24
terhadap dirinya sendiri adalah pengukuran individu tentang keadaannya saat ini dengan apa yang menurutnya dapat dan terjadi terhadap dirinya.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek-aspek konsep diri dapat dilihat dari bagaimana individu mengetahui keadaan dirinya yang
sebenarnya, yang kemudian dibandingkan dengan harapan dirinya menjadi individu yang lain dari keadaan sekarang, sampai pada tahap seberapa besar kita
menghargai diri kita yang sekarang. Kadang-kadang harapan dan kenyataan tidak seiring sehingga terjadi penilaian dalam diri individu seberapa besar individu
tersebut menghargai keadaan yang sekarang. Setiap macam konsep diri mempunyai aspek fisik dan psikologis. Aspek
fisik terdiri dari konsep yang dimiliki individu tentang penampilannya, kesesuaian dengan seksnya, arti penting tubuhnya dalam hubungannya dengan perilakunya,
dan gengsi yang diberikan tubuhnya di mata orang lain. Aspek psikologis terdiri dari konsep individu tentang kemampuan dan ketidakmampuannya, harga dirinya,
dan hubungannya dengan orang lain.
2.3.5 Karakteristik Konsep Diri
Menurut William dan Phillip Rakhmad, 2004:105 mengemukakan lima ciri-ciri konsep diri positif :
a. Yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah
b. Merasa setara dengan orang lain
c. Menerima pujian tanpa rasa malu
d. Mampu menyadari bahwa semua orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat. e.
Mampu memperbaiki dirinya karena sanggup mengungkapakan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.
25
Sedangkan karekteristik konsep diri negatif, antara lain: a.
Peka terhadap kritik Orang ini sangat tidak tahan dengan kritik yang diterimanya dan mudah
marah. Segala koreksi sering kali dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi cenderung menghindari dialog yang terbuka
dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai justifikasi logika yang keliru.
b. Responsif terhadap pujian
Soal mendapat pujian, individu ini mungkin berpura-pura menghindari pujian, namun tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima
pujian. Untuk orang semacam ini, segala macam embel-embel yang menunjang harga dirinya menjadi pusat perhatiannya.
c. Bersikap Hiperkritis
Sikap hiperkritisnya ditunjukkan dengan mengeluh, mencela, atau meremehkan apapun dan siapapun, tidak pandai dan tidak sanggup dalam
mengungkapkan penghargaan atau pengakuan kepada orang lain.
d. Merasa tidak disenangi orang lain
Individu ini memiliki rasa bahwa dirinya tidak diperhatikan. Oleh karena itu individu ini bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat
melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan. Individu ini tidak pernah mempersalahkan dirinya, tetapi akan menganggap dirinya sebagai korban dari
sistem sosial yang tidak beres. e.
Bersikap pesimis terhadap kompetisi Hal ini terungkap dengan keenggananaya untuk bersaing dengan orang
lain dalam membat prestasi. Individu menganggap tidak berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.
Menurut Calhoun dan Acocella 1990:72-74 dalam perkembangannya konsep diri terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Konsep diri positif
Konsep diri positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah individu yang tahu betul tentang dirinya, dapat
menerima dan memahami bermacam-macam tentang dirinya.
26
b. Konsep diri negatif
Konsep diri negatif terbagi menjadi 2 tipe yaitu: a
Pandangan-pandangan individu tentang dirinya sendiri tidak teratur sehingga individu tidak mengetahui dirinya sendiri.
b Pandangan-pandangan individu tentang dirinya sendiri terlalu teratur dan
stabil. Hal ini terjadi karena individu dididik dengan keras, sehingga menciptakan konsep diri yang tidak mengijinkan adanya penyimpangan.
Diperkuat oleh pendapat Aristo Konsep Diri dalam Pendidikan, 31 Maret 2008, diakses dalam http:www.e-psikologi.com, diunduh 4 april 2009.
Indikasi kualitas konsep diri semacam itu juga dikemukakan oleh Burns. Menurutnya, jika seseorang memiliki konsep diri yang positif berarti ia
akan menilai, menghargai, merasa dan menerima keadaan dirinya secara positif. Sebaliknya seseorang yang memiliki konsep diri negatif berarti ia
memiliki evaluasi diri yang negatif, membenci diri, perasaan rendah diri serta tiadanya penghargaan dan penerimaan terhadap diri sendiri.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa individu dengan penilaian diri yang tinggi dan perasaan harga diri yang tinggi umumnya mereka menerima keadaan
dirinya, sebaliknya yang menilai dirinya secara negatif akan memiliki perasaan harga diri dan penerimaan diri yang kecil.
Hal-hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai konsep diri positif adalah orang yang mau menerima segala sesuatu
yang ada pada diri sendiri dan menerima orang lain secara apa adanya. Orang dengan konsep diri positif dapat tampil ke depan dengan bebas dan dapat
membuat kehidupanya menjadi lebih menarik, sehingga seseorang itu dapat bertindak berani dengan berperan serta mampu memperlakukan orang lain dengan
baik, hangat dan hormat.
27
Dapat disimpulkan pula bahwa orang yang mempunyai konsep diri negatif mempunyai pandangan dan pengetahuan yang buruk tentang dirinya, apapun yang
diperoleh tampak tidak berharga dibanding apa yang diperoleh oleh orang lain dan kurang bisa menerima keadaan dirinya dan juga kritikan dari orang lain tentang
dirinya. Informasi yang baru tentang diri seseoerang menjadi penyebab kecemasan
dan ancaman terhadap diri orang tersebut. Informasi tentang dirinya sendiri yang tidak dapat diterima dengan baik dan menganggu konsep diri seseorang sehingga
menyebabkan kekecewaan emosional kepada seseorang maka tidak mampu menumbuhkan semangat dan kenyamanan pada diri individu tersebut Calhoun
Acocella, 1990: 72-73. Hal tersebut dapat diibaratkan, apabila individu merasa pesimis, ketakutan dengan suatu kegagalan dalam setiap kehidupannya maka hal
tersebut merupakan cerminan individu yang memiliki konsep diri negatif, Sebaliknya seseorang yang merasa percaya diri, penuh dengan semangat dan
selalu berusaha merupakan cerminan konsep diri yang positif.
2.4 Hubungan antara Konsep Diri dengan Kemandirian pada Mahasiswa