6 Aksesibilitas
Semakin mudah aksesibilitas dari daerah pemukiman ke daerah tujuan pusat-pusat kegiatan, maka akan semakin besar pula jumlah perjalanan yang terjadi.
II.4 Bangktan perjalanan dari rumah tanggakeluarga
Dari semua perjalanan di daerah perkotaan 80 di perkirakan berasal dari rumah tangga. Sisanya berasal dari kendaraan umum seperti taksi, truk dan kendaraan umum lainnya.tujuan dari
pemodelan perjalanan yang dihasilkan oleh rumah tangga dapat diklasifikasikan perjalanan berbasis rumah, dan tidak berbasis rumah. Perjalanan dengan berbasis rumah memiliki satu
tujuan akhir, baik itu berupa asal ataupun tujuan. Berasalterletak di zona si pembuat perjalanan tersebut. Jika akhir dari kedua perjalanan asal-tujuan berlokasi di sona dimana pelaku
perjalanan itu tinggal maka itu disebut pergerakan tidak berbasis rumah. Myer Kutz, 2004 Karena dominasi perjalanan berbasis rumah di daerah perkotaan, pengembangan model
sederhana jika diasumsikan bahwa perjalanan berakhir di rumah adalah bahwa produksi P di zona tempat tinggal si pelaku perjalanan itu terlepas apakah itu mewakili zona asal atau tujuan
perjalanan. Menurut pendekatan ini perjalanan yang berbasis bukan rumah disebut sebagai tarikan A. Myer, 2004
II.5 Konsep Pemodelan Bangkitan Pergerakan
Model dapat didefenisikan sebagai alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita dunia sebenarnya secara terukur Tamin,
1997, termasuk diantaranya: 1. Model fisik
2. Peta dan diagram grafis
Universitas Sumatera Utara
3. Model statistika dan matematika persamaan Semua model tersebut merupakan penyederhanaan realita untuk tujuan tertentu, seperti
memberikan penjelasan, pengertian, serta peramalan. Pemodelan transportasi hanya merupakan salah satu unsur dalam perencanaan transportasi. Lembaga pengambil keputusan masyarakat
administrator peraturan dan penegak hokum adalah beberapa unsure lainnya. Model merupakan penyederhanaan dari keadaan sebenarnya dan model dapat
memberikan petunjuk dalam perencanaan transportasi. Karakteristik sistem transportasi untuk daerah-daerah terpilih seperti CBD sering dianalisis dengan model. Model memungkinkan untuk
mendapatkan penilaian yang cepat terhadap alternatif-alternatif transportasi dalam suatu daerah Morlok, 1991 dalam Daniel, 2011.
2.5.1 Definisi dasar Beberapa definisi dasar yang selalu digunakan dalam tahap pemodelan bangkitan
pergerakan Tamin, 2008: a. Perjalanan: pergerakan satu arah dari zona asal ke zona tujuan, termasuk pergerakan
berjalan kaki. Berhenti secara kebetulan misalnya berhenti diperjalanan untuk mebeli rokok tidak dianggap sebagai tujuan perjalanan, meskipun perubahan rute terpaksa
dilakukan. b. Pergerakan berbasi rumah: pergerakan yang salah satu atau kedua zona asal dan atau
tujuan pergerakan tersebut adalah rumah. c. Pergerakan berbasis bukan rumah: pergerakan yang salah satu arah atau kedua zona asal
dan atau tujuan pergerakan tersebut adalah bukan rumah. d. Bangkitan pergerakan digunakan untuk suatu pergerakan berbasis rumah yang
mempunyai tempat asal dan atau tujuan adalah rumah atau pergerakan yang berbasis bukan rumah.
Universitas Sumatera Utara
e. Tarikan pergerakan digunakan untuk menyatakan suatu pergerakan berbasis rumah yang mempunyai tempat asal danatau tujuan bukan rumah atau pergerakan yang tertarik oleh
pergerakan berbasis bukan rumah. f. Tahapan bangkitan pergerakan: sering digunakan untuk menetapkan besarnya bangkitan
pergerakan yang dihasilkan oleh rumah tangga baik untuk pergerakan berbasis rumah maupun berbasis bukan rumah pada selang waktu tertentu perjam atau perhari.
2.5.2. klasifikasi Pergerakan 2.5.2.1. Berdasarkan tujuan pergerakan
Dalam kasus pergerakan berbasis rumah ada lima kategori tujuan pergerakan yang sering digunakan Tamin, 2008, yaitu:
Pergerakan ke tempat kerja Pergerakan dengan tujuan pendidikan
Pergerakan ke tempat belanja Pergerakan untuk kepentingan sosial dan rekreasi
Lain-lain Dua tujuan pergerakan pertama bekerja dan pendidikan disebut tujuan pergerakan utama
yang merupakan keharusan untuk dilakukan setiap orang setiap hari, sedangkan pergerakan tujuan lain sifatnya pilihan dan tidak rutin dilakukan.
2.5.2.2. Berdasarkan waktu Pergerakan biasanya dikelompokkan menjadi pergerakan pada jam sibuk dan pada jam
tidak sibuk. Proporsi pergerakan yang dilakukan oleh setiap tujuan pergerakan sangat berfluktuasi atau bervariasi sepanjang hari.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2.3. Berdasarkan jenis orang Hal ini merupakan salah satu jenis pengelompokan yang penting karena perilaku
pergerakan individu sangat dipengaruhi oleh atribut sosio ekonomi. Atribut yang dimaksud adalah:
Tingkat pendapatan: biasanya terdapat tiga tingkat pendapatan di Indonesia, tinggi, menengah, rendah.
Tingkat kepemilikan kendaraan biasanya terdapat empat tingkat 0,1,2, atau lebih 2 per rumah tangga.
Ukuran dan struktur rumah tangga.
2.5.3. Model Bangkitan Pergerakan 2.5.3.1. Konsep Metode Analisa Regresi
Metode analisa regresi digunakan untk menghasilkan hubungann antara dua variabel atau lebih dalam bentuk numerik, dan untuk melihat bagaimana dua atau lebih peubah saling
berkait, dimana telah diketahui variabel mana yang variasinya dipengaruhi oleh variabel lainnya dan variabel mana yang mempengaruhinya. Persamaan regresi ini merupakan persamaan garis
yang paling mewakili hubungan antara dua variabel tersebut.
a. Analisa Regresi Linear Sederhana
Variabel analisis regresi dibedakan menjadi dua jenis variabel yaitu variabel bebas X dan variabel tak bebas Y. hubungan linear dari 2 jenis variabel tersebut dituliskan dalam
persamaan. Y = a + bX
Universitas Sumatera Utara
b. Analisa Regresi Linear Berganda
Dalam pemodelan bangkitan pergerakan, metode analisa regresi linear berganda Multiple Linear Regression Analysis yang paling sering digunakan baik dengan data zona agregat dan
data rumah tangga atau individu tidak agregat. Metode analisis regresi linear berganda digunakan untuk meghasilkan hubungan dalam
bentuk numerik dan untuk melihat bagaimana variabel saling berkait. Ada beberapa asumsi statistik harus dipertimbangkan dalam menggunakan metode analisis regresi linear berganda,
sebagai berikut: 1. Variabel terikat Y merupakan fungsi linear dari variabel bebas X.
2. Variabel, terutama variabel bebas adalah tetap atau telah diukur tanpa galat. 3. Tidak ada korelasi antara variabel bebas.
4. Variansi dari variabel terikat terhadap garis regresi adalah sama untuk nilai semua variabel terikat.
5. Nilai variabel terikat harus tersebar normal atau minimal mendekati normal. Sebagian besar studi tentang bangkitan pergerakan Trip Generation yang berbasis
rumah tangga menunjukkan bahwa variabel-variabel penting yang berkaitan dengan produksi perjalanan seperti perjalanan ketempat kerja, sekolah dan perdagangan Tamin, 1997, yaitu:
1. Pendapatan 2. Kepemilikan kendaraan
3. Struktur rumah tangga 4. Ukuran rumah tangga
5. Nilai lahan 6. Kepadatan daerah pemukiman
7. Aksesibilitas
Universitas Sumatera Utara
Secara khusus penelitian ini mengkaji faktor-faktor tersebut, termasuk menentukan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada objek penelitian.
