20
2.1.1 Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1.1 Teori Pertumbuhan Klasik
Tokoh klasik ini dipelopori oleh Adam Smith, David Ricardo, Malthus, dan John Stuart Mill yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh
empat faktor yaitu luas tanah, jumlah penduduk, jumlah barang modal, dan teknologi yang digunakan. Para tokoh ini lebih memfokuskan perhatiannya pada
pengaruh pertumbuhan penduduk. Teori yang menjelaskan hubungan pendapatan perkapita dengan jumlah
penduduk disebut teori optimal penduduk. Menurut teori ini, pada awalnya pertumbuhan penduduk akan menyebabkan kenaikan pendapatan perkapita.
Namun, jika jumlah penduduk terus bertambah maka hukum hasil yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi yaitu produksi marjinal akan
mengalami penurunan, dan mengubah keadaan pendapatan perkapita sama dengan produk marjinal.
2.1.1.2 Pendekatan Neo Klasik
Dalam teori Solow, model yang dikembangkan terdapat adanya kemungkinan perubahan pada tingkat bunga maupun tingkat upah. Proses
pertumbuhan dilihat sebagai suatu proses yang berlangsung dengan pertimbangan- pertimbangan variabel diantara faktor-faktor produksi. Harga-harga faktor
produksi adalah fleksibel sehingga ada kemungkinan substitusi diantara faktor- faktor produksi yang terlibat dalam proses produksi. Dalam keadaan dimana
jumlah tenaga kerja melebihi pasok modal, harga, tenaga kerja tingkat upah akan
Universitas Sumatera Utara
21 menurun secara nisbi terhadap harga modal tingkat bunga. Sebaliknya jika
pertambahan modal melampaui pertambahan jumlah tenaga kerja, maka tingkat upah akan menurun.
Dengan adanya perubahan pada harga faktor-faktor produksi dan melalui substitusi satu jenis faktor produksi oleh jenis faktor produksi lainnya, hal itu satu
sama lain dapat membatasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dari ekuilibrium pertumbuhan.
2.1.1.3 Pendekatan Keynes
Teori klasik yang beranggapan tanpa campur tangan pemerintah dalam ekonomi, maka pembangunan ekonomi berjalan maksimal. Tetapi ternyata tahun
1930-an terjadi pengangguran besar-besaran, sehingga timbullah kritik dari Keynes dengan pendekatan dari segi makro untuk mengatasi pengangguran yang
terjadi yaitu melalui perekonomian secara keseluruhan, jadi untuk mengatasi pengangguran perlu ditambah pengeluaran uang supaya pengusaha menaikkan
investasi yang akan menaikkan tenaga kerja sehingga pengangguran dapat diatasi. Sehingga perlu campur tangan pemerintah dengan mencetak uang maka
akhirnya daya beli bertambah dan respon pengusaha meningkatkan produksi maka pengangguran berkurang.
2.1.1.4 Pendekatan Neo Keynes
Teori pertumbuhan Harrod-Domar dikembangkan oleh dua orang ahli ekonomi sesudah Keynes, yaitu Evsey Domar dan Roy F. Harrod. Asumsi dari
teori Harrod-Domar adalah :
Universitas Sumatera Utara
22 1. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh full employment dan
barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh. 2. Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor
perusahaan. 3. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya
pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol. 4. Kecenderungan untuk menabung marginal propensity to save = MPS
besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output capital-output ratio = COR dan rasio pertambahan modal-output incremental capital-output
ratio = ICOR. Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu
proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang- barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian
tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Hubungan tersebut telah kita kenal dengan istilah rasio modal-output COR.
Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian harus menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya.
Semakin banyak tabungan dan kemudian diinvestasikan, maka semakin cepat
perekonomian itu akan tumbuh Lincolyn, 2004 : 64 - 67.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi