Pengorganisasian Badan Usaha Milik Daerah BUMD

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 60 menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan KementerianLembagaSatuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya. 4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana Bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan. Evaluasi ini dilakanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana pembagunan.

B. Pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian sangat erat kaitannya dengan fungsi perencanaan. Pengorganisasian dapat diartikan sebagai penetapan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan, pengelompokkan tugas-tugas dan pembagian pekerjaan kepada setiap pegawai dan penetapan hubungan-hubungan kerja. Misalnya jika pengorganisasian dilaksanakan dengan baik, maka organisasi yang dihasilkan pun akan lebih baik dan tujuan organisasi relatif akan mudah dicapai. Untuk membentuk atau menyempurnakan organisasi kelembagaan perlu diperhatikan prinsip pengorganisasian dan pertimbangan-pertimbangan yang rasional lainnya seperti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dari hasil analisis jabatan. Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 61 Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 21 Tahun 1990 tentang Pedoman dan Proses Pembentukan atau Penyempurnaan Kelembagaan di lingkungan Instansi Pemerintah Pusat, Perwakilan RI di luar negeri dan pemerintah di Daerah, disebutkan prinsip-prinsip pengorganisasian sebagai berikut: 1. Prinsip Pembagian Habis Tugas Prinsip ini dimaksudkan agar supaya tugas pokok dan fungsi pemerintah terbagi habis dalam Departemen-Departemen dan Lembaga-lembaga Non Departemen, sehingga bagaimanapun cara yang dipergunakan untuk menyusun organisasi aparatur pemerintah secara fungsional, ada yang mengurus dan bertanggung jawab atas setiap fungsi. 2. Prinsip Perumusan Tugas Pokok dan Fungsi yang Jelas Usaha yang sungguh-sungguh harus dilaksanakan untuk menjamin bahwa tugas pokok dan fungsi instansi pemerintah adalah jelas, sehingga dapat dihindarkan timbulnya duplikasi, ataupun overlapping atau paling tidak dapat dikurangi. 3. Prinsip Fungsionalisasi Prinsip fungsionalisasi dimaksudkan di dalam penyelenggaraan pemerintahan ada organisasi yang secara fungsional bertanggungjawab atas sesuatu bidang dan tugas pemerintahan dan prinsip ini juga menentukan batas-batas kewenangannya. Dalam kerjasama dengan instansi lain fungsionalisasi menentukan instansi mana yang harus memprakarsai kerjasama tersebut. 4. Prinsip Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi Mengingat bahwa tidak ada satupun kegiatan pemerintahan, baik tugas umum pemerintahan maupun pembangunan yang Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 62 sepenuhnya dapat dilaksanakan hanya oleh satu instansi pemerintah saja, maka mutlak diperlukan organisasi yang benar-benar sadar terhadap kerjasama dengan instansi lain. Lebih-lebih kegiatan pembangunan pada dasarnya harus ditangani secara multifungsional dan interdisipliner, baik di dalam perumusan kebijakan maupun pelaksanaannya. Kebijakan-kebijakan yang dirumuskan oleh berbagai instansi harus serasi satu sama lainnya mutually consistent policies. 5. Prinsip Kontinuitas Pelaksanaan kegiatan pemerintah yang efektif dan efisien akan lebih terjamin apabila ada kontinuitas dalam perumusan kebijakan, perencanaan penyusunan program dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan operasional. Aparatur pemerintah tidak seharusnya menggantungkan diri pada individu pejabat tetapi kepada kelangsungan kelembagaan. 6. Prinsip Lini dan Staf Bentuk organisasi yang dipandang baik yaitu apabila menggunakan bentuk lini dan staf. Bentuk ini dipandang cocok untuk digunakan di Indonesia terutama karena dengan bentuk lini dan staf terdapat pembagian tugas dan fungsi yang jelas antara unit-unit organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas pokok organisasi dengan unit-unit organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat penunjang. 7. Prinsip Kesederhanaan Organisasi yang efektif adalah organisasi yang bentuknya sederhana dalam arti bahwa bentuknya disesuaikan dengan Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 63 tugas pokok dan fungsi, besar kecilnya organisasi itu ditentukan oleh beban kerja yang harus dilaksanakan. 8. Prinsip Fleksibilitas Fleksibilitas menghendaki agar organisasi dapat mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan keadaan sehingga dapat dihindari kekacauan dalam pelaksanaan tugasnya. 9. Prinsip Pendelegasian Wewenang Yang Jelas Mengingat luasnya wilayah Republik Indonesia dan mengingat pula kondisi geografisnya, maka perlu ada pendelegasian wewenang pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan maupun pembangunan kepada unit organisasi atau pejabat pada eselon di tingkat bawah untuk bertindak secara efektif tanpa setiap kali memerlukan petunjuk dari pusat. 10. Prinsip Pengelompokkan Yang Homogen Karena sedemikian luasnya tugas-tugas yang harus dilakukan oleh pemerintah baik tugas umum pemerintahan maupun pembangunan, maka sudah barang tentu tidak semua tugas tersebut dapat dituangkan kedalam bentuk Departemen pemerintahan atau Lembaga Pemerintah Non Departemen. Oleh karena itu, sesuai pula dengan prinsip kesederhanaan maka pengelompokkan tugas-tugas harus diusahakan sehomogen mungkin, karena dengan demikian maka prinsip KIS akan dapat diterapkan dengan lebih mudah. 11. Prinsip RentangJenjang Pengendalian Mengingat terbatasnya kemampuan seseorang pimpinan atasan untuk mengadakan pengendalian terhadap Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 64 bawahannya, maka perlu diperhitungkan secara rasional dalam menentukan jumlah unit atau orang yang dibawahkan oleh seorang pejabat pimpinan. 12. Prinsip Akordion Pada prinsipnya kegiatan pemerintah baik berupa tugas umum pemerintahan maupun pembangunan dapat diperluas atau dipersempit sesuai dengan beban kerjakondisi dan situasi, demikian pula susunan organisasinya.

C. Pelaksanaan