Model regresi linear berganda Miro, 2005:
= +
+ +
…+ +
Dimana: Y = variabel terikat yang akan diramalkan dependent variable atau dalam
studi transportasi berupa jumlah perjalanan lalu lintas manusia, kendaraan, dan barang dari titik asal ke titik tujuan yang akan
diperkirakan. x
1
, …. x
n
= variabel-variabel bebas independent variable berupa seluruh atau faktor yang dimasukkan ke dalam model dan yang mungkin berpengaruh
terhadap timbulnya jumlah perjalanan lalu lintas seperti, jumlah penduduk, tingkat kepemilikan kendaraan, pendapatan pekerja, luas
tokopabrik dan lain-lain atau disebut juga dengan explanatory variable. a = parameter konstanta constant parameter yang artinya, kalau seluruh
variabel bebas sd
tidak menunjukkan perubahan atau tetap atau sama dengan nol, maka Y atau jumlah perjalanan diperkirakan akan sama
dengan a. b
1
, b
2
,… b
n
= parameter koefisien coefficient parameter berupa nilai yang akan dipergunakan untuk meramalkan Y disebut juga sebagai koefisien
kemiringan garis regresi atau elastisitas. e = nilai kesalahan, untuk regresi berganda ini merupakan faktor di luar
jangkauan akal manusia yang tidak bias teramati kejadiannya yang disebut sebagai faktor “x” disturbance terms
Universitas Sumatera Utara
2.5.3.2. Analisis Model Perhitungan Bangkitan Pergerakan Ada beberapa tahapan dalam pemodelan dengan metode analisis regresi linear berganda
Algifari, 2000 dalam Daniel, 2011, adalah sebagai berikut: a. Analisa bivariat: yaitu analisis uji korelasi untuk melihat hubungan antar variabel yaitu
variabel terikat dengan variabel bebas. Variabel bebas harus mempunyai korelasi tinggi terhadap variabel terikat dan sesama variabel bebas tidak boleh saling berkorelasi.
Apabila terdapat korelasi diantara variabel bebas, pilih salah satu yang mempunyai nilai korelasi yang terbesar untuk mewakili.
b. Analisis Multivariat: yaitu analisa untuk mendapatkan model yang paling sesuai fit menggambarkan pengaruh satu atau beberapa variabel bebas terhadap variabel terikatnya,
dapat digunakan analisis regresi linear berganda Multiple Linear Regression Analysis. Tata cara pembuatan suatu model analisis regresi linear berganda Multiple Linear
Regression Analysis adalah dengan cara sebagai berikut: 1. Membuat Matriks Korelasi Koefisien korelasi dapat bernilai positif atau negatif. Nilai
positif menunjukkan hubungan yang positif, yaitu kemiringan garis regresi adalah positif, sementara bernilai negatif menunjukkan hubungan yang negatif, yaitu kemiringan garis
regresi yang negatif. 2. Nilai R
2
, yaitu Analisis setiap kombinasi variabel tidak bebas terhadap variabel bebas. 3. Hubungan yang kuat untuk bagi setiap variabel nilai korelasi
4. Uji-t 5. Uji-F
6. Uji Validasi 7. Uji linearitas
Universitas Sumatera Utara
Beberapa kaidah statistic harus kita penuhi jika kita memakai metode analisis regresi linier ini sederhana dan berganda untuk penelitian dan peramalan berupa produser pengujian
keabsahan hasil peramalan Miro, 2005. Prosedur dimaksud di antaranya adalah:
1. Uji hubungan linier antara variabel terikat Y yang diramalkan dengan variabel
bebas x:
Pengujian statistik ini dilakukan untuk mengetahui hubungan linier antara 2 variabel yang kita asumsikan memiliki keterkaitan atau keterhubungan yang kuat, apakah kuat atau tidak.
Kalau hubungan variabel terikat Y dengan variabel bebas x ternyata tidak memiliki keterkaitan yang kuat lemah, maka data-data pengukuran seluruh variabel yang dimasukkan ke dalam
model harus ditransformasikan terlebih dahulu dilogaritmakan. Adapun alat uji yang digunakan untuk hal ini adalah Koefisien Korelasi dan Koefisien
Determinasi. Koefisien korelasi sederhana r merupakan angka yang mengukur kekuatan hubungan antara 2 dua variabel terikat dan bebas. Besarannya dapat dicari melalui paket
program SPSS atau microstat dan secara manual. Secara manual, r dapat dicari melalui perumusan berikut Dikutip Miro, 2005 dari Enns, 1985;
n y
y n
x x
n y
x xy
r .
