terhadap umpan buatan artificial bait belum banyak dilakukan, sehingga masih diperlukan penelitian yang lebih detail untuk mengetahui respons penciuman
terhadap umpan buatan pada skala laboratorium maupun uji coba penangkapan di lapangan. Dalam penelitian ini dilakukan formulasi umpan buatan dalam berbagai
komposisi bahan yang digunakan.
1.2 Perumusan Masalah
Penggunaan umpan dalam proses penangkapan ikan memiliki fungsi sebagai pemikat attractor. Penggunaan atraktor umpan dalam pengoperasian bubu sudah
dikenal luas oleh nelayan. Berdasarkan kondisi umpan dapat dibedakan ke dalam umpan hidup live bait dan umpan mati dead bait, sedangkan menurut asalnya
umpan dapat dibedakan ke dalam umpan alami natural bait dan umpan buatan artificial bait Hendrotomo 1983 dan Leksono 1989.
Penggunaan umpan dalam penangkapan ikan dengan bubu selama ini adalah jenis umpan alami. Umpan alami yang sering digunakan antara lain ikan rucah,
bulu babi, udang, ikan cucut dan ikan pari Reiliza 1997; Mawardi 2001; Purbayanto et al. 2006. Umpan buatan yang sudah dipakai oleh nelayan antara
lain terasi dan pelet. Umpan buatan ini digunakan karena memiliki bau yang menyengat sehingga ikan diharapkan dapat tertarik dan masuk kedalam
perangkap. Penggunaan umpan alami didasarkan pada pemahaman terhadap fungsi penglihatan dan fungsi penciuman ikan. Untuk fungsi penciuman yang
paling berperan adalah bau yang ditimbulkan oleh umpan. Bau ini dikeluarkan oleh suatu umpan berdasarkan kandungan dari asam amino yang merupakan
bagian dari rangkaian protein Taibin 1984 diacu dalam Syandri 1988. Penggunaan umpan alami bila dilakukan secara terus menerus akan
mengurangi bahkan dapat mengancam kelestarian sumberdaya yang ada. Sebagai contoh penggunaan umpan bulu babi dan udang yang terus-menerus akan
menurunkan jumlahnya di alam dan bahkan dapat berakibat pada kepunahan. Selain itu penggunaan umpan alami memiliki beberapa keterbatasan dalam
penggunaannya antara lain: 1 keberadaan jenis umpan alami masih tergantung musim, 2 keefektifan umpan alami belum banyak diketahui, 3 penggunaan
umpan alami masih berdasarkan pada kebiasaan atau pengalaman nelayan
setempat, dan 4 belum banyak diketahui komponen kimiawi umpan alami. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
dengan membuat formulasi umpan buatan yang efektif untuk menangkap ikan karang dan dapat tersedia sepanjang musim.
Berdasarkan permasalahan di atas penelitian ini mencoba menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1 Bagaimana respons tingkah laku ikan kerapu terhadap rangsangan kimiawi umpan buatan?
2 Formulasi umpan buatan apa yang tepat sebagai pengganti umpan alami dalam penangkapan ikan dengan bubu?
3 Bagaimana efektivitas umpan buatan hasil formulasi jika dibandingkan dengan umpan alami dalam penangkapan ikan menggunakan bubu?
4 Apakah umpan buatan layak digunakan sebagai alternatif pengganti umpan alami dalam penangkapan ikan dengan bubu?
Diagram alir kerangka penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
1.3 Tujuan