Liliweri, prasangka adalah sikap antipati berdasarkan generalisasi yang salah atau generalisasi yang tidak luwes. Sikap antipati ini dapat
dirasakan atau dinyatakan. Antipati bisa langsung ditujukan kepada kelompok atau individu dari kelompok tertentu. Prasangka merupakan sikap antipati yang
berlandaskan pada caara menggenariliasi yang salah dan tidak tepat. Kesalahan tersebut dapat saja diungkapkan secara langsung kepada orang yang menjadi atau
dianggap sebagai kelompok tertentu Liliweri, 2005:206. Salah satu prasangka sosial yang seringkali ditampilkan dalam film-film
Hollywood adalah anggapan negatif terhadap masyarakat kulit hitam. Dalam film Hollywood seringkali orang kulit hitam dihubung-hubungkan sebagai pelaku
kriminal yang berbahaya sehingga membuat masyarakat, terutama orang kulit putih, menjadi cemas dan ketakutan. Hal ini secara tidak langsung makin
diperkuat dengan fakta-fakta mengenai tingginya tingkat kriminalitas dikalangan orang-orang kulit hitam.
Disebutkan oleh Jeneen Jones bahwa 28,5 laki-laki kulit hitam pernah masuk penjara selama hidup mereka. Angka tersebut sekitar enam kali lebih
banyak dibandingkan laki-laki kulit putih yang berjumlah 4,4 . Sedangkan di kalangan wanita, 3,6 dari wanita kulit hitam akan masuk penjara setidaknya
sekali dalam hidupnya dan wanita kulit putih hanya 0,5. Kemudian diperkirakan jika 7,9 laki-laki kulit hitam dan 0,7 laki-laki kulit putih akan memasuki
commit to user
144
penjara federal saat berusia 20 tahun. Berikutnya terdapat 21,4 laki-laki hitam dan 1,4 laki-laki putih akan dikurung di penjara pada usia 30 tahun
http:apisuci.blogspot.com201203kebenaran-tentang-kejahatan-hitam.html. Data-data yang disebutkan diatas menunjukkan betapa tingginya angka
kriminalitas dikalangan orang kulit hitam. Hal ini lantas melahirkan istilah
Black Crime
. Istilah ini kemudian dipakai untuk melabeli orang kulit hitam sebagai kelompok masyarakat yang identik dengan kejahatan dan penjara. Sedangkan
dalam film Megamind konsep mengenai
Black Crime
ditampilkan dalam adegan 9. Pada bagian awal, diperlihatkan bagaimana Megamind harus mendapatkan
pengawalan yang ketat saat berangkat ke sekolah. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa Megamind sebagai orang kulit gelap hitam merupakan simbol pelaku
kriminal yang harus dijaga ketat ketika bersekolah. Sesampainya disekolah kedatangan Megamind menimbulkan reaksi cemas
dan kaget bagi para siswa di sebuah kelas. Jika dianalisa maka reaksi yang ditampilkan oleh para siswa tersebut terjadi karena status Megamind sebagai
seorang penghuni penjara dan orang kulit gelap hitam. Status yang dimiliki oleh Megamind itu membuatnya dipandang sebagai simbol orang yang berperilaku
jelek dan berbahaya bagi masyarakat, terutama bagi siswa di sekolahnya. Oleh karena itu, konsep
Black Crime
merepesentasikan status Megamind sebagai orang kulit hitam yang dipandang buruk dan berstatus rendah.
commit to user
145
Prasangka Sosial Terhadap Megamind Dalam Adegan 11
Time Code: 04:36 - 04:38
Shoot 1
Makna Denotasi Dalam Adegan 11
Adegan ini memperlihatkan Megamind yang sedang berfoto dengan guru dan teman-teman sekolahya. Dari hasil foto nampak siswa sekolah saling
berkumpul dan membentuk barisan ditengah-tengah gambar. Sedangkan Megamind tidak berada pada barisan tersebut namun posisinya berada di sudut
kiri gambar sehingga terlihat jarak kosong diantara siswa yang berkumpul dengan Megamind. Makna yang ditimbulkan dari hasil foto tersebut menunjukkan bahwa
Megamind merupakan siswa yang dijauhi oleh para siswa dan guru disekolahnya. Hal ini secara jelas terlihat ketika siswa disekolah tersebut menjaga jarak dengan
Megamind ketika sedang berfoto.
