Pendekatan Teknik Biaya Pengganti Replacement Cost Pendekatan Metode Contingent Valuation Method CVM

75 dilakukan di taman ini sesuai dengan kebutuhan masing-masing pengguna. Fungsi beragam yang dimiliki taman ini membuat keberadaannya sangatlah penting untuk dijaga karena dapat juga menyeimbangkan kondisi lingkungan. Penilaian ekonomi keberadaan Taman Menteng dapat dilihat dengan dua pendekatan yang berbeda. Pendekatan pertama dengan konsep biaya pengganti replacement cost terhadap pembangunan Taman Menteng dengan maksud untuk mengetahui seberapa besar biaya investasi yang dibutuhkan dalam menyelenggarakan Taman Menteng dan secara tidak langsung biaya tersebut merujuk terhadap nilai ekonomi keberadaan Taman Menteng. Pendekatan kedua menggunakan sudut pandang pemanfaatan dengan konsep WTP menggunakan metode CVM. Responden dalam pendekatan CVM adalah para pengguna dan yang memanfaatkan keberadaan Taman Menteng secara langsung. Responden ini terdiri dari tiga kelompok, yaitu pengunjung, masyarakat, dan unit usaha untuk berpartisipasi dalam upaya menghargai keberadaannya, sehingga memberikan pelestarian lingkungan taman agar manfaatnya dapat terasa oleh semua pihak secara berkelanjutan.

6.3.1 Pendekatan Teknik Biaya Pengganti Replacement Cost

Pendekatan pertama untuk melihat nilai ekonomi keberadaan Taman Menteng menggunakan biaya pengganti dimana biaya tersebut mencerminkan biaya investasi yang diperlukan untuk mendirikan dan menjaga keberlangsungan taman. Berikut rincian biaya investasi pengadaan Taman Menteng yang dapat dilihat pada Tabel 14. 76 Tabel 14. Rincian Biaya Keseluruhan Pembangunan dan Pemeliharaan Taman Menteng Tahun 2012 Rupiah Uraian Biaya Jumlah Total Biaya proyek pembangunan 2007 a 30 000 000 000 39 675 566 362 NJOP Rp 17 245 000meter b 423 295 770 000 423 295 770 000 Biaya pemeliharaan selama satu tahun a 1 004 675 083 Total Biaya Pengganti 463 976 011 445 Sumber: Data Primer, Diolah 2012 a = Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta 2012 b = Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta 2012 Berdasarkan Tabel 14 biaya paling besar dari ketiga indikator untuk menentukan biaya pengganti Taman Menteng adalah harga jual tanah berdasarkan NJOP sebesar Rp 17 245 000meter. Luas lahan Taman Menteng sebesar 24 546 m 2 sehingga didapatkan harga total tanah Taman Menteng mencapai Rp 423 295 770 000. Harga tanah yang tinggi ini dikarenakan posisi Taman Menteng yang berada di pusat kota dan merupakan kawasan strategis yang memiliki kemudahan akses ke pusat perniagaan dan perkantoran. Biaya pembangunan proyek Taman Menteng dilihat pada tahun 2007 karena tahun tersebut Taman Menteng resmi dipergunakan secara umum. Selanjutnya, total biaya proyek tersebut di compounding pada tahun 2012, sehingga didapatkan biaya pembangunan sebesar Rp 39 675 566 362. Biaya pemeliharaan Taman Menteng merupakan biaya operasional untuk memelihara taman selama satu tahun yang terdiri dari biaya pemeliharaan mulai dari bulan Januari 2012 hingga Desember 2012. Total keseluruhan biaya investasi untuk pengadaan Taman Menteng didapatkan sebesar Rp 463 976 011 445.

