Pembimbing dalam Bimbingan Pra Nikah

BP4 yakni untuk mengurangi angka perceraian yang pada saat itu sangat tinggi berkisar antara 60-80, pada saat itu juga banyak penikahan di bawah umur dan poligami yang tidak sehat yang dilakukan oleh kaum laki- laki. Terbentuknya KMA No. 85 tahun 1961 yakni di bidang penasehatan membantu KUA. 5 2. Terbimbing dalam Bimbingan Pra Nikah Terbimbing adalah 3 pasang calon pengantin yang menjadi sampel penelitian penulis. Pada saat penlis melakukan observasi terbimbing yang hadir tidak banyak jadi penulis hanya mengambil sampel 3 pasang calon pengantin. Terbimbing merasakan manfaat dari bimbingan pra nikah yang diadakan oleh KUA Pondok Aren. Materi yang diberikan oleh narasumber menjadi bekal mereka dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Berikut kutipan wawancara penulis dengan Zainul dan Fitri, “apa yang disampaikan oleh narasumber menambah pengetahuan kami tentang pernikahan, bimbingan pra nikah yang diadakan KUA Pondok Aren mendekatkan pasangan calon pengantin, karena dengan diadakannya kursus calon pengantin pasangan tersebut dapat belajar bersama, mendengarkan narasumber memberikan ilmu, nasehat, bertukar pikiran. Bahkan bisa bertanya langsung kepada narasumber orang yang berkompeten dibidangnya.” 6 Pendapat yang sama tentang diadakannya bimbingan pra nikah atau kursus calon pengatin juga disampaikan oleh Nur dan Aris. Berikut kutipan wawancara pribadi penulis dengan Nur dan Aris, “kursus calon pengantin yang diadakan oleh KUA Pondok Aren untuk calon pengantin yang akan menikah sangat bagus. Bahkan kami baru mengetahuinya. Kebetulan bukan kami yang mengurus pendaftaran ke KUA Pondok Aren. Dengan diberikannya undangan oleh KUA Pondok Aren untuk mengikuti kursus calon pengantin, kami jadi tahu kalau KUA Pondok Aren mengadakan bimbingan pra nikah bagi calon pengantin yang 5 Wawancara Pribadi dengan Suganda S. AgPenghulu KUA, Kantor Urusan Agama KUA Pondok Aren, 26 Juni 2014. 6 Zainul dan Fitri, wawancara pribadi tanggal, 12 juni 2014. Kantor Urusan Agama KUA Pondok Aren bertujuan memberi bekal mengenai pernikahan, keluarga sakinah, kesehatan reproduksi kepada pasangan calon pengantin. Dan yang kami rasakan sangat bermanfaat.” 7 3. Materi Bimbingan Pra Nikah Dari hasil penelitian di lapangan, penulis menemukan proses pelaksanaan bimbingan pra nikah bagi calon pengantin di Kantor Urusan Agama kecamatan Pondok Aren yaitu memberikan materi kepada calon pengantin. Adapun materi bimbingan pra nikah yang diberikan yaitu: a. Undang-Undang Perkawinan Perkawinan diatur dengan undang-undang nomor 1 tahun 1974 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1944 dan Nomor 32 Tahun 1954. Undang-undang nomor 1 Tahun 1974 telah disyahkan dan ditanda tangani oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 2 Januari 1974 di Jakarta dan mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober 1975, berisi XIV BAB, 64 Pasal dan 100 ayat. Inti dari undang-undang nomor 1 Tahun 1974 adalah apa yang disebut enam azas undang-undang perkawinan: 1.Azas Pertama yaitu Arti dan Tujuan Perkawinan. 2.Azas Kedua yaitu Perkawinan dilakikan menurut msing-masing agamanya, kepercaaayaannya, dan harus dicatat Pasal 2 ayat 1 dan 2. 7 Nur dan Aris, wawancara pribadi tanggal, 12 juni 2014. Kantor Urusan Agama KUA Pondok Aren 3.Azas Ketiga yaitu perkawinan di negeri kita menganut azas monogami satu suami satu istri. 4. Azas keempat yaitu Perkawinan di bawah umur dilarang 5.Azas kelima yaitu Perceraian hanya dapat dilakukan di Pengadilan Agama 6.Azas Keenam yaitu Hak dan kedudukan suami istri seimbang b. Munakahat 1. Hukum Nikah: a Jaiz, b Sunnat, bagi orang berkehendak dan cukup nafkah sandang, papan, pangan, dan yang lainnya c Wajib, bagi orang yang cukup nafkah dan dikhawatirkan terjerumus ke lembah perzinahan d Makruh, bagi orang yang tidak mampu memberi nafkah e Haram, bagi orang yang berkehendak menyakiti perempuan yang akan dinikahinya. 