Lakitan 1997 menjelaskan, bahwa penyerapan energi radiasi matahari oleh sistem tajuk tanaman akan memacu tumbuhan untuk meningkatkan laju
transpirasinya terutama untuk menjaga stabilitas suhu tumbuhan. Transpirasi akan menggunakan sebagian besar air yang berhasil diserap tumbuhan dari tanah.
5.3 Potensi Pohon Mensubstitusi Alat Pendingin Ruangan AC
Berdasarkan hasil perhitungan kemampuan pohon dalam menyerap panas, maka dapat diketahui bahwa pohon dapat menggantikan peran Air Conditioner. Hal
ini didukung oleh beberapa hasil penelitian, salah satunya Fandeli et al. 2004 yang menyatakan bahwa udara panas dapat dikurangi dengan menanam pohon pada
kawasan sumber polusi panas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan vegetasi hutan kota dapat menggantikan atau mengurangi tingkat penggunaan alat
pendingin ruangan. Berdasarkan hasil analisis data bahwa pohon memiliki kemampuan serapan panas rata-rata sebesar 3.192 KJjam, maka satu unit AC 1 PK
kapasitas 9.495 KJjam dapat disubstitusi tiga pohon, sementara satu unit AC 1,5 PK kapasitas 18.990 KJjam dapat disubstitusi dengan enam pohon dan untuk satu
unit AC 2 PK kapasitas 28.485 KJjam dapat disubstitusi dengan sembilan pohon. Jumlah pohon yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan suatu ruangan
berdasarkan perhitungan ini harus ditanam sesuai kerapatan vegetasi hutan kota yang diukur. Selain itu, pohon yang dapat menyerap panas dengan baik pada umumnya
yaitu pohon yang berusia 10 tahun atau lebih, dengan tajuk yang rindang dan rapat. Untuk memenuhi kebutuhan pendinginan suatu ruangan maka pohon-pohon tersebut
ditanam di sekeliling ruangan. Jumlah pohon yang dibutuhkan untuk mensubstitusi AC tersebut tergantung pada besarnya kebutuhan pendinginan ruangan Tabel 6.
Tabel 6 Potensi pohon mensubstitusi Alat Pendingin Ruangan AC
No. Nama Ruangan
Kebutuhan pendinginan
KJjam Pohon yang
dibutuhkan
1. Ruang Auditorium 1, Fakultas kehutanan
86.648 27 Pohon
2. Ruang Sidang Silva, Fakultas Kehutanan
106.881 34 Pohon
3. Ruang Departemen Tanah, Fakultas
Pertanian 22.771
7 Pohon 4.
Ruang perpustakaan Fakultas Pertanian 141.059
44 Pohon 5.
Gedung Kuliah B1, Fakultas Teknologi Pertanian
133.050 42 Pohon
6. Ruang Kuliah H101, Fakultas Teknologi
Pertanian 103.771
33 Pohon 7.
RK OFAK B11, Fakultas Pertanian 133.050
42 Pohon
Jenis-jenis pohon hutan kota yang terdapat di lokasi penelitian antaralain yaitu Ki hujan Albizia saman, Beringin Ficus benjamina, Bungur Lagerstromia
speciosa, Manggis Garcinia mangostana, Matoa Pometia pinnata, Angsana Pterocarpus indicus, Nyamplung Calophyllum inophyllum, Mahoni Swietenia
mahagoni dan Shorea sp.. Adapun jarak antara pohon-pohon dengan ruangan yang ingin didinginkan jaraknya tidak lebih dari 24 meter Tauhid 2008. Jarak tersebut
masih memungkinkan adanya pengaruh dari suatu vegetasi terhadap suhu udara Gambar 7.
Angin yang memiliki frekuensi yang dominan menjadi acuan menempatkan vegetasi pohon pada posisi tepat terhadap ruangan. Proses distribusi panas baik
panas dari aktivitas kota maupun radiasi matahari di permukaan bumi umumnya secara konveksi. Menurut Waryono et al. 1987, konveksi adalah salah satu bentuk
proses transfer panas di atmosfer. Konveksi yaitu transfer panas oleh gerakan benda yang dipanasi. Udara mempunyai sifat konvektif yang besar. Udara yang mendapat
panas baik secara radiasi maupun konduksi akan mengembang dan bergerak naik, kemudian diganti oleh udara dingin yang bergerak turun. Transfer panas secara
konveksi ini sangat penting artinya dalam pertukaran udara dari vegetasi pohon tidak hanya disekitar pohon tersebut tetapi sampai pada ruangan yang ingin didinginkan.
Keterangan: P= pusat kanopi; U= ujung kanopi, 8 m dari P; V30= area dengan jarak 12 m dari P; V10= area dengan jarak 24 m dari P
. Gambar 7 Suhu udara berdasarkan jarak dari pusat kanopi.
Suhu udara
Jarak pengukuran
5.4 Efisiensi Pembangunan Hutan Kota