6.3.2 Pendekatan Metode Contingent Valuation Method CVM

Metode kedua menggunakan CVM dengan konsep kesediaan membayar oleh pengguna yang memanfaatkan secara langsung keberadaan Taman Menteng. Jika responden ini pengunjung, masyarakat, dan unit usaha bersedia menghargai 77 keberadaan Taman Menteng dengan kesediaan membayar WTP sejumlah tertentu maka selanjutnya akan ditanyakan berapa nilai maksimal yang mereka berikan untuk menjaga keberlangsungan keberadaan Taman Menteng agar tetap terjaga kualitasnya. Rincian nilai WTP dari masing-masing kelompok responden, baik pengunjung, masyarakat, dan unit usaha dapat dilihat pada Lampiran 3. Penyajian melalui kurva WTP seperti pada Gambar 14 dimaksudkan untuk mempermudah dan melihat secara jelas nilai sebaran dugaan WTP dari masing- masing responden baik pengunjung, masyarakat, dan unit usaha. Gambar 14. Nilai WTP Per Kelompok Responden di Taman Menteng 2 4 6 8 10 12 1, 00 2, 00 2, 50 3, 00 3, 50 4, 00 4, 50 5, 00 6, 00 7, 00 8, 00 10 ,0 00 15 ,0 00 20 ,0 00 WTP Pengunjung 2 4 6 8 10 12 WTP Masyarakat 2 4 6 8 10 WTP Unit Usaha 78 Berdasarkan Gambar 14 dapat diketahui bahwa nilai WTP masing- masing kelompok responden sangat beragam. Nilai WTP tertinggi dari pengunjung sebesar Rp 20 000, masyarakat sebesar Rp 100 000, sedangkan unit usaha yang mencapai Rp 150 000. Akan tetapi, terdapat beberapa responden yang tidak mau memberikan nilai ekonomi untuk keberadaan Taman Menteng. Responden tersebut adalah 4 orang pengunjung dan 7 orang masyarakat Lampiran 3. Mereka tidak mau memberikan nilai ekonomi terhadap keberadaan Taman Menteng dengan berbagai macam alasan. Salah satu alasan tersebut diantaranya, mereka khawatir jika memberikan penilaian ekonomi keberadaan Taman Menteng, suatu saat nanti pada saat mereka berkunjung ke Taman menteng akan dikenakan biaya. Padahal pengertian tersebut sudah ditekankan oleh peneliti di kuisioner terutama hipotetis yang disajikan. Alasan lainnya, mereka menyatakan bahwa keberadaan Taman Menteng tidak begitu berpengaruh terhadap mereka. Responden ini berpendapat bahwa masih banyak taman kota dan sarana rekreasi lainnya yang bisa dimanfaatkan. Hal yang berbeda dirasakan oleh unit usaha, mereka berpendapat bahwa keberadaan Taman Menteng sangat mempengaruhi kondisi keuangan mereka. Hasil tersebut mencerminkan bahwa pemberian nilai WTP untuk tiap kelompok akan berbeda sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Seperti halnya unit usaha, dikarenakan mereka mendapatkan penghasilan dengan adanya Taman Menteng maka mereka menghargai keberadaan taman dengan nilai WTP lebih besar dibanding responden lain. Nilai rata-rata WTP didapatkan setelah menjumlahkan seluruh WTP yang diberikan masing-masing sampel kemudian membaginya dengan total sampel. 79 Setelah didapatkan nilai rata-rata dugaan WTP dari masing-masing responden, kemudian dikalikan dengan jumlah populasi, sehingga didapatkan nilai ekonomi keberadaan Taman Menteng di masing-masing reponden. Selanjutnya, menjumlahkan nilai ekonomi keberadaan Taman Menteng di masing-masing kelompok responden, sehingga didapatkan nilai ekonomi total keberadaan Taman Menteng. Distribusi nilai WTP Taman Menteng untuk masing-masing kelompok dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Distribusi Nilai WTP Taman Menteng WTP dari a Rata-rata Nilai WTP Rp b Jumlah Populasi Orang c Total WTP Rp b x c Pengunjung 5 522 53 140 a 293 439 080 Masyarakat 16 844 70 489 b 1 187 316 716 Unit