2 2
2 2
Dimana: r = koefisisen korelasi sederhana
x dan y = variabel n = jumlah pengamatan
Σ = simbol penjumlahan Koefisien determinasi sederhana r
2
merupakan merupakan nilai yang dipergunakan untuk mengukur besar kecilnya sumbangankontribusi perubahan variabel bebas terhadap
Universitas Sumatera Utara
perubahan variabel terikat yang tengah kita amati Dikutip Miro, 2005 dari Supranto, 1983, yang secara manual dapat ditentukan cukup dengan cara mengkuadratkan nilai r yang sudah kita
dapatkan dari formulasi diatas. Nilai r akan berkisar antara -1 sampai dengan +1 -1 r +1, tergantung kekuatan hubungan linier kedua variabel.
2. Uji – t t – test
Uji – t dilakukan untuk melihat apakah parameter b1, b2, .... , bn yang melekat pada variabel bebas cukup berarti signifikan terhadap suatu konstanta a nol atau sebaliknya. Kalau
signifikan, maka variabel bebas yang tekait dengan parameter harus ada dalam model. Adapun rumus untuk mendapatkan t adalah:
n k
bk Se
Bo bk
t ,...,
3 ,
2 ,
1 ,
Dimana:
t = angka yang akan dicari bk = koefisien regresi variabel bebas yang ke-k
Bo = hipotesisi nol Se bk = simpangan baku koefisien regresi parameter b yang ke-k var bk
Bo = jumlah variabelkoefisien regresi
3. Uji – F F – test
Uji – F dilakukan untuk melihat apakah seluruh koefisien regresi dan variabel bebas yang ada dalam model regresi linier berganda berbeda dari nol atau nilai konstanta tertentu. Secara
statistik, nilai uji – F ini dapat dihitung melalui: 1
1 K
N Y
Y K
Y Y
k n
SSE K
SSR F
i
Universitas Sumatera Utara
Dimana: F = angka yang akan dicari
SSRΣYi-Ӯ = jumlah kuadrat dari regresi SSEΣYi-Ŷ = jumlah kuadrat dari kesalahan error
n = jumlah pengamatan k = jumlah parameter koefisien regresi
Jika F-hitung F-tabel, maka hipotesisi yang menyatakan seluruh koefisien regresi dan variabel bebas berbeda dengan nool dapat diterima.
2.5.3.3. Konsep Metode Analisa Kategori Metode analisa kategori dikembangkan pertama sekali pada The Puget Sound
Transportation Study pada tahun 1964. Metode analisa kategori ini didasarkan pada adanya keterkaitan antara terjadinya pergerakan dengan atribut rumah tangga. Asumsi dasarnya adalah
tingkat bangkitan pergerakan dapat dikatakan stabil dalam waktu untuk setiap stratifikasi rumah tangga tertentu Tamin, 1997.
Analisa kategori merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasikan hubungan antar berbagai variabel yang berpengaruh terhadap aspek penentuan tujuan
destination. Konsep dasarnya sederhana, dan variabel yang umum digunakan dalam analisis kategori adalah:
1. Ukuran rumah tangga jumlah orang 2. Kepemilikan kendaraan
3. Pendapatan rumah tangga
Universitas Sumatera Utara
Kategori pada umumnya ditetapkan menjadi tiga dan kemudian rata-rata tingkat bangkitan pergerakan dari data empiris dibebankan untuk setiap kategori. Kategori ini
kemudian digunakan untuk menentukan sifat ketergantungan antar variabel. Persamaan analisis kategori yang digunakan untuk bangkitan pergerakan dengan tujuan ‘p’ yang dilakukan oleh
orang berjenis ‘n’ di zona ‘I’ Tamin, 1997. Metode ini dikhususkan hanya pada basis perjalanan rumah home based trip dengan
pendekatan disagregat per individu, karena faktor pendorong timbulnya perjalanan adalah karakteristik-karakteristik rumah tangga yang berkaitan dengan individu si pelaku perjalanan.
