kecil melakukan usaha tersebut dengan seadanya karena adanya anggapan kegiatan tersebut terlalu menyulitkan. Jika mereka mengerti pencatatan
dan pengikhtisaran transaksi sesuai dengan ketentuan dan penafsiran suatu transaksi maka mereka dapat bertindak sesuai dengan ketentuan atau
aturan dalam mengukur, prosedur mengumpulkan, dan melaporkan informasi yang berguna tentang kegiatan dan tujuan yang menyangkut
keuangan dalam suatu organisasi Sumadji dalam Widyanto, 2009 Dari uraian diatas jelas bahwa pengusaha kecil masih banyak
mengalami kesulitan dalam memahami informasi keuangan dengan baik. Semakin ketatnya persaingan bisnis dalam era globalisasi ekonomi, hanya
perusahaan yang memiliki berbagai keunggulan kompetitif yang mampu memenangkan persaingan. Oleh karena itu, peneliti mengangkat tema
tentang industri kecil rumah tangga pada counter pulsa agar para pengusaha kecil dapat menangani permasalahan yang berkaitan dengan
pencatatan keuangan yang sesuai dengan ketentuan akuntansi sehingga usaha mereka dapat bertahan dan terus berkembang yang tentunya hal
tersebut dapat meningkatkan perekomian rakyat Indonesia.
1.2. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, hal-hal yang menjadi fokus penelitian sebagai berikut :
1. Pemahaman mengenai pencatatan keuangan counter pulsa
Bedjo Cell
2. Jenis transaksi dicounter pulsa Bedjo Cell
3. Biaya promosi yang dilakukan untuk menarik pelanggan
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan. Maka perumusan masalah yang dapat dibuat, yaitu: Bagaimana penerapan pencatatan
keuangan dalam industri kecil rumahan pada counter pulsa? Untuk lebih detail memecahkan permasalahan peneliti diatas,
peneliti menampilkan dalam beberapa pertanyaan pendukung pada Tabel 1.1. Main Research Question
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pencatatan keuangan pada industri kecil rumahan dan untuk
mengetahui sampai sejauh mana pemahaman pengusaha counter pulsa Bedjo Cell terhadap akuntansi.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan :
1. Bagi Industri Kecil Rumahan
Penerapan akuntansi yang dilakukan dengan baik, maka akan bermanfaat untuk mendatangkan keuntungan sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan yang ditawarkan, dan diharapkan pengelola dapat mengelola unit usaha menjadi lebih profesional.
2. Bagi Universitas
Memperbanyak kasanah ilmiah pada perpustakaan UPN “VETERAN” JATIM sehingga dapat digunakan referensi bagi
mahasiswa lain yang sedang melakukan penelitian dengan topik yang sama.
3. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu akuntansi terutama aspek pencatatan
transaksi di industri kecil rumahan serta meningkatkan semangat kewirausahaan di masyarakat.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil - Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam menunjang penelitian ini, maka didukung oleh penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Penulis :
1. Sugeng Widodo 2007
“Variabel yang Mempengaruhi Pendapatan Industri Kecil di Kabupaten Gresik Jawa Timur”
a. Permasalahan :
1 Apakah jumlah investasi, jumlah tenaga kerja, dan jumlah
industri kecil berpengaruh terhadap pendapatan industri kecil didaerah Gresik?
2 Manakah variabel-variabel diatas yang paling berpengaruh
terhadap industri kecil didaerah gresik? b.
Tujuan : 1
Untuk menguji jumlah pengaruh investasi, jumlah tenaga kerja, dan jumlah indusri kecil didaerah gresik.
2 Untuk menguji faktor-faktor apa yang paling berpengaruh
terhadap pendapatan industri kecil di daerah Gresik.
c. Kesimpulan :
1 Investasi pada industri kecil mempengaruhi pendapatan di
Gresik, apabila tidak diikuti dengan kebijakan pemda setempat berupa kebijakan riil terhadap pembukaan lapangan kerja dan
sektor riil secara bersamaan. 2
Lapangan kerja dari sektor industri kecil tidak mempunyai pengaruh terhadap peningkatan di kabupaten Gresik secara
mandiri. 3
Jumlah industri kecil yang beroperasi tidak mempengaruhi perubahan di kabupaten Gresik.
