BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi
Menurut LPM ITB 1997 , permasalahan transportasi bertambah parah baik di negara maju industri maupun di negara berkembang. Permasalahan tersebut semakin bertambah parah
melihat kenyataan bahwa meskipun sistem prasarana trasnportasi sudah sangat terbatas, tetapi banyak dari sistem prasarana tersebut yang berfungsi secara tidak efisien. Oleh karena itu
sangatlah penting untuk mengetahui secara akurat besarnya kebutuhan akan trasnportasi pada masa mendatang sehingga sumberdaya dapat dihemat dengan mengatur atau mengelola sistem
prasarana trasportasi yang dibutuhkan Tamin, 2008. Maka untuk mengatasi permasalahan di atas diperlukan perencanaan transportasi. Adapun menurut Tamin, 2008, tujuan dasar
perencanaan transportasi adalah memperkirakan jumlah serta lokasi kebutuhan akan transportasi misalnya menentukan total pergerakan baik untuk angkutan umum maupun pribadi pada masa
yang akan datang. Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi Tamin, 2008 yang paling popular
adalah “ Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap” Model ini merupakan gabungan dari beberapa seri sub model yang masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Sub
model tersebut adalah: a. Bangkitan dan tarikan pergerakan
b. Sebaran pergerakan c. Pemilihan moda
d. Pemilihan rute e. Arus lalu lintas
Di dalam tugas akhir ini yang akan dibahas khusus mengenai bangkitan pergerakan.
Universitas Sumatera Utara
II.2 Bangkitan Pergerakan Trip Generation
Bangkitan perjalananpergerakan trip generation dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah perjalananpergerakanlalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu zona kawasan per satuan
waktu Miro, 2002. Dari pengertian tersebut maka bangkitan perjalanan merupakan tahap pemodelan trasnportasi yang bertugas untuk memperkirakan jumlah banyakny perjalanan yang
berasal meninggalkan dari suatu zonakawasanpetak lahan dan jumlah banyaknya perjalana yang datangtertarik menuju ke suatu zonakawasanpetak lahan pada masa yang akan datang
tahun rencana per satuan waktu. Bangkitan pergerakan dari model transportasi bertujuan untuk memprediksi jumlah
perjalanan bangkitan dan tarikan dari setiap zona daerah penelitian. Ini dapat dicapai dalam beberapa cara, dimulai dengan perjalanan individu atau rumah tangga yang tinggal disetiap zona
atau beberapa variabel berikut seperti: penduduk, tenaga kerja, jumlah kendaraan, dan lain-lain. Ortuzar, Willumsen, 2011.
Suatu kota dapat dipandang sebagai suatu tempat dimana terjadi aktivitas-aktivitas atau sebagai suatu pola tata guna lahan. Lokasi dimana aktivitas dilakukan akan mempengaruhi
manusia, dan aktivitas manusia akan mempengaruhi lokasi tempat aktivitas berlangsung. Tata guna lahan merupakan salah satu dari penentu utama pergerakan dan aktivitas. Aktivitas ini
dikenal dengan istilah bangkitan perjalanan trip generation. Khisty, 2005. Penelaahan bangkitan lalu-lintas ini adalah bagian yang amat penting dalam proses
perencanaan perangkutan. Dengan mengetahui bangkitan lalu-lintas, maka jumlah perjalanan tiap zone pada masa yang akan datang dapat diperkirakan. Setiap pepergian pasti mempunyai
asal, yaitu zone yang menghasilkan pelakunya, dan tujuan, yaitu zone menarik pelaku pepergian itu. Secara sederhana dapat dianggap bahwa pepergian pada umumnya diawali dari tempat
Universitas Sumatera Utara
tinggal dan diakhiri di tempat tujuan. Jadi ada dua pembangkit lalu-lintas, yaitu tempat tinggal sebagia produsen pepergian, dan bukan tempat tinggal sebagai konsumen. warpani, 1990.
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menentukan jumlah perjalanan dari suatu zona ke zona lain, F.D. Hobbs berpendapat bahwa: “jumlah perjalanan yang terjadi dalam satuan
waktu, biasanya untuk suatu tata guna lahan tertentu, disebut laju bangkitan perjalanan. Jumlah ini dapat diestimasikan dengan 3 cara: i secara tradisional dengan regresi sederhana atau ganda,
ii dengan menjumlahkan bangkitan atau produksi perjalanan menurut distribusi setiap kategori tertentu pada setiap zona, iii dengan metode-metode klasifikasi keluarga sering disebut analisa
kategori dengan memakai daftar laju perjalanan yang dilakukan dan karakteristik suatu area”. F.D. Hobbs, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas:175
Dalam prosesnya, bangkitan pergerakan dianalisis secara terpisah menjadi 2 bagian Miro, 2002, Yaitu:
a. Trip Production, merupakan banyaknya pergerakan yang dihasilkan oleh zona asal,
dengan kata lain merupakan pergerakan arus lalu-lintas yang meninggalkan suatu kawasanzona.
b. Trip Attraction, merupakan banyaknya pergerakan yang tertarik ke zona tujuan, dengan
kata lain merupakan pergerakanarus lalu-lintas yang menuju ke suatu kawasanzona. Tujuan akhir perencanaan tahapan bangkitan pererakan pada masa sekarang yang akan
digunakan untuk meramalkan pergerakan pada masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara
Bangkitan dan tarikan perjalanan dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1: Bangkitan dan Tarikan Perjalanan Sumber: Ofyar Z. Tamin 2000
Bangkitan dan tarikan pergerakan biasanya dianalisa berdasarkan zona. Data tata guan lahan peubah X, data bangkitan pergerakan P dan data tarikan pergerakan A yang didapat
dari hasil survey Black, 1978 dalam Ofyar Z. Tamin 1997.
Gambar 2.2: Bangkitan dan Tarikan Perjalanan Tamin, 1997, 2000, 2008
2.2.1. Jenis tata guna lahan Jenis tata guna lahan yang berbeda pemukiman, pendidikan dan komersial mempunyai
cirri bangkitan lalu lintas yang berbeda, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a. Jumlah arus lalu lintas b. Jenis lalu lintas pejalan kaki, truk, mobil
c. Lalu lintas pada waktu tertentu kantor menghasilkan arus lalu lintas pagi dan sore hari, sedangkan pertokoan menghasilkan arus lalu lintas di sepanjang hari.
Jumlah dan jenis lalu lintas yang dihasilkan oleh setiap tata guna lahan merupakan hasil dari fungsi parameter social dan ekonomi, seperti contoh di Amerika Serikat Black, 1979 dalam
Tamin, 2008: a. 1 ha perumahan menghasilkan 60 – 70 pergerakan kendaraan per minggu
b. 1 ha perkantoran menghasilkan 700 pergerakan kendaraan per hari c. 1 ha tempat parkir menghasilkan 12 pergerakan kendaraan per hari
2.2.2. Intensitas aktivitas tata guna lahan Bangkitan pergerakan bukan saja beragam dalam jenis tata guna lahan, tetapi juga
tingkat aktivitasnya. Semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang tanah, semakin tinggi pergerakan arus lalu lintas yang dihasilkan. Salah satu ukuran intensitas aktivitas
sebidang tanah adalah kepadatannya Tamin, 2008.
II.3 Bangkitan Perjalanan Kawasan Perumahan