Miro, 2005. Sebagai pendekatan analisis, metode ini harus melalui 4 tahapan sebagai berikut Dikutip
Miro, 2005:
Tahap Pertama:
Menetapkan beberapa variabel utama di mana variabel-variabel ini merupakan penggambaran karakteristik-karakteristik individu rumah tangga yang ada di zona pemukiman
yang kita teliti. Variabel-variabel berikut diasumsikaan dapat dan telah terbukti menimbulkan serta mempengaruhi produksi bangkitan perjalanan dari zona pemukiman penduduk:
- Variabel ukuran rumah tangga, merupakan jumlah orang yang mendiami rumah tangga
seperti 1, 2, 3, 4 orang dst. -
Variabel jumlah kendaraan yang dimilki oleh rumah tangga, merupakan jumlah kendaraan biasanya roda 4 yang dipunyai oleh suatu rumah tangga misalnya 0, 1, 2 kendaraan, dst.
- Variabel tingkat pendapatan rumah tangga per satuan waktubulan, merupakan penghasilan
yang diterima oleh kepala rumah tangga dari hasil pekerjaannya misalnya Rp. 500.000,- per bulan, dst.
Universitas Sumatera Utara
- Variabel jumlah pekerja yang ada di dalam suatu rumah tangga, merupakan jumlah orang
yang sudah bekerjaa di rumah tangga itu. Misalnya 1 orang yang bekerja, 2 orang yang bekerja, dst.
Tahap Kedua:
Mengalokasikan setiap rumah tangga yang telah kita survei secara sampel melalui wawancara rumah tanggadaftar kuisoner kedalam setiap kelas sedemikian rupa sehingga setiap
kelas memuat beberapa rumah tangga yang betul-betul sama tingkat karakteristiknya.
Tahap Ketiga:
Menentukan rata-rata tingkat perjalanan per rumah tangga pada masing-masing kelas yang sudah kita tetapkan di tahap kedua dengan cara membagi jumlah perjalanan pada kelas
yang bersangkutan dengan jumlah rumah tangga yang terdapat pada kelas tersebut.
Tahap Keempat:
Menetukan jumlah perjalanan masing-masing kelas dengan cara mengalikan jumlah perjalanan rata-rata per rumah tangga pada kelas yang bersangkutan dengan jumlah rumah
tangga hasil perkiraan dan mentotalkannya untuk seluruh kelaskategori, sehingga didapatkan hasil perkiraan jumlah perjalanan yang diproduksi oleh zona pemukiman yang teliti itu per hari
pada tahun rencana. Persamaan:
kategori n
i
i Hc
ci T
pi Q
1
.
Dimana:
Universitas Sumatera Utara
pi Q
= perkiraan jumlah perjalanan yang diproduksi oleh zona pemukiman i yang tengah kita teliti per hari pada tahun rencana.
ci T = rata-rata tingkat perjalanan per rumah tangga yang ada dalam
kelaskategori ci.
i Hc
= perkiraan jumlah rumah tangga yang ada dalam kelaskatgori ci yang berlokasi di
zona pemukiman i yang tengah kita teliti pada tahun rencana.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Pengertian Metode Penelitian
Metode penelitian dapat dipahami sebagai tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan yang
berkaitan dengan prosedur atau cara mengetahui sesuatu dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis, berencana dan memenuhi cara-cara ilmiah terhadap masalah-masalah yang
dapat dipecahkan. Hassan, 2002.
III.2. Variabel Penelitian
Tujuan utama dari defenisi variabel adalah untuk menghindari penafsiran ganda terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam suatu penelitian. Oleh karena itu variabel-variabel
dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut. 1. Bagaimana perjalanan Y adalah jumlah perjalanan yang dihasilkan oleh kawasan
perumahan J-City. 2. Variabel yang berhubungan dengan produksi perjalanan X yaitu: jumlah anggota
keluarga orang, jumlah anggota keluarga yang bekerja orang, jumlah anggota keluarga yang bersekolah orang, penghasilan rata-rata keluarga perbulan Rp.,
jumlah kepemilikan kendaraan mobil unit, jumlah kepemilikan kendaraan sepeda motor unit.
Universitas Sumatera Utara
III.3. Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar kuesioner dan alat tulis. Blankolembar kuisioner ini berisi tentang pertanyaan dan data yang harus diisi oleh
responden. Dalam hal ini untuk penulisan dan pengolahan data yang telah terkumpul, dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Word, Microsoft Excel, serta Program SPSS Versi
18.0. program SPSS merupakan program komputer statistik yang berfungsi untuk membantu dalam memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan autput data yang
dapat dipertanggungjawabkan dan terpercaya. Program SPSS ini telah digunakan diberbagai bidang persoalan seperti riset pasar, pengendalian, dan perbaikan mutu serta riset-riset sains.
