Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
64 bawahannya, maka perlu diperhitungkan secara rasional
dalam menentukan jumlah unit atau orang yang dibawahkan oleh seorang pejabat pimpinan.
12. Prinsip Akordion
Pada prinsipnya kegiatan pemerintah baik berupa tugas umum pemerintahan maupun pembangunan dapat diperluas
atau dipersempit sesuai dengan beban kerjakondisi dan situasi, demikian pula susunan organisasinya.
C. Pelaksanaan
Dalam penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan, setiap aparatur pemerintah atau lembaga-lembaga
pemerintah bertugas melaksanakan sebagian tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang masing-masing.
Namun demikian tujuan dan sasaran yang harus dicapai oleh pemerintah selalu menyangkut kegiatan-kegiatan atau tugas lebih
dari satu aparatur pemerintah. Oleh karena itu dalam pencapaian tujuan atau sasaran tersebut perlu dilakukan pendekatan
multifungsional. Artinya bahwa setiap persoalan harus ditinjau dari berbagai fungsi aparatur pemerintah yang terkait, baik antar
dan antara instansi ditingkat pusat maupun daerah. Dengan demikian setiap pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan
dan pembangunan mau tidak mau melibatkan berbagai aparatur pemerintah yang terkait sebagaimana dimaksud di atas.
Sehubungan dengan itu baik dalam rangka pelaksanaan tugas- tugas umum pemerintahan maupun dalam rangka menggerakkan
dan memperlancar pelaksanaan pembangunan, kegiatan aparatur
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
65 pemerintah perlu dipadukan, diserasikan dan diselaraskan untuk
mencegah timbulnya
tumpang tindih,
perbenturan, kesimpangsiuran dan atau kekacauan. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemerintahan, koordinasi antar kegiatan aparatur pemerintah harus dilakukan.
Atas dasar hal tersebut maka koordinasi dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan pada hakekatnya merupakan upaya
memadukan mengintegrasikan,
menyerasikan dan
menyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatan yang saling berkaitan, beserta segenap gerak, langkah dan waktunya dalam
rangka pencapaian tujuan dan sasaran bersama. Koordinasi perlu dilaksanakan
mulai dari
proses perumusan
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengawasan dan
pengendaliannya.
1. Jenis Koordinasi
Koordinasi dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan dapat dibedakan atas:
a. Koordinasi hierarkis vertical yang dilakukan oleh
seorang pejabat pimpinan dalam suatu instansi pemerintah terhadap pejabat pegawai atau instansi
bawahannya. Misalnya Kepala Biro terhadap Kepala Bagian dalam lingkungannya, Direktur Jenderal terhadap
Kepala Direktorat dan sebagainya. b.
Koordinasi fungsional, yang dilakukan oleh seorang pejabat atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi
lainnya yang tugasnya saling berkaitan berdasarkan asas fungsionalisasi. Dalam Peraturan Pemerintah No. 6
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
66 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi
Vertikal di Daerah, koordinasi ini disebut dengan koordinasi instansional. Koordinasi ini dapat dibedakan
atas koordinasi fungsional horizontal, koordinasi fungsional diagonal dan koordinasi fungsional teritorial.
1 Koordinasi fungsional horizontal, dilakukan oleh
seorang pejabat atau suatu unitinstansi terhadap pejabat atau unitinstansi lain yang setingkat.
Misalnya Sekretaris Jenderal mengkoordinasikan para Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal dan
Kepala Badan dalam menyusun rencana di lingkungan
departemennya. Dinas
Kesehatan mengkoordinasikan kegiatan Dinas Pendidikan dan
Pengajaran, Dinas Kebersihan dan lain-lain yang mempunyai kaitan tugas dengan pelaksanaan
program kesehatan; 2
Koordinasi fungsional diagonal, dilakukan oleh seorang pejabat atau instansi terhadap pejabat atau
instansi lain yang lebih rendah tingkatannya tetapi bukan bawahannya. Misalnya Biro Keuangan pada
Sekretariat Jenderal mengkoordinasikan kegiatan- kegiatan
Bagian Keuangan
dari Sekretariat
Direktorat Jenderal dalam lingkungan departemen yang bersangkutan, Badan Kepegawaian Negara
mengkoordinasikan Biro-biro Kepegawaian pada Departemen atau Instansi Pemerintah lainnya dalam
bidang Kepegawaian;
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
67 3
Koordinasi fungsional teritorial, dilakukan oleh seorang pejabat pimpinan atau instansi lainnya yang
berada dalam suatu wilayah teritorial tertentu dimana dalam semua urusan yang ada dalam wilayah
teritorial tersebut menjadi wewenang atau tanggung jawab
pejabatpimpinan yang
bersangkutan. Misalnya,
koordinasi yang
dilakukan oleh
Administrator Pelabuhan, koordinasi oleh Pembina Lokasi Transmigrasi yang belum diserahkan kepada
pemerintah daerah, koordinasi oleh Gubernur selaku kepala wilayah, wakil Pemerintah Pusat terhadap
instansi-instansi vertikal yang ada diwilayahnya.
2. Pedoman Koordinasi