10
spatha, panjang tangkai 41 cm, umumnya tangkai tersembunyi dalam 2 helai daun terujung. Kelopak bunganya tiga buah lepas, runcing. Mahkota bunganya tiga
buah, warnanya merah muda atau kuning-putih, berbentuk tabung 55-52 mm, bagian atas tajuk berbelah-belah, berbentuk lanset dengan lebar 4 mm dan panjang
18 mm. Benang sarinya satu fertil besar, kepala sarinya bentuk garis membuka secara memanjang. Lainnya berupa bibir-bibiran staminodia bulat telur terbalik
tumpul, merah muda atau kuning lemon, gundul, memiliki 6 pertulangan dan ukurannya 25x7 cm. Putik bunganya berupa bakal buah 3 ruang, banyak biji
dalam setiap ruang Plantus, 2008. Temu kunci Boesenbergia pandurata L. merupakan salah satu tanaman
herbal yang banyak ditemukan di negara-negara Asia beriklim tropis. Biasanya dikenal dengan nama temu kunci atau kunci. Bentuk temu kunci agak berbeda
dengan temu-temuan yang lain karena rimpang biasanya tumbuh di bawah permukaan tanah secara mendatar dan beruas, sedikit keras, bersisik tipis, dan
berbau harum. Anakan rimpang menggerombol kecil di sebelah rimpang induk, menyerupai rangkaian anak kunci Rikha, Susi, dan Eka 2013.
b. Senyawa Metabolit Sekunder
Menurut Rikha, Susi, dan Eka 2013, kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman temu kunci Boesenbergia pandurata adalah minyak atsiri terdiri
dari kamfer, sineol, metil sinamat, dan hidromirsen, damar, pati, saponin,
flavonoid pinostrolerin, dan alpinetin.
Kandungan lainnya berupa kardamonin, pinosembrin 5,7-dihidroksiflavon, pinostrombin
5-hidroksi-7-metoksiflavanon, panduratin
A, dan
4-
11
hidroksipanduratin Tuchinda, et al., 2002. Selain itu, rimpang temu kunci juga mengandung pati, damar, saponin, boesenbergin A, boesenbergin B, asam
kavinat, senyawa flavon 5,7-dimetoksiflavon; 3,5,7,4-tetrametoksiflavon; dan 3,5,7,3,4-pentametoksiflavon,
senyawa flavanon
5-hidroksi-7,4- dimetoksiflavanon, senyawa kalkon 2-hidroksi-4,6-dimetoksikalkon; 2,6-
dihidroksi-4-metoksikalkon; 2-hidroksi-4,4,6-trimetoksikalkon;
dan 2,4-
dihidroksi-6-metoksikalkon, panduratin B1, serta panduran B2 Hargono, 2000. Penelitian lain tentang penemuan senyawa metabolit sekunder dalam temu kunci
adalah Oka 2012 berhasil mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa pinostrobin 5-hidroksi-7-metoksi flavanon pada ekstrak n-heksana rimpang temu kunci,
Agus Chahyadi dkk 2014, minyak atsiri dan flavonoid.
c. Manfaat Temu Kunci
Boesenbergia pandurata
Boesenbergia pandurata Roxb. Zingiberaceae, lebih dikenal dengan nama
temu kunci merupakan salah satu tanaman obat yang ada di Indonesia. Rimpang dari temu kunci secara tradisional telah banyak digunakan untuk pengobatan
beberapa penyakit. Rimpang dari temu kunci Boesenbergia pandurata mengandung minyak atsiri dan berbagai macam senyawa flavonoid yang memiliki
manfaat dalam dunia farmasi sebagai antijamur, antibakteri, antioksidan, dan lainnya. Kelebihan lain dari temu kunci yang menjadikan tanaman ini menarik
adalah adanya salah satu senyawa flavonoid, yakni panduratin yang memiliki aktivitas biologi terutama kemampuan yang kuat sebagai antijamur, antibakteri,
anti-inflamasi, dan antikanker Agus Chahyadi dkk, 2014.