III.4. Bagan Alir Penelitian
Kerangka pemecahan masalah sangat berguna agar dapat melihat secara jelas langkah- langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan, karena dengan adanya kerangka tersebut
maka dapat diketahui arah penelitian dan parameter-parameter apa yang akan digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Bagan alir metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian
Menentukan Tujuan Penelitian 1.
Mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bangkitan pergerakan dari komplek perumahan J-City Medan
2. Mendapatkan jumlah bangkitan perjalanan oleh penghuni komplek perumahan J-City
ketempat beraktifitas dengan menggunakan kendaraan pribadi
Studi Literatur Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka, yaitu
mempelajari buku-buku referensi mengumpulkan bahan bacaan dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain.
Pengumpulan Data
Pengolahan Data:
Menentukan model analisa regresi linear dan berganda dengan menggunakan program. SPSS.
Menentukan jumlah pergerakan dengan Microsoft Excel analisa kategori
Menentukan nilai koefisien determinasi serta nilai konstanta dan koefisien regresi
setiap tahap untuk menentukan model terbaik
Analisa Data
Koefisien korelasi
Koefisien Determinasi R
2
Uji- f
Uji- t
Uji Linearitas
Uji validasi
Kesimpulan dan Saran Data Sekunder:
Jumlah populasi penduduk kawasan
perumahan J-City Medani Johor
Peta kecamatan Medan Johor
Peta jaringan jalan di kecamatan Medan Johor Data Primer:
Jumlah anggota keluara orang Jumlah keluarga yang bekerja orang
Jumlah anggota keluarga yang bersekolah orang
Penghasilan rata-rata keluarga Rp. Kepemilikan kendaraan mobil unit
Kepemilikan kendaraan motor unit Jumlah pergerakan keluarga dalam sehari
Universitas Sumatera Utara
III.5. Metode Pengambilan Data
Pengambilan data bagi suatu studi transportasi pada dasarnya bukanlah prosedur yang sembarangan, tetapi merupakan sekumpulan langkah-langkah yang saling terkait satu sama lain
dengan hasil akhir yaitu untuk memperoleh yang diharapkandiinginkan. Pengambilan data pada suatu penelitian dapat dilakukan dengan survei. Untuk
mendapatkan data dengan cara survei harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Jadwal pelaksanaan survei dan jumlah surveyor
2. Struktur organisasi tim survei 3. Estimasi biaya yang diperlukan
4. Mekanisme pengumpulan data Ada beberapa tahapan ataupun langkah-langkah yang dianggap perlu dalam pencapaian
tujuan penelitian ini. Yang secara garis besar sebagia berikut: 1. Melakukan studi literatur dalam usaha memperoleh teori-teori yang berhubungan
dengan penyelesaian penelitian ini. 2. Menentukan jumlah dan distribusi sampel yang sesuai pada daerah penelitian.
3. Pengorganisasian data yang dibutuhkan, metode pengumpulan data dan penyajian data yang diperoleh dari survei.
4. Melakukan home interview yaitu wawancara yang dilakukan ke masing-masing responden yang dipilih secara acak.
5. Mengedit data yang telah dikumpulkan dan membuat tabulasi 6. Dan tahapan terakhir yaitu dengan menganalisa data hasil survei dengan
menggunakan software SPSS Statistical Product and Service Solution dan menggunakan analisis Regresi Linear Berganda Multiple Linear Regression
Universitas Sumatera Utara
Analysis, dan juga dengan menggunakan program Microsoft Excel untuk analisa kategori untuk mengambil kesimpulan dari tujuan penelitian ini.
III.6. Jenis dan Sumber Data
Suatu penelitian tidak akan terlepas dari pengambilan data yang merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai subjek penelitian. Dimana data itu
adalah bahan mentah dalam penelitian yang dikumpulkan melalui prosedur yang standar dan diolah untuk memberikan informasi dalam memecahkan permasalahan yang diteliti.
Adapun jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data Primer dan data Sekunder.
