Alat dan bahan penelitian 1 Uji coba laboratorium

3.2.1 Alat dan bahan penelitian 1 Uji coba laboratorium

Pemeliharaan ikan dan aklimatisasi digunakan bak penampungan ikan yang terbuat dari fiber glass dengan ukuran 200 cm x 100 cm x 75 cm yang dilengkapi dengan satu unit sistem aerasi dan sirkulasi air Gambar 8. Pengamatan terhadap respons penciuman kerapu dilakukan pada bak percobaan dengan ukuran PxLxT 200 cm x 50 cm x 50 cm Gambar 9. Sistem aerasi dan sirkulasi ini dihubungkan ke akuarium, filter pipa dengan menggunakan pompa. Untuk menjaga agar suhu air dalam bak tetap dalam kondisi yang sesuai, dipasang pemanas heater sebanyak 7 buah. Peralatan lain yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1. Gambar 8 Bak pemeliharaan ikan Gambar 9 Bak percobaan Tabel 1 Peralatan laboratorium yang digunakan dalam penelitian No Peralatan Kegunaan 1. 1 set alat sirkulasi air aerator, jet pump, selang air Sirkulasi air 2. Skimmer Memisahkan bahan organik protein yang berasal dari kotoran ikan dan sisa pakan 3. Heater pemanas air Mempertahankan kondisi suhu air 4. Serok besar Memindahkan ikan 5. Saringan air siphon Mengambil sisa-sisa makanan dan kotoran ikan 6. Kertas pH Mengukur kadar pH air laut 7. Refraktometer Mengukur salinitas air 8. Sekat batas Menghalangi ikan dari alat-alat sirkulasi 9. Sekat perlakuan Menghalangi ikan bergerak maju sebelum perlakuan dimulai 10. Kayu Tempat penggantungan umpan buatan 11. Benang jahit Penggantungan umpan buatan 12. Kertas skala dari karton Skala pada akuarium perlakuan 13. Measuring board Pengukur panjang ikan 14. Termometer Pengukur suhu air 15. Timbangan digital Pengukur berat ikan dan umpan 16. Seperangkat alat perekam yang terdiri dari: 1. Note book 2. TV Tunner 3. Handycam night shoot 4. Kaset DVD 60 menit Perekaman tingkah laku ikan 17. Kamera digital Dokumentasi 18. Stopwatch Pengukur waktu respons ikan terhadap umpan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Ikan kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus hidup dalam keadaan sehat, sejumlah 6 ekor dengan panjang total 25-35 cm. Ikan yang digunakan berasal dari ikan hasil budidaya keramba jaring apung KJA di Pulau Semak Daun Kepulauan Seribu. Alasan pemilihan ikan budidaya ini didasarkan pada hasil penelitian pendahuluan yang menunjukkan bahwa ikan hasil tangkapan dari nelayan memiliki tingkat ketahanan hidup survival rate yang rendah, sehingga ikan tidak dapat bertahan hidup lama. Berdasarkan hal tersebut maka digunakan ikan budidaya. 2 Air laut sebagai media hidup ikan di laboratorium berasal dari Sea World Ancol Jakarta 3 Umpan buatan artificial bait hasil formulasi Komposisi umpan ini dibuat berdasarkan hasil uji kandungan yang terkandung dalam umpan alami yaitu ikan rucah tembang, udang, dan gonad bulu babi. Kandungan kimiawi yang dipakai dalam pembuatan umpan buatan antara lain asam amino, asam lemak, dan amoniak. Bahan-bahan yang digunakan adalah: 1 Minyak ikan fish oil mewakili amoniak dan asam lemak 2 Tepung ikan fish meal mewakili asam lemak dan amino 3 Tepung tapioka sebagai pelekat emultan dan stabilisator 4 Tepung terigu sebagai pelekat emultan dan stabilisator 5 Air sebagai bahan pencampur Komposisi yang dipakai, disesuaikan dengan kebutuhan, dan dilakukan dalam beberapa komposisi bahan-bahan tersebut. Cara pembuatan umpan buatan adalah sebagai berikut: 1 Bahan pembuat umpan dihitung sesuai bobot yang diperlukan untuk pembuatan 100 gram umpan jumlah bahan yang dibutuhkan disesuaikan dengan formulasi yang diinginkan. 2 Bahan-bahan yang memiliki bobot terkecil seperti tepung ikan dan tepung terigu dicampurkan terlebih dahulu dalam wadah hingga merata, kemudian pencampuran tepung tapioka sampai rata, dilanjutkan dengan minyak ikan. 3 Setelah merata, untuk menjadi pasta ditambahkan air tawar sesuai dengan kebutuhan secara perlahan-lahan. 4 Untuk bentuk kering, umpan yang telah jadi dikeringkan hingga kadar air sekitar 20 . 2 Uji coba lapangan Bubu yang digunakan dalam penelitian ini adalah bubu tambun. Bubu ini dioperasikan pada kedalaman 0,5-1,5 m di perairan karang atau lebih tepatnya diantara karang, kemudian bagian atasnya ditimbun atau ditindih dengan batu maupun karang yang sudah mati. Pemasangan bubu dilakukan dengan sistem tunggal dengan menggunakan umpan buatan artificial bait hasil formulasi dan umpan alami berupa ikan rucah, udang dan bulu babi Diadema sp. yang telah dihancurkan digunakan gonadnya dan dimasukkan ke dalam bubu. Bubu tambun terbuat dari bambu, memiliki panjang total 70 cm, lebar 60 cm dan tinggi 20 cm. Ukuran mata anyaman bubu adalah 3 cm berbentuk segi enam. Bubu ini memiliki bentuk mulut yang bulat pada bagian luar dan mengecil terus ke bagian dalam dengan bentuk lonjong. Diameter mulut bubu bagian luar adalah 27 cm dan diameter mulut bubu bagian dalam adalah 20 cm. Desain bubu dengan bentuk mulut seperti ini sengaja dibuat dengan tujuan agar memudahkan ikan untuk masuk namun menyulitkan ikan untuk keluar sehingga ikan terperangkap dalam buba Lampiran 11. Bubu yang dipasang pada penelitian ini berjumlah 14 unit. Pemasangan bubu dibutuhkan waktu 1,5-2 jam dalam satu kali trip. Pengangkatan bubu dilakukan selama 45 menit. Total waktu yang diperlukan dalam operasi penangkapan bubu tambun selama 3-4 jam. Waktu perendaman dilakukan selama 8-10 jam yaitu setting pagi hari kemudian pada sore hari dilakukan hauling, sebaliknya setting sore hari paginya dilakukan hauling. Alat bantu yang digunakan dalam pengoperasian bubu tambun antara lain: 1 pengait yang berfungsi untuk mengambil bubu dari dasar perairan karena bubu tambun tidak dilengkapi dengan tali pengikat maupun pelampung tanda, 2 bak penampung hasil tangkapan. Bak penampung ini terdiri dari dua jenis yaitu untuk ikan mati dan ikan hidup, 3 sepatu digunakan untuk menjaga keselamatan dalam pengoperasian bubu saat pemasangan dan penangkutan bubu nelayan biasanya berjalan di batu karang. Resiko terluka saat menginjak karang atau bahkan ikan beracun seperti ikan lepu Scorpionidae dapat diminimalisasi dan 4 kacamata selam digunakan pada saat perairan cukup dalam laut pasang sehingga pemasangan bubu lebih mudah dilakukan. Perahu yang digunakan dalam penelitian ini berukuran 5 GT menggunakan mesin inboard. Dimensi perahu dengan panjang total LOA 8 m, lebar 2 m, tinggi depth 1 m sedangkan tinggi dek draft 0,5 m. Mesin yang digunakan adalah mesin diesel dengan kekuatan 18 PK. Peralatan penelitian lapangan lainnya yang digunakan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Peralatan penelitian lapangan lainnya yang digunakan dalam penelitian No Peralatan Kegunaan 1. GPS Menentukan posisi koordinat pemasangan bubu 2. Timbangan Pengukur berat hasil tangkapan 3. Flow meter Pengukur kecepatan arus 4. Measuring board Pengukur panjang ikan 5. Kamera digital Dokumentasi 6. Data sheet Pencatatan data hasil tangkapan

3.2.2 Pengumpulan data