Pola Permukiman dan Arsitektur Rumah Adat

35 bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah salat. Posisi arah kiblat ini sesuai dengan Fatwa MUI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Arah Kiblat, yang menyebutkan kiblat umat Islam Indonesia adalah menghadap ke Barat Laut dengan posisi bervariasi sesuai dengan letak kawasan masing-masing. Selanjutnya, berdasarkan analisis figure ground yang dilakukan oleh Khamdevi 2012, diketahui bahwa pola kampung ini memiliki pola linear dan terpusat ke masjid. Namun pola linear ini justru tidak umum seperti pola desa yang ada di Indonesia umumnya. Seharusnya dengan kampung ini berada di sisi sungai, maka ia harus mengikuti pola alur sungainya. Namun ini tidak, justru ia menentang pola lingkungan alaminya. Lebih jauh Khamdevi 2012 menjelaskan bahwa pola-pola bangunan secara umum, selain masjid, sepertinya memang mengikuti posisi kiblat, dengan sisi yang memanjang menghadap ke arah Utara sungai dan Selatan bukitmakam Gambar 17. Sumber: Khamdevi 2012 Rumah-rumah penduduk yang ada di Kampung Lengkong Kyai hampir seluruhnya sudah berubah mengikuti gaya arsitektur modern. Hanya tersisa satu unit rumah berarsitektur lokal yang dilestarikan menjadi cagar budaya oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Gambar 18. Rumah berukuran sekitar 5×6 meter persegi ini sebagian besar masih berbahan dasar kayu dan satu- satunya bangunan yang masih menunjukkan kekunoannya dari bangunan- bangunan di sekitarnya. Rumah ini berdiri di atas pondasi yang masif. Sekilas ornamen yang ada, seperti daun jendela dan daun pintu serta kusen kayu menampakkan kemiripan dengan rumah-rumah betawi tempo dulu. Jendela dan daun pintu memiliki daun pintu ganda. Lantai berwarna merah hati yang terbuat dari tanah liat. Bagian dalam rumah ini sebagian besar masih belum mengalami perubahan dan masih tampak terurus. Pilar-pilar penopang atap beranda rumah Gambar 17 Pola permukiman Kampung Lengkong Kyai 36 terbuat dari susunan bata dan ditambah besi tempa sebagai hiasan penunjang. Rumah ini memiliki tujuh ruang, yang terdiri dari teras, ruang tengah, tiga kamar tidur, dapur dan kamar mandi Gambar 19. Ruang-ruang pada rumah tersebut berfungsi sebagaimana rumah-rumah pada umumnya. Gambar 18 Bentuk rumah tradisional di Kampung Lengkong Kyai Sumber: hasil survei di lapang Gambar 19 Denah rumah tradisional di Kampung Lengkong Kyai

d. Kebudayaan Naratif

Terdapat suatu bentuk naskah yang disusun oleh H. Mukri Mian yang merupakan sesepuh di Kampung Lengkong Kyai. Dalam naskah tersebut dijelaskan secara rinci tentang tokoh Raden Arya Wangsakara, sejarah Kerajaan Sumedang Larang, perjuangan Raden Arya Wangsakara menghadapi kompeni Belanda, silsilah Raden Arya Wangsakara Gambar 20, silsilah Kerajaan Sumedang Larang, hingga sejarah berdirinya Kampung Lengkong Kyai. Naskah tersebut disusun pada tahun 1983 dan dipersembahkan kepada segenap warga 37 keturunan Raden Arya Wangsakara khususnya, dan umumnya bangsa Indonesia Mian 1983, dalam Tjandrasasmita 2009. Menurut penuturan H. Mukri Mian, naskah tersebut disusun berdasarkan naskah kuno peninggalan leluhur Kampung Lengkong Kyai yang ditulis dengan bahasa Sunda dan Jawa, huruf Arab serta menggunakan tinta cina. Naskah kuno tersebut beliau terjemahkan dalam bahasa Indonesia agar mudah dimengerti. Sumber: Mian 1983 Gambar 20 Silsilah Raden Arya Wangsakara