1. Data primer Merupakan data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari responden atau objek yang
diteliti. Dalam penulisan ini data primer yang dimaksud adalah data yang sumbernya diperoleh
langsung dari respondenpenduduk yang tinggal di perumahan J-City. Yaitu data jumlah anggota keluarga orang, jumlah keluarga yang bersekolah orang, jumlah penghasilan
rata-rata keluarga rupiah, jumlah kepemilikan kendaraan sepeda motor unit, jumlah kepemilikan kendaraan mobil unit, jumlah pergerakan dalam sehari, dan jumlah
keluarga yang bekerja orang. 2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dalam arti di luar diri peneliti sendiri, adapun data yang dimaksud berupa jumlah populasi, peta atau denah perumahan,
peta jaringan jalan, serta data-data yang lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
III.7. Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel adalah mendapatkan sampel dengan jumlah yang relatif kecil dibandingkan dengan jumlah populasi tetapi mampu mempresentasikanmewakili
seluruh populasi tersebut. Untuk itu sangat penting menentukan cara yang tepat dalam menarik sampel yang dimaksud agar benar-benar mampu mempresentasikan kondisi dari
seluruh populasi. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sampel acak sederhana.
Untuk memudahkan dan menentukan besarnya ukuran sampel dalam suatu penelitian maka dapat digunakan data dari survei pendahuluan pilot survei, biasanya data
awal yang diambil akan diolah sebanyak 30 data sampel. Dari 30 data sampel yang diambil tersebut selanjutnya diolah sehingga akan dapat diketahui berapa besar ukuran
sampel dan selanjutnya hanya tinggal menambah kekurangannya saja. Secara matematis besarnya sampel dari populasi dapat dirumuskan sebagai
berikut: Menghitung standar error dari rata-rata sampel:
Se x = , standar error dari rata-rata sampel Dimana:
Sex = Standar error dari rata-rata sampel Se
= Sampling error Z
= Tingkat kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
Dengan tingkat kepercayaan 95 dan sampling error 5 maka jumlah data yang dibutuhkan adalah:
n
’
=
[ ]²
2
, untuk populasi yang tidak terbatas
n = n
′
′
, untuk populasi yang terbatas
dimana: n’ = Jumlah sampel data tidak terbatas
n = Jumlah sampel data terbatas N = Jumlah populasi
s = Standar deviasi dari variable yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan jumlah sampel, misalnya produksi perjalanan.
S2 = Varian
III.8. Daftar kuesioner
Daftar kuesioner yang digunakan dalam melakukan home interview dibuat sedemikian rupa sehingga mempermudah pewawancara dalam melakukan pendataan dan mempermudah tiap
angota keluarga dalam mengisinya dan kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu karakteristik rumah tangga dan karakteristik perjalanan.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik Rumah Tangga Untuk karakteristik rumah tangga data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
a. Variabel Bebas 1. Jumlah anggota keluarga orang
2. Jumlah anggota keluarga yang bekerja orang 3. Jumlah anggota keluarga yang bersekolah orang
4. Penghasilan rata-rata keluarga perbulan 5. Jumlah kepemilikan kendaraan mobil
6. Jumlah kepemilikan kendaraan sepeda motor b. Variabel Terikat
1. Jumlah pergerakan anggota keluarga dalam sehari
III.9. Model Penelitian
Untuk menjawab perumusan masalah yang telah ditetapkan, yaitu berapa besar pengaruh variable mengenai bangkitan pergerakan X seperti: jumlah anggota keluarga orang, jumlah
anggota keluarga yang bekerja orang, jumlah anggota keluarga yang bersekolah orang penghasilan rata-rata keluarga perbulan Rp., jumlah kepemilikan kendaraan mobil unit,
jumlah kepemilikan kendaraan sepeda motor unit, terhadap produksi perjalanan Y, perlu dilakukan beberapa tahapan penting untuk menganalisis data yang diperoleh melalui survey
kuesioner. Uji korelasi dan proses kalibrasi dilakukan dengan menggunakan bantuan Software SPSS
Statistical Product and Service Solution yaitu suatu program statistic yang mampu memproses
Universitas Sumatera Utara
data statistik secara cepat dan tepat serta menyajikannya dalam berbagai output yang dikehendaki para pengambil keputusan. Adapun beberapa tahapan yang perlu dilakukan adalah:
a. Tahap pertama adalah analisis bivariat, yaitu analisis uji korelasi untuk melihat hubungan antar variabel yaitu variabel terikat dengan variabel bebas. Variabel bebas harus
mempunyai korelasi tinggi terhadap variabel terikat dan sesama variabel bebas tidak boleh saling berkolerasi. Apabila terdapat korelasi diantara variabel bebas, pilih salah
satu yang mempunyai nilai korelasi yang terbesar untuk mewakili. b. Tahap kedua adalah analisis multivariat, yaitu analisis untuk mendapatkan model yang
paling sesuai fit menggambarkan pengaruh satu atau beberapa variabel bebas terhadap variabel terikatnya, dapat digunakan analisis regresi linear berganda Multiple Linear
Regression Analysis. analisis regresi linear berganda Multiple Linear Regression Analysis adalah suatu cara yang dimungkinkan untuk melakukan beberapa proses iterasi
dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pada langkah awal adalah memilih variabel bebas yang mempunyai korelasi yang
besar dengan variabel terikatnya. 2. Pada langkah yang kedua menyeleksi variabel bebas yang saling berkorelasi, jika ada
antara variabel bebas memiliki korelasi besar maka untuk ini dipilih salah satu, dengan kata lain korelasi harus kecil antara sesama variabel bebas.
3. Pada tahapan yang ketiga atau yang terakhir masukkan variabel bebas dan variabel terikat kedalam persamaan model regresi linear berganda. Gasperz, 1990 dalam
Daniel, 2011, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Y = a + b1×1 + b2×2 … … … + bn ×n Dimana:
Y = variabel terikat jumlah produksi perjalanan, terdiri dari:
a = konstanta yaitu angka yang akan dicari
b1,b2,…bn = koefisien regresi angka yang akan dicari
×1, ×2,.. .. ×n = variabel bebas faktor-faktor berpengaruh
Faktor-faktor berpengaruh yang dimaksud adalah sebagai berikut: X
1
= jumlah anggota keluarga rata-rata orang X
2
= jumlah anggota keluarga yang bekerja orang X
3
= jumlah anggota keluarga yang bersekolah orang X
4
= jumlah penghasilan keluarga rupiah X
5
= jumlah kepemilikan mobil unit X
6
= jumlah kepemilikan motor unit
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Gambaran Kecamatan Medan Johor
4.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di Propinsi Sumatera Utara, Indonesia, yaitu tepatnya di kota
Medan, Kecamatan Medan Johor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Medan Johor
LOKASI PENELITIAN
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu Kecamatan Dari 21 kecamatan yang ada di Kota Medan. Kecamatan Medan Johor Terletak di wilayah Selatan Kota Medan dengan batas-
batas sebagai berikut: Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kecamatan Medan Selayang Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia Kecamatan Medan Johor ini merupakan daerah pemukiman sekaligus sebagai daerah
resapan air bagi Kota Medan. Di Kecamatan Medan Johor ini banyak terdapat perumahan- perumahan kelas menengah dan mewah, daerah ini sangat potensial bagi para investor yang
bergerak dibidang Real Estate, disamping itu juga sangat potensial dibidang agrobisnis dan pendidikan. Disini juga terdapat Balai Pembibitan Pertanian dan sebuah Asrama Haji yang besar
dan megah dengan pelayanan hajinya setiap tahun sering mendapat penghargaan secara nasional. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri di Kecamatan Medan Johor ini juga terdapat
beberapa industri kecil seperti Pengolahan Kopi dan Produk Minuman ringan. Lokasi penelitian yang dipilih adalah pada kawasan perumahan di Kecamatan Medan
Johor, dengan studi kasus Perumahan J-City, alasan memilih perumahan tersebut karena perumahan ini merupakan perumahan yang baru dibangun di Kecamatan Medan Johor. Pada
tahun 2011 kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 123.851 jiwa. Dengan luas wilayah 16,96 KM
2
.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Geometrik Jalan Perumahan J-City Kecamatan Medan Johor Perjalanan menuju kawasan ini dari titik nol kota Medan membutuhkan waktu
± 30 menit dengan menggunakan angkutan umum melewati
jalan perkotaan dengan jarak ± 15 km.
Gambar 4.2 Masterplan Perumahan J-City
Universitas Sumatera Utara
IV.2 Populasi Dan Sampel Penelitian