Usaha 49 630 54 a 2 680 020 Total Nilai Ekonomi 123 683 1 483 435 816 Sumber: Data Primer, Diolah 2012 a = Pengelola Taman Menteng b = BPS 2011 Berdasarkan Tabel 15 didapatkan nilai rata-rata WTP untuk kelompok pengunjung sebesar Rp 5 522. Selanjutnya, nilai tersebut dikalikan dengan rata- rata jumlah pengunjung yang datang ke Taman Menteng selama satu tahun terakhir atau tahun 2011 sehingga didapatkan total WTP pengunjung sebesar Rp 293 439 080. Nilai rata-rata WTP pengunjung merupakan nilai WTP paling rendah dibandingkan kelompok lainnya. Hal tersebut karena pengunjung berpendapat bahwa masih banyak fasilitas yang perlu diperbaiki oleh pengelola dan juga mereka tidak mau memberikan nilai yang tinggi karena melihat dari fasilitas yang ada untuk rekreasi tidak sebanyak tempat wisata lainnya, untuk itu nilai tersebut dirasa sudah cukup. Di sisi lain, rataan WTP yang rendah karena rata-rata responden pengunjung yang berkunjung ke taman ini kebanyakan adalah 80 para remaja dengan status pelajar atau mahasiswa dengan daya beli yang cukup rendah, hal ini sesuai dengan karakteristik responden pengunjung Taman Menteng Tabel 8. Nilai rataan WTP kelompok responden masyarakat sebesar Rp 16 844. Selanjutnya, agar diketahui total WTP Taman Menteng di masyarakat, maka rataan nilai WTP masyarakat dikalikan dengan jumlah populasi yang ada di Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat sehingga didapatkan sebesar Rp 1 187 316 716. Nilai rata-rata WTP kelompok masyarakat lebih kecil dibandingkan unit usaha, meskipun demikian total WTP terbesar pada kelompok masyarakat dibandingkan kelompok lainnya. Hal ini memperlihatkan bahwa masyarakat yang paling banyak memanfaatkan keberadaan Taman Menteng, baik dari fungsi ekologis, estetika, maupun sosial budaya, seperti yang telah di jabarkan pada Tabel 13. Pemberian nilai WTP kelompok masyarakat bisa saja dipengaruhi oleh pendidikan karena tingkat pendidikan dapat membentuk kematangan berfikir dalam memandang serta mengambil keputusan akan suatu permasalahan. Selain itu, dapat juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat karena dapat menggambarkan kemampuan seseorang dalam memberikan penilaian. Nilai rataan WTP kelompok unit usaha sebesar Rp 49 630. Selanjutnya, nilai WTP tersebut dikalikan dengan jumlah unit usaha yang memanfaatkan Taman Menteng. Total WTP Taman Menteng untuk unit usaha didapatkan sebesar Rp 2 680 020. Nilai rataan WTP unit usaha merupakan nilai terbesar. Hal ini dikarenakan pelaku usaha memiliki kepentingan terhadap keberadaan Taman Menteng sebagai tempat usaha. Jika Taman Menteng ditiadakan, kemungkinan 81 mereka akan kehilangan mata pencaharian. Responden unit usaha juga berpendapat bahwa saat ini sangat sulit mencari pekerjaan terutama untuk mencari tempat usaha strategis dan menguntungkan bagi mereka. Akan tetapi, total WTP Taman Menteng terendah terdapat pada kelompok unit usaha yaitu sebesar Rp 2 680 020. Hal ini menggambarkan bahwa hanya sedikit unit usaha yang menjadikan Taman Menteng sebagai tempat usahanya. Setelah didapatkan rataan nilai WTP dan total WTP Taman Menteng di masing-masing kelompok responden, selanjutnya nilai-nilai WTP tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan nilai ekonomi dari keberadaan Taman Menteng dan didapatkan yaitu sebesar Rp 1 483 435 816. Hasil tersebut mencerminkan besarnya nilai yang diberikan pengguna taman dalam menghargai keberadaan Taman Menteng. Oleh karena itu, para pengguna berharap bahwa keberadaan Taman Menteng tetap terjaga kelestariannya secara berkelanjutan agar mereka bisa terus memanfaatkan hingga anak cucu mereka. Penggunaan kedua metode tersebut memperlihatkan bahwa nilai ekonomi keberadaan Taman Menteng dengan pendekatan metode CVM jauh lebih kecil dibandingkan menggunakan pendekatan metode biaya pengganti. Pemberian nilai WTP yang cukup rendah oleh responden dapat disebabkan keterbatasan responden dalam mengetahui fungsi utama fungsi ekologis taman yang sesungguhnya. Para responden lebih melihat fungsi keberadaan taman sebagai sosial budaya sarana rekreasi keluarga dan olahraga dan estetika, dibandingkan sebagai fungsi ekologis Tabel 13. Selain itu, perhitungan menggunakan metode CVM dalam penelitian ini hanya memperhitungkan nilai keberadaan existence value Taman Menteng lebih 82 kepada manfaat pengguna fungsi sosial budaya seperti yang telah diterangkan dalam ruang lingkup penelitian ini. Hal tersebut tidak seperti perhitungan nilai manfaat ekonomi di Taman Pantai Virginia 2011 dan Taman Kota di Boston 2006, seperti dikutip dalam laporan The Trust for Public land. Nilai manfaat ekonomi Taman yang ada di pantai Virginia dengan luas 33 640 hektar mencapai 691 166 971. Perhitungan tersebut memasukkan tujuh faktor untuk menilai ekonomi total taman kota, diantaranya nilai udara bersih, air bersih, pariwisata, penggunaan langsung, kesehatan, nilai properti, dan hubungan sosial masyarakat. Begitu pula hasil yang cukup tinggi diperoleh dari manfaat ekonomi langsung dengan adanya taman kota di Boston yang memiliki luas 5 040 hektar dengan nilai ekonomi sebesar 335 352 402. Perhitungan dalam penelitian di Taman Kota Boston memasukkan nilai aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung lalu dikalikan dengan harga dari tiap kegiatannya. Seperti penggunaan taman secara umum taman bermain, jalan pagi dan sore, dan duduk disekitar taman, penggunaan fasilitas olahraga tenis, bersepedaan, dan berenang, serta penggunaan khusus taman golf, festival, konser, dan atraksi. Oleh karena itu, nilai ekonomi keberadaan Taman Menteng tidak dapat disamakan secara langsung dengan biaya investasi pengadaan taman, bahkan dengan nilai ekonomi yang ada di taman kota lainnya seperti Taman Pantai Virginia dan Taman Kota di Boston. Hal ini dikarenakan pada kedua taman kota pembanding tersebut terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam segi luasan area lahan taman dan pendapatan rata-rata masyarakat yang berbeda sehingga mempengaruhi dalam penetapan nilai WTP. 83 Nilai ekonomi keberadaan Taman Menteng yang dihitung melalui dua pendekatan, baik pendekatan biaya pengganti maupun metode CVM menunjukkan bahwa keberadaan Taman Menteng dirasa sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Selain itu, dengan nilai WTP yang diberikan oleh responden mencerminkan bahwa responden ingin berpartisipasi dalam upaya menjaga dan melestarikan keberadaan Taman Menteng, walaupun masing-masing orang memiliki kepentingan yang berbeda-beda akan keberadaan Taman Menteng. Hasil tersebut secara tidak langsung memperlihatkan bahwa masyarakat sangat memerlukan keberadaan taman kota. Oleh karena itu, diharapkan pengelola Taman Menteng harus terus berupaya untuk menjaga dan melestarikan Taman Menteng agar keberadaanya tetap berkelanjutan, serta dikelola dengan baik sehingga manfaatnya dapat terasa dalam jangka waktu yang lama.

6.4 Manfaat Ekonomi Keberadaan Taman Menteng