4 Dari ketiga variabel yaitu, investasi, tenaga kerja, jumlah
industri kecil secara serempak baru mempunyai pengaruh bila ketiganya diterapkan secara bersamaan.
2. Margani Pinasti 2007
“Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Suatu
Riset Eksperimen” a.
Permasalahan : Apakah penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi
berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi?
b. Tujuan :
Untuk menguji pengaruh penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi terhadap persepsi pengusaha kecil atas
informasi akuntansi, melalui metode experimen. c.
Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan dan
penggunaan informasi akuntansi terbukti secara empiris dalam riset eksperimen ini mempunyai pengaruh terhadap persepsi
pengusaha kecil atas informasi.
3. Herri dan Irda 2005
“Sifat Kewirausahaan dan Prestasi Usaha Kecil dan Menengah Sumatra Barat”
a. Permasalahan :
1 Adakah pengaruh karakteristik enterpreneurial dan perusahaan
terhadap prestasi UKM Sumatra barat? 2
Adakah UKM yang prestasi tinggi memiliki karakteristik enterpreneurial UKM yang berbeda dibanding UKM yang
berprestasi rendah?
b. Tujuan :
1 Untuk mengetahui secara empiris karakteristik jiwa
kewirausahaan manajerpemilik dan karakteristik UKM di Sumatera Barat.
2 Untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik
entrepreneurial dan perusahaan terhadap prestasi UKM. 3
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan karakteristik antara UKM yang berprestasi tinggi dengan yang berprestasi rendah.
c. Kesimpulan :
1 Modal dasar pendirian UKM umumnya berasal dari tabungan,
hal ini bisa menunjukkan bahwa terbatasnya modal usaha dalam membuka usaha. Oleh karena itu untuk mendorong
lahirnya pengusaha atau enterpreneur maka tidak hanya diperlukan rangsangan peningkatan jiwa tetapi juga skim
pembukaan usaha baru oleh pengambil kebijakan. 2
Walaupun tidak ditemui adanya pengaruh perluasan daerah pemasaran dengan prestasi UKM. Namun terlihat adanya
kecenderungan bahwa UKM yang memasarkan produknya pada lingkup pasar yang lebih luas seperti keluar provinsi dan
ekspor memiliki prestasi yang lebih tinggi dibanding UKM yang hanya memasarkan produknya didaerah sekitar.
Penelitian terdahulu yang telah diulas memiliki kesamaan dalam bentuk metodologinya, yaitu penelitian-penelitian tersebut menggunakan
metode penelitian kuantitatif. Penelitian yang dilakukan sekarang ini berbeda dengan penelitian terdahulu, yaitu terletak pada waktu, sample,
dan metodologi penelitian, oleh karena itu, penelitian sekarang bukan replikasi dari peneliti terdahulu.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli dan beberapa lembaga terkait, menurut Yadiati 2007 : 1 definisi tersebut
antara lain : 1.
Accounting Principle Board APB dalam statement No. 4 disebut : Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa service activity fungsinya
adalah untuk memberikan informasi kualitatif, terutama yang bersifat finansial, tentang entitas-entitas ekonomi yang dianggap berguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi, dalam penentuan pilihan logis diantara tindakan alternatif.
2. American Institute Of certified Public Accountats AICPA dalam
Accontants terminology Bulletin No. 1 tahun 1953, menyatakan :
Akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokam dan pengikhtisaran dengan cara yang berarti atas semua transaksi dan kejadian yang
bersifat keuangan, serta penafsiran hasil-hasilnya. 3.
Paul Grady dalam ARS No. 7 AISPA, 1965, mendefinisikan : Akuntansi merupakan suatu Body Of Knowledge serta fungsi
organisasi yang secara sistematik, orisinil dan autentik, mencatat, mengklasifikasikan, memproses, mengikhtisarkan, menganalisis,
mengiterpretasikan seluruh transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi dalam operasi entitas akuntansi dalam rangka
menyediakan informasi yang berarti dibutuhkan oleh manajemen sebagai laporan dan pertanggungjawaban atas kepercayaan yang
diterima. 4.
Kieso and Weygandt, menyatakan : Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan,
mencatat dan mengomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa definisi yang pertama akuntansi sebagai alat untuk penyediaan informasi. Definisi kedua
sebagai seni untuk mencatat, mengelompokkan dan mengikhtisarkan, sampai pada seni menafsirkan hasil dari transaksi keuangan. Yang ketiga
sebagai body of knowledge. Yang keempat sebagai sebuah sistem yang mengolah input berupa kejadian-kejadian ekonomi dari kesatuan usaha.
2.2.2. Sistem Informasi Akuntansi
a. Pengertian sistem
Menurut Widjajanto 1989 : 1 sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud
untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan menurut Mulyadi 2001 : 2 suatu sistem pada
dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan dengan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama sama untuk mencapai
tujuan tertentu. Disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang
saling berkaitan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk mencapai tujuan.
b. Pengertian Informasi
Informasi pada dasarnya tidak sama dengan data. Menurut Cushing 1989 : 11, data dapat terdiri dari sekumpulan karakter yang
diterima sebagai input terhadap suatu sistem informasi dan disimpan serta diolah. Informasi diartikan sebagai output pengelolaan data yang
terorganisir dan berguna bagi orang yang menerimanya. Sedangkan menurur Wilkinson 1993 : 3, data adalah fakta, angka, bahkan simbol
mentah. Secara bersama-sama mereka merupakan masukan bagi suatu sistem informasi. Sebaliknya, informasi terdiri dari data yang telah
ditansformasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran.
Jadi informasi merupakan kumpulan dari data yang telah diolah sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Biasanya data belum dapat
digunakan sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Sehingga agar dapat berguna bagi pemakainya data
harus diproses sehingga dapat menghasilkan output yang berupa informasi
c. Sifat-Sifat Informasi
Menurut Wilkinson 1993 : 121 sifat-sifat informasi yang penting meliputi hal-hal berikut :
1. Relevansi
Hubungan antara informasi dan situasi keputusan, serta dengan sasaran perusahaan.
2. Kuantifiabilitas
Sejauhmana informasi dapat dikuantifikasikan dinyatakan dalam bentuk numerik
3. Akurasi
Keandalan dan kepresisisan informasi 4.
Kepadatan Sejauh mana informasi diringkas atau dipadatkan
5. Ketepatan waktu
Keyakinan informasi 6.
Cakupan Rentang yang dicakup oleh informasi
d. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi
Sebagai sistem informasi, akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak, baik dalam kalangan intern maupun dari luar organisasi yang
menyelenggarakan akuntansi tersebut. Secara garis besar Weygandt, et al., 2007 : 6 pihak-pihak
tersebut adalah : 1.
Pengguna internal, yaitu manajer yang merencanakan, mengorganisasikan dan megelola suatu bisnis.
2. Pengguna eksternal, yaitu :
a Investor, menggunakan informasi akuntansi guna membuat
keputusan untuk membeli, menahan, atau menjual sahamnya. b
Kreditor, seperti pemasok dan bankir menggunakan informasi akuntansi guna mengevaluasi risiko pemberian kredit atau
pinjaman. c
Badan Perpajakan, Amerika seperti Internal Revenue Service IRS, ingin mengetahui apakah perusahaan telah mematuhi
Undang-undang perpajakan.
d Pelanggan, akan tertarik dengan apakah sebuah perusahaan
tetap harus menghargai jaminan dan dukungan produk atas lini-lini produknya.
e Serikat pekerja, ingin mengetahui apakah pemilik dapat
membayar kenaikan upah dan tunjangan. f
Perencanaan ekonomi, menggunakan informasi akuntansi untuk meramalkan aktivitas perekonomian.
2.2.3. Pengertian Industri Kecil
Sadli 1979 dalam Widyanto 2009, menyatakan industri merupakan kumpulan dari perusahaan yang memproduksi barang,
sedangkan Winardi berpendapat 1980 Industri sebagai usaha produktif terutama dalam bidang produksi atau perusahaan-perusahaan, misalnya
transportasi dan perhubungan yang menggunakan modal tenaga kerja dalam jumlah yang besar.
Anonim 1984 dalam Wibowo 2005, yang dimaksud industri adalah sebagai suatu usaha dalam proses produksi yang didalamnya ada
proses bentuk dan barang, dalam proses produksi ini faktor alam dan juga misi dari teknologi yang dipergunakan mengarah pada misi pemerataan
dan penerapan teknolodi madya atau sederhana serta bersifat padat karya. Sesuai dengan pasal 1 dan ayat 5 Undang-Undang Tentang Usaha
Kecil, kini dirumuskan dan kriteria usaha kecil menjadi agak jelas sesuai
dengan isi pasal 1 ayat 1 UU.No.01995 disebutkan : usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala dan memenuhi kriteria kekayaan
bersih atau penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Marbun, 1996 : 2.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan DESPERINDAG mengelompokkan perusahaan industri sesuai dengan ciri khusus yang
dimilikinya, yang dapat ditinjau dari besarnya investasi, teknologi yang digunakan, dan besarnya jumlah tenaga kerja. Adapun
pengelompokkannya terdiri atas : 1.
Industri Besar Industri besar adalah perusahaan industri yang dapat
diklasifikasikan sebagai perusahaan besar apabila investasi modal untuk mesin-mesin dan peralatan adalah Rp 500 juta keatas,
sedangkan tenaga kerja yang digunakan adalah 100 orang atau lebih dan pemiliknya adalah warga negara Indonesia.
2. Industri Menengah
Industri menengah adalah perusahaan industri yang diklasifikasikan sebagai perusahaan sedang atau menengah apabila memenuhi
syarat sebagai berikut: investasimodal untuk peralatan dan mesin- mesin nilainya berkisar antara Rp 200 juta sampai Rp 500 juta.
Sedangkan tenaga kerja yang digunakan berkisar anatara 20 orang sampai 99 orang dan pemiliknya adalah Warga Negara Indonesia
3. Industri Kecil
Industri kecil adalah perusahaan industri yang dapat diklasifikasikan ke dalam perusahaan kecil jika nilai
investasimodal untuk membeli peralatan dan mesin-mesin berkisar antara Rp 50 Juta sampai Rp 200 Juta dan pemilik usaha adalah
warga negara Indonesia, sedangkan jumlah tenaga kerja yang dipakai berkisar antara 5 orang sampai 19 orang
4. Industri Kerajinan Rumah Tangga
Industri kecil adalah perusahaan industri yang dapat diklasifikasikan ke dalam Kerajinan Rumah Tangga jika nilai
investasi modal yang digunakan untuk peralatan dan mesin-mesin sama dengan jumlah atau nilai yang digunakan industri kecil atau
bahkan tidak menggunakan modal sama sekali dan pemilik usaha biasanya adalah kepala keluarga Bapak atau Ibu, sedangkan
jumlah tenaga kerja yang dipakai berkisar antara satu orang sampai lima orang dan pada umumnya adalah anggota keluarga
Pengertian industri kecil menurut biro pusat statistik anonim 1994 : 90 adalah perusahaan yang menggunakan jumlah tenaga kerja 5
sampai 19 orang pekerja. Pengertian industri kecil menurut Mintzberg 1992, yaitu
merupakan organisasi yang memiliki entreprenual organization dengan ciri antara lain: struktur organisasi sangat sedehana, mempunyai
karakteristik khas, tanpa kolaborasi, tanpa staf yang berlebihan, pembagian kerja yang kendur, memiliki hierarki manajemen yang kecil,
sedikit aktivitas, yang diformalkan, sangat sedikit yang menggunakan proses perencanaan, jarang mengadakan pelatihan untuk karyawan,
pengusaha sering sulit membedakan antar asset pribadi dan perusahaan, sistem akuntansi kurang baik dan bahkan sering tidak memilikinya, dan
pengusaha mempunyai sifat dalam menghadapi investasi hampir sama dengan perorangan, pendapat ini didukung oleh Huib Poot et al. dalam
Sirat ,2002 yaitu : Small scale industry plays an important role in the process of
industrialization from a number of different perspective. It employs the majority of the workers in the industrial labor force and trough its labor
intensive nature, also has a great potential of new employment creation. Moreover, small scale industry is regionally highly dispersed, playing
important role in the runal sector. Many small scale industries have strong ties wits the agricultural sector and are in highly dependennton
domestic resources. Pernyataan di atas secara implisit menunjukkan karakteristik,
struktur industri, intensitas faktor produksi, tenaga kerja, produktivitas, maupun kebijakan dan strategi industri kecil. Perusahaan industri kecil,
pada umumnya menjalankan kegiatan usahanya dengan memiliki keterbatasan-keterbatasan, seperti : skala usaha yang kecil, modal sendiri
dan terbatas, kurang menguasai teknologi, tenaga kerja yang dipekerjakan dengan sebagian besar terdiri dari kalangan anggota keluarga.
