Uji Asumsi Klasik Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kebijakan Dividen, Cash Holding, Ukuran Perusahaan dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Perusahaan LQ – 45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2013

53

2. Uji Asumsi Klasik

Penggunaan uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan pada penelitian ini. Tujuan lainnya untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang digunakan mempunyai data yang terdistribusikan secara normal, bebas dari autokorelasi, multikolinieritas serta heterokedistisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengansumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Untuk mendeteksi uji normalitas yaitu dengan analisis grafik. Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat Normal Probability Plot P-P Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali, 2013: 161. 54

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independennya. Selanjutnya dijelaskan bahwa deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor VIF dan tolerance, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika nilai tolerance 0,1 dan VIF 10, terjadi multikolinearitas. b. Jika nilai tolerance 0,1 dan VIF 10, tidak terjadi multikolinearitas Ghozali, 2013: 105.

c. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2013 uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t- 1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Kemudian, Ghozali 2013 juga menjelaskan bahwa uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan 55 dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin Watson DW test, dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin-Watson DW. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson. Hipotesis yang akan diujikan adalah : H0 = tidak ada autokorelasi H1 = ada autokorelasi Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi bisa dilihat di table 3.1 : Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Autokorelasi Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif dan negatif Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak 0 d dl dl ≤ d ≤ du 4-dl d 4 4- du ≤ d ≤ 4-dl du d 4-du Sumber: Data Sekunder diolah Tahun 2015 56

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain .Jika variance dari reidual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas Ghozali, 2013: 139. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas, salah satunya adalah Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedestisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah di prediksi. Dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized.

F. Analisis Regresi Linier 1. Uji Koefisien Determinasi Adjusted

� Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2013: 97. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel - variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua 57 informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel secara bebas.

2. Uji Persaaan Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013

6 65 94

Pengaruh Dividen, Struktur Aset, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 78 74

Mekanisme Good Corporate Governance (GCG), Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 30 100

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 19 112

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,Dan Nilai Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility DenganGood Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 95 137

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Perusahaan Jasa Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011–2013)

0 4 16

PengaruhTata kelola perusahaan, Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Intensitas penelitian dan Pengembangan terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009 – 201

1 3 18

Pengaruh Dividen, Struktur Aset, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Mekanisme Good Corporate Governance (GCG), Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 23