Makna Konotasi Dalam Adegan 11
Hubungan antarmanusia seringkali dipengaruhi oleh perasaan psikologis atau perasaan emosi tertentu, inilah yang dimaksud jarak sosial. Jarak sosial
merupakan perasaan untuk memisahkan seseorang atau kelompok sosial berdasarkan tingkat penerimaan tertentu. Hubungan antara jarak sosial dengan
commit to user
146
prasangka berbanding lurus, semakin besar atau semakin jauh jarak sosial maka prasangka yang timbul menjadi semakin besar pula. Sebaliknya semakin kecil
atau semakin dekat jarak sosial terhadap seseorang maka prasangka sosial semakin kecil Liliweri, 2001:178
Dalam film ini ditampilkan sebuah jarak sosial yang terjadi di dalam sekolah Megamind, dan hal itu secara tersirat nampak pada gambar foto di dalam
adegan 11. Dalam foto tersebut terlihat jika para siswa tidak menerima kehadiran Megamind sebagai bagian dari kelompok mereka sehingga ketika sedang berfoto
mereka menjauhkan dirinya dari Megamind. Cara para siswa untuk menjauhi Megamind tersebut merupakan simbol mereka dalam membentuk jarak sosial
didalam sekolah. Adapun faktor yang jadi penyebab terjadinya jarak sosial tersebut adalah prasangka yang dimiliki oleh para siswa mengenai Megamind.
Menurut Mar‟at 1981, prasangka sosial adalah dugaan-dugaan yang memiliki nilai positif atau negatif, tetapi biasanya lebih bersifat negatif.
Sedangkan menurut Brehm dan Kassin 1993, prasangka sosial adalah perasaan negatif terhadap seseorang semata-mata berdasar pada keanggotaan mereka dalam
kelompok tertentu. Prasangka sosial menurut Papalia dan Sally 1985 adalah sikap negatif yang ditujukan pada orang lain yang berbeda dengan kelompoknya
tanpa adanya
alasan yang
mendasar pada
pribadi orang
tersebut http:id.wikipedia.orgwikiPrasangka.
Secara tersirat para siswa sekolah memiliki prasangka negatif mengenai Megamind yang dibesarkan dipenjara dan bekulit gelap hitam. Prasangka negatif
commit to user
147
yang semakin besar kepada Megamind membuatnya semakin dijauhi oleh para siswa disekolah, alhasil ia dianggap sebagai musuh bersama oleh setiap siswa di
sekolah tersebut. Prasangka negatif mengenai Megamind itu mendorong para siswa untuk menjauhinya tanpa alasan yang jelas, bahkan prasangka itu muncul
sebelum mereka mengenal atau berhubungan dengan Megamind terlebih dahulu. Secara garis besar, jarak sosial yang diberikan kepada Megamind
menunjukkan sebuah bentuk prasangka yang tidak menghargai atau menghormatinya. Oleh karena itu foto Megamind yang diajuhi oleh teman-
temannya menjadi simbol jarak sosial dalam adegan 11. Jika ditelusuri, alasan mengapa Megamind dijauhi teman-temanya dikarenakan ia memiliki status sosial
yang rendah sebagai orang berkulit gelap hitam yang dibesarkan dipenjara. Dengan status sosial yang disandang oleh Megamind, maka tidak mengherankan
jika tidak ada satupun orang yang menaruh hormat kepadanya. Oleh karena itu jarak sosial dalam adegan ini merepesentasikan sosok Megamind yang memiliki
status sosial yang rendah.
Prasangka Sosial Terhadap Megamind Dalam Adegan 13
Time Code: 04:55-05:16
Shoot 1 Shoot 2
commit to user
148
Shoot 3
Kode Verbal Dalam Adegan 13
Megamind : Tidak peduli sekeras apapun aku mencoba, aku selalu menjadi
orang yang terasing. Orang yang paling terakhir dipilih, si pengacau, kambing hitam Narasi - On Screen.
Megamind : Anak nakal
Megamind : Uhhh…
Makna Denotasi Dalam Adegan 13
Pada awal adegan, siswa-siswa di sekolah terlihat akan melakukan permainan lempar tangan. Selanjutnya pemimpin kelas Metro Man ditugaskan
untuk memilih anggota kelompoknya dalam permainan tersebut. Pada akhirnya siswa yang tersisa untuk dipilih oleh pemimpin kelas hanya tersisa dua orang,
yaitu seorang siswi sakit yang mengenakan tongkat serta Megamind. Kedua orang itu secara simbolik menjadi orang buangan atau orang-orang yang menjadi pilihan
terakhir ketika membentuk sebuah kelompok. Selanjutnya dalam
shoot
1 pemimpin kelas memilih siswi tersebut dan hanya menyisakan Megamind yang
sendirian untuk ikut serta dalam permainan tersebut. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
149
Dalam
shoot
2 Megamind menunjukkan ekspersi kecewa karena tidak ada satu anakpun yang mau bermain olah raga “lempar tangan” dengannya. Bahkan
dalam
shoot
ini ditampilkan gambar salah satu siswi yang gembira karena tidak menjadi rekan Megamind dalam permainan “lempar tangan”.
Shoot
3 menampilkan Megamind yang harus sendirian menghadapi teman-temannya
dalam permainan lempar tangan. Nampak Megamind sangat kewalahan dalam permainan yang tidak adil tersebut sehingga ia harus terjatuh setelah bola yang
dilemparkan oleh teman-temannya mengenai kepalanya. Meskipun mengalami perlakuan yang tidak adil itu, namun Megamind terlihat tidak membalas atas
perbuatan yang dilakukan oleh teman-temannya. Adegan ini memuat makna mengenai perlakuan yang diterima oleh
Megamind dari teman-teman di sekolahnya. Terlihat melalui rangkaian
shoot
diatas Megamind mengalami penolokan atau tidak diterima sebagai bagian dari kelompok teman-temannya. Sedangkan dari isi dialog pada adegan ini
memperlihatkan bahwa Megamind sebenarnya sudah berupaya agar bisa diterima oleh teman-temannya. Namun usaha Megamind ternyata tidak berhasil karena
teman-temannya memberikan label kepadanya sebagai kambing hitam atau anak nakal yang harus dijauhi.
Penolakan oleh teman-temannya membuat Megamind mudah untuk diperlakukan secara tidak adil. Namun Megamind nampaknya tidak berusaha
untuk melawan terhadap perlakuan yang dialaminya. Hal ini nampak jelas dalam
shoot
3 saat Megamind hanya pasrah walaupun teman-temannya melemparkan bola kearahnya secara kasar. Tindakan yang dilakukan teman-temannya kepada
commit to user
150
Megamind mengarah pada sebuah tindakan yang menggangu dan tidak menyenangkan, bahkan secara fisik cenderung menyakiti Megamind.
Makna Konotasi Dalam Adegan 13
Dari adegan ini menunjukkan makna bahwa saat kecil Megamind mengalami perlakuan buruk oleh teman-temannya disekolah. Dalam budaya
populer di Barat perlakuan buruk yang diterima Megamind tersebut identik dengan sebuah istilah yang disebut
bullying
. Dalam www.psychologymania.com disebutkan jika
bullying
merupakan masalah sosial yang ditemukan di kalangan anak-anak sekolah.
Bullying
berasal dari kata
bully
yang artinya penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Beberapa istilah yang seringkali dipakai oleh
masyarakat untuk menggambarkan fenomena
bullying
diantaranya adalah penindasan, penggencetan, peloncoan, pemalakan, pengucilan, atau intimidasi
http:www.psychologymania.com201206definisi-bullying.html. Menurut Barbara Coloroso dalam
www.psychologymania.com, Bullying terbagi menjadi empat bentuk, yaitu:
1.
Bullying Secara Verbal;
perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan
yang bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual, teror, surat- surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-
kusuk yang keji dan keliru, gosip dan sebagainya. 2.
Bullying Secara Fisik;
yang termasuk dalam jenis ini ialah memukuli, menendang, menampar, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi,
memalak atau meminta paksa yang bukan miliknya, pengeroyokan, perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
151
menjadi eksekutor perintah senior atau pemimpin, dan merusak serta menghancurkan barang-barang milik anak yang tertindas.
3.
Bullying Secara Relasional
adalah pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran,
mengintimdasi, mengecilkan, dan mendiskriminasikan. 4.
Bullying Elektronik;
merupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer,
handphone, internet, website,
chatting room
, e-mail, SMS dan lain sebagainya
http:www.psychologymania.com201206jenis-jenis- bullying.html.
Berdasarkan penjelasan diatas, Megamind mengalami dua bentuk
bullying
yaitu
Bullying Secara Fisik
dan
Bullying Secara Relasional. Bullying Secara Fisik
yang dialami Megamind adalah pengeroyokan dan pemukulan dengan bola yang dilakukan oleh teman-temannya ketika bermain bola lempar. Sedangkan
Bullying Secara Relasional
meliputi tindakan mengabaikan dan mendiskriminasikan Megamind ketika pemilihan kelompok dalam permainan bola lempar. Oleh karena
itu makna yang timbul dari adegan ini menandakan bahwa Megamind merupakan “korban
bullying
” dari teman-teman sekolahnya.
Jika ditelusuri
bullying
terjadi karena beberapa kondisi. Pertama, korban yang mengalami
bullying
tidak melakukan perlawanan. Kedua,
bullying
terjadi karena pengulangan atau dilakukan berulang kali lebih dari satu periode waktu.
Ketiga,
bullying
biasa terjadi karena harga diri atau desakan lingkungan karena adanya sebuah pola-pola seperti senior-junior, status asimetri, serta kesempatan
commit to user
152
dan niat balas dendam http:www.psychologymania.com201206faktor-faktor- penyebab-terjadinya.html.
Selain ketiga kondisi tersebut terdapat situasi-stuasi lainnya yang menjadi penyebab
bullying
, misalnya karena kedudukan sosial atau posisi yang tidak seimbang dalam sebuah kelompok. Hal ini biasanya diwujudkan dalam
perbedaan-perbedaan status sosial yang dipengaruhi faktor kekuatan, kekuasaan, popularitas, dan lain sebagainya. Orang melakukan
bullying
biasanya karena merasa statusnya paling tinggi, sebab ketika seseorang mempunyai kekuatan dan
status sosial yang tinggi maka muncul kemungkinan jika ia akan memilih melakukan
bullying
dibandingkan melindungi orang-orang yang lemah. Jika diperhatikan maka
bullying
yang dialami Megamind disebabkan karena dua alasan. Penyebab pertama terjadi karena Megamind tidak bisa
memberikan perlawanan yang kuat terhadap perlakuan buruk yang diterimanya dari teman-temannya.
Bullying
terhadap Megamind tentu tidak akan terjadi jika ia mampu membuat teman-temannya jera ketika menganggunya. Sedangkan alasan
yang kedua adalah kedudukan sosial yang tidak seimbang di sekolah Megamind, sebab pada adegan ini terlihat jika kelompok orang yang memiliki kedudukan
tinggi melakukan
bullying
terhadap orang dengan kedudukan rendah. Dalam adegan 13, Megamind menjadi simbol bagi orang dengan
kedudukan yang rendah karena ia dijauhi atau dikucilkan oleh teman-temannya disekolah. Secara tersirat penyebab Megamind terkucilkan adalah status sosial
yang dimilikinya sebagai orang berkulit gelap atau hitam, serta latar belakangnya perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
153
sebagai penghuni penjara. Setelah dijauhi oleh teman-temannya Megamind tidak memiliki kekuatan dan kekuasan di sekolahnya sehingga membuat kedudukan
atau status sosialnya berada di tingkat terendah. Sebaliknya Metro Man pemimpin kelas yang memiliki banyak pengikut
atau teman di dalam kelompoknya memiliki kekuatan dan pengaruh yang besar, hal tersebut membuatnya berada di tingkatan tertinggi di sekolahnya. Karena
memiliki kedudukan yang tinggi maka Metro Man seringkali mengajak teman- temannya menganggu
bullying
Megamind yang memiliki kedudukan yang rendah. Posisi Megamind sebagai korban
bullying
merepesentasikan kedudukan sosialnya yang rendah yang mengakibatkan ia mengalami diskriminasi di
sekolahnya. Oleh sebab itu adegan ini menunjukkan simbol-simbol diskriminasi terhadap Megamind karena latar belakang sosialnya yang rendah.
b. Gaya Hidup Megamind