2.2.4. Kewirausahaan Spirit of Entrepreneurship
Menurut Kotler 1997: 28 pasar berubah luar biasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Setiap perusahaan harus
selalu berorientasi ke pasar agar tidak mati. Perusahaan yang mati adalah perusahaan yang tidak memberi apa yang siap dibeli orang. Oleh karena
itu perusahaan dapat meningkatkan pendapatan bila memiliki visi yang berorientasi kebutuhuan masyarakat sehingga merupakan peluang
menghasilkan nilai yang dapat dipasarkan marketable value yaitu barang dan jasa yang mau dibeli orang.
Tantangan yang dihadapi setiap organisai adalah perubahan yang tidak pernah berakhir. Perubahan merupaka fenomena kehidupan yang
mengharuskan setiap organisasi bahkan setiap manusia untuk mempunyai kemampuan dan daya penyesuaian yang tinggi terhadap segala bentuk
kemungkinan terjadinya perubahan akibat munculnya produk dan jasa sebagai pemenuhan manusia. Seperti yang dikatakan oleh Kao 2001: 1
Nothing living can be static. Kao
2001: 23 berpendapat perusahaan kecil dalam mengembangkan usahanya perlu menggunakan strategi yang disebut
sebagai strategi kewirausahaan dan keinginan pasar yang didalamnya
terdapat strategi objektif dan fundamental agar perusahaan dapat terus memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Seorang pengusaha dalam melaksanakan kegiatannya haruslah memiliki semangat kewirausahaan yang berkaitan dengan mental manusia
yaitu optimis, percaya diri, determinan, dan fleksibel. Menurut Kao 2001: 30 menyatakan individu yang dapat mengkombinasikan resiko,
inovasi, keahlian dan seni sehingga menciptakan bentuk organisasi baru, sebagai team dalam menciptakan produk dan jasa baru, metode produksi
baru, pasar-pasar baru, bahan baku baru ataupun bisnis baru sehingga ia merupakan orang bertanggung jawab terhadap perubahan dan inovasi
bagi perusahaannya. Semangat wirausaha yang harus dimiliki adalah dapat
menyesuaikan perusahaan terhadap situasi yang terus berubah-ubah karena berorientasi ke depan, bermotivasi tinggi, percaya diri, dan dapat
fleksibel terhadap situasi dan kondisi serta memiliki perencanaan dalam menjalankan usahanya.
2.2.5. Perlakuan Akuntansi untuk Perusahaan Industri Kecil
Perlakuan akuntansi untuk perusahaan industri kecil sebenarnya tidak berbeda dengan perlakuan akuntansi untuk jenis perusahaan
lainnya, dimana perlakuannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Perlakuan yang disebutkan adalah penyajian yang
sesuai dengan PSAK yang berlaku, dimana menurut PSAK dalam penyajiannya setiap pelaporan keuangannya harus memenuhi komponen-
komponen sebagai berikut PSAK 2007: 3, yaitu: 1.
Neraca Dalam Neraca ini perusahaan menyajikan aktiva lancar terpisah
dari aktiva tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dan kewajiban jangka panjang kecuali untuk industri tertentu yang
diatur dala SAK khusus. Aktiva lancar disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh
temponya. Perusahaan harus mengungkapkan informasi mengenai jumlah
setiap aktiva yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca.