2. Tujuan perkawinan dalam agama Islam ada 5, yaitu: a Untuk mencukupi ketenangan hidup; b Untuk memperoleh keturunan yang sah; c Untuk menjauhi perbuatan maksiat, terutama zina d Untuk mewujudkan keluarga yang diridhoi Allah e Untuk memelihara keluarga dari siksa neraka. 3. Rukun Nikah a Pengantin laki-laki b Pengantin perempuan c Wali d Dua orang saksi e Ijab dan qobul 4. Syarat-syarat pengantin laki-laki a Tidak terpaksa; b Tidak dalam ihrom atau umrah c Islam apabila kawin dengan perempuan Islam 5. Syarat-syarat Pengantin Perempuan a Bukan perempuan yang dalam iddah b Tidak dalam ikatan perkawinan c Antara laki-laki dengan perempuan bukan muhrim d Tidak dalam ihram atau umrah e Bukan perempuan musyrik 6. Syarat-syarat mas kawin a Benda yang suci, pekerjaan yang bermanfaat b Milik suami c Ada manfaatnya d Sanggup menyerahkan, mas kawin yang tidak sah dengan benda yang hilang, atau yang sedang dirampas orang yang tidak sanggup menyerahkannya e Dapat diketahui sifat dan jumlahnya c. Perukunan 1 Rukun Nikah ada 5 yaitu: a Wali b Calon Pengantin Perempuan c Calon Pengantin Laki-laki d Dua Orang Saksi yang adil e Ijab Qobul 2. Bunyi Ijab Qobul Kata Wali : “ Wahai……bin….. Aku Nikahkan Engkau, Aku kawinkan Engkau kepada anakku …..dengan mas kawin…..tunaihutang. Jawab pengantin laki-laki: :Saya terima nikahnya…binti…dengan mas kawin….tunaihutang 3. Syarat Islam ada 4 Perkara: a Sabar kepada hokum-hukum Allah b Ridho kepada Qodhonya Allah c Ikhlas hatinya menyerahkan diri kepada Allah d Mentaati akan segala perintah Allah dan Rosul Nya serta menjauhi segala larangan Allah SWT 4. Fardhu Iman dan Kesempurnaan Iman ada tiga yaitu: a Mengikrarkan dengan Lisan b Membenarkan dengan Hati c Diamalkan dengan anggota badan 5. Rukun Syahadat ada Empat Perkara yaitu: a Menetapkan dalam hati akan adanya Zat Allah b Menetapkan dalam hati akan sifat Allah c Menetapkan dalam hati akan segala af’al perbuatan Allah d Menetapkan dalam hati akan kebenaran Rosulullah S.A.W 6. Yang dapat merusak syahadat ada empat yaitu: a Menduakan Allah b Syak di hatinya tentang adsanya Allah c Tidak menerima dirinya diciptakan Allah d Tidak menetapkan dalam hatinya akan adanya Zat Allah. 4. Metode Bimbingan Pra Nikah Bimbingan pra nikah dilakukan selama 3 jam dalam satu minggu. Pembimbing memberikan masukan atau bekal bagi calon pengantin yang akan menjalani kehidupan rumah tangga. Adapun pelaksanaan bimbingan pra nikah di KUA bertujuan sebagai pemberi bekal bagi calon pengantin. Bimbingan pra nikah di Kantor Urusan Agama KUA Pondok Aren juga berfungsi sebagai penyampai informasi tentang pentingnya memiliki dasar pengetahuan agama bagi pasangan suami istri. Dan menerapkannya dalam keluarga seperti sholat berjamaah, dimana laki-laki berfungsi sebagai imam dan istri menjadi makmum, orang tua juga harus mengajarkan nilai-nilai agama terhadap anak-anak dalam kehidupan, seperti mengajarkan al-qur’an, akhlak yang baik, dan mengajarkan ibadah seperti shalat, puasa, dan lain-lain. Oleh karena itu, pembimbing menyarankan peserta membaca dua kalimat syahadat dengan huruf arab, ternyata ada yang tidak bisa membaca dengan huruf arab dan ada yang membacanya belum benar sesuai tajwid. Maka dari itu pembimbing membacakan dua kalimat syahadat di depan peserta, dan pembimbing meminta peserta membaca dua kalimat syahadat bersama-sama. Pembimbing juga menanyakan rukun Islam kepada peserta dan meminta peserta bersama-sama membacakannya. Tidak menutup kemungkinan di antara peserta ada yang tidak mengetahui rukun Islam padahal seharusnya sudah menjadi dasar pengetahuan mereka. Untuk itu, penulis berpendapat bahwa masyarakat masih sangat membutuhkan pendidikan dan informasi dari para pembimbing pra nikah sebelum melaksanakan pernikahan dan oleh sebab itu KUA Pondok Aren mewajibkan untuk para calon pengantin mengikuti Bimbingan Pra nikah. 8 Tahap pemberian bimbingan yang dilakukan oleh KUA melalui bimbingan pra nikah kepada calon pengantin yang akan membentuk rumah tangga, dimaksudkan agar mereka memahami secara benar peran masing- masing dalam kehidupan rumah tangga, dan memahami tanggung jawab masing-masing dalam menciptakan kebahagiaan hidup rumah tangganya. 8 Hasil pengamatan peneliti saat mengunjungi lokasi di Kantor Urusan Agama KUA Pondok Aren tanggal 30 Juni 2013. Dan calon pengantin akan membina keluarga mereka dengan benar Karena bekal sebelum menikah sudah diberikan oleh para pembimbing pra nikah dalam hal ini yaitu KUA Pondok Aren. Metode yang digunakan secara garis besar adalah ceramah dan Tanya jawab. Adanya interaksi antara narasumber dan pasangan calon pengantin.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Bimbingan Pra Nikah

Sebuah program tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghambat. Begitu pula dengan program bimbingan pra nikah di Kantor Urusan Agama KUA Pondok aren. Faktor pendukung dari kegiatan ini diantaranya adalah : a Antusiasme peserta Program bimbingan pra nikah cukup diminati oleh calon pasangan pengantin. Semua yang hadir dalam program ini menyimak dengan baik dan rasa ingin tahunya cukup, pertanyaan yang diajukan peserta tidak terlalu banyak, mungkin karena mereka masih malu-malu bertanya mengenai persooalan pernikahan. Calon pasangan yang tidak hadir pun ada, dengan alasan tidak dapat izin dari tempat kerja. 9 b Pembimbing yang cukup kompten Pembimbing yang berkompeten dibidangnya adalah pembimbing yang memiliki wawasan yang luas, khususnya tentang materi yang berhubungan dengan pelaksanaan bimbingan pra nikah. Untuk materi 9 Wawancara pribadi dengan bapak sopian sori MApenyuluh , Kantor Urusan Agama KUA Pondok Aren , tanggal 27 Juni 2014. UUD perkawinan dan Keluarga Sakinah, narasumber bisa dari Penghulu atau Penyuluh KUA namun untuk materi kesehatan reproduksi narasumber berasal dari puskesmas kecamatan yang merupakan salah satu pengurus BP4. Pengurus BP4 sebagian merupakan pegawai KUA kecamatan yang selalu ada di Kantor Urusan Agama KUA Kecamatan. Sehingga memudahkan masyarakat untuk berkonsultasi mengenai persoalan pernikahan. Untuk persoalan mengenai kesehatan atau kehidupan bermasyarakat dapat dikonsultasikan dengan pihak puskesmas dan tokoh masyarakat atau tokoh agama yang juga merupakan pengurus BP4. Jika masyarakat yang ingin berkonsultasi mengenai hal tersebut maka akan dibuatkan jadwal dengan pihak puskesmas atau tokoh masyarakat dan agama tersebut. 10 c Sarana dan prasarana Sarana dan pra sarana yang cukup memadai yang ada di KUA Pondok Aren cukup mendukung berlangsungnya proses bimbingan pra nikah, seperti ruangan khusus bimbingan, papan tulis, dan kipas angin. Faktor Penghambat dari kegiatan ini diantaranya adalah : a. Keterbatasan waktu 10 Wawancara pribadi penulis dengan H. Abdul AzizPenghulu KUA, Kantor Urusan Agama KUA Pondok Aren, tanggal 27 Juni 2014. Pemberian bimbingan pra nikah diisi oleh tiga orang narasumber. Setiap narasumber diberikan waktu hanya satu jam, ini menyebabkan terbatasnya materi yang diuraikan dan kurangnya kesempatan bagi peserta untuk berdialog lebih banyak. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan kepada keempat narasumber, mereka berpendapat bahwa waktu bimbingan kurang. Seharusnya bimbingan diadakan 3 hari, karena terbatasnya waktu calon pengantin maka KUA Pondok Aren melakukan bimbingan pra nikah satu hari saja selama tiga jam. Di Negara lain, bimbingan pra nikah diadakan 3 bulan-4 bulan. 11 b. Kurangnya disiplin peserta Banyak peserta yang sering kali datang terlambat sehingga materi yang diterima menjadi tidak lengkap. 12 c. Sebagian materi tidak dibukukan Para pasangan calon pengantin diberikan modul oleh KUA Pondok Aren yang berisi tentang undang-undang pernikahan, munakahat, perukunan, dan lain-lain. Untuk materi keluarga sakinah dan kesehatan reproduksi tidak diberikan modul sehingga bagi pasangan calon pengantin yang datang terlambat tidak mengetahui apa yang disampaikan oleh narasumber tentang kesehatan reproduksi dan keluarga sakinah. 11 Wawancara pribadi penulis dengan H. Suganda M.Akepala KUA, Kantor Urusan Agama KUA Pondok Aren, tanggal 27 Juni 2014. 12 Wawncara pribadi dengan bapak aliudin S.Agpenghulu, Kantor Urusan Agama KUA Pondok Aren, tanggal 27 Juni 2014.