2. Laporan laba-rugi
Adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu usaha periode tertentu. Tujuan utama
perusahaan adalah mendapatkan laba. Laporan laba rugi disusun dengan maksud untuk menggambarkan operasi perusahaan dalam
suatu periode waktu tertentu. Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang
menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.
Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut : a.
pendapatan b.
laba rugi usaha c.
beban pinjaman d.
bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diberlakukan menggunakan metode ekuitas
e. beban pajak
f. laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan
g. pos luar biasa
h. hak minoritas
i. laba atau rugi bersih untuk periode berjalan
Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan laporan laba rugi apabila diwajibkan oleh Pernyataan Akuntansi Keuangan atau
apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja perusahaan secara wajar.
3. Laporan perubahan ekuitas
Adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan akibat operasi perusahaan pada satu
periode tertentu. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai
komponen utama laporan keuangan , yang menunjukan : a.
laba rugi bersih periode yang bersangkutan
b. setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian
beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas
c. pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan
perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait.
d. transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik
e. saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode
serta perubahannya; dan f.
rekonsiliasi antara nilai tecatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang
mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan. 4.
Laporan arus kas Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Pernyataan Standar akuntansi Keuangan terkait. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
pemakaian dalam pengambilan keputusan. 5.
Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas
harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan : a.
informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap
peristiwa dan transaksi yang penting; b.
informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan
laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas; c.
informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara
wajar Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti
laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah value added statement
, khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang
menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting PSAK 2007 : 1.2, sedangkan untuk industri
yang berjenis kecil apabila belum ada pengaturan di dalam PSAK, maka menajemen menggunakan pertimbangannya untuk menetapkan kebijakan
akuntansi yang memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna
laporan keuangan, dalam melakukan pertimbangan tersebut manajemen memperhatikan :
a. persyaratan dan pedoman Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan yang mengatur hal-hal yang mirip dengan masalah terkait.
b. definisi, kriteria pengakuan dam pengukuran aktiva, kewajiban,
penghasilan dan beban yang ditetapkan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan; dan
c. pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat standar lain dan
praktek industri yang lazim sepanjang konsisten dengan huruf a dan b paragraf ini.
Manajemen juga harus menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi sebagai berikut :
a. relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan untuk
mengambil keputusan; dan b.
dapat diandalkan, dengan penngertian : i.
mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan perusahaan.
ii. Menggambarkan subtansi ekonomi dari suatu kejadian atau
transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya. iii.
Netral, yaitu bebas dari keberpihakan. iv.
Mencerminkan kehati-hatian; dan
v. Mencakup semua hal yang material.
Untuk pelaporan laba-rugi pada perusahaan kecil, rincian yang pertama disajikan dengan metode beban. Beban disajikan dalam laporan
laba rugi sesuai dengan sifatnya contoh: penyusutan, pembelian bahan baku, beban transportasi, gaji, upah, dan beban iklan dan tidak
dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusahaan. Metode ini sederhana dan cocok diterapkan pada perusahaan kecil sebab tidak perlu
dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusahaan. Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI, 2008,
Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil. Pemisahan tugas yang terbatas harus dilakukan khususnya dalam lingkungan pemakai komputer, dikarenakan
mereka dapat melakukan satu atau lebih fungsi akuntansi seperti : a.
Membuat dan mengotorisasi dokumen sumber b.
Memasukkan data ke dalam sistem c.
Menjalankan komputer d.
Mengubah program dan data file e.
Menjalankan mendistribusikan keluaran ; dan atau
f. Mengubah sistem operasi
Hal-hal yang disebutkan di atas adalah bukti bahwa pemisahan tugas harus dilakukan walau terbatas, sehingga dapat menurunkan resiko
pengendalian.
Kriteria kualitatif dalam laporan keuangan entitas bisnis kecil menurut Ikatan Akuntan Publik Indonesia IAPI, 2008, sebagai berikut :
a. Konsentrasi dari pemilik dan atau manajemen senior
b. Sumber pendapatan source of revenue dan sumber
pendanaan source of financing yang terbatas c.
Pencatatan yang tidak terlalu kompleks rumit d.
Pengendalian tingkat entitas yang tidak terlalu kompleks rumit
33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian