Teknik Intensifikasi Mikrobial Sistem Bakteri Heterotrof

koefisien konversi mikroba, CN rasio biomassa bakteri, serta kandungan karbon dari bahan yang ditambahkan Avnimelech, 1999.

2.2.2 Sumber Karbon Molase

Sumber karbon organik yang dapat digunakan meliputi alkohol, gula, sagu, dan bahan berserat fiber. Alkohol dan gula mudah untuk dicerna, dapat menstimulus pertumbuhan bakteri lebih cepat, sehingga mampu untuk berkompetisi dengan fitoplankton dalam mengabsorbsi nitrogen dan fosfor dalam kolam budidaya. Karbohidrat kompleks seperti jagung, sagu dan tepung terigu lebih lambat dimetabolisme dicerna dibandingkan alkohol dan gula, tetapi keunggulan dari penggunaan karbohidrat kompleks adalah dapat menyediakan partikel-partikel yang dapat dijadikan tempat menempel bakteri. Partikel tersebut juga akan memudahkan proses pelepasan karbon organik. Karbohidrat kompleks membutuhkan enzim bakteri yang cocok dalam proses dekomposisinya. Enzim- enzim tersebut akan meningkatkan proses pencernaan spesies akuakultur. Bahan fiber berserat sangat dihindari penggunaannya, karena bahan berserat relatif tidak terdekomposisi dengan baik. Tetapi bahan berserat menyediakan partikel yang tahan lama sebagai substrat bakteri Chamberlain et al., 2001. Molase gula tetes merupakan buangan akhir proses pengolahan gula setelah mengalami kristalisasi berulang, berwarna coklat kehitaman dan berbentuk cairan kental. Molase mengandung 48 – 56 gula dan sedikit bahan atau unsur- unsur mikro trace element yang penting bagi kehidupan organisme, seperti cobalt, boron, iodium, tembaga, mangan, dan seng. Selain itu, molase juga mengandung vitamin dan pigmen Paturau, 1982 dalam Saputra, 2008. Komposisi kimia dari molase dapat dilihat pada Tabel 2. Penggunaan molase sebagai sumber karbon didasarkan pada harga molase yang relatif murah, memiliki kandungan karbon yang tinggi, serta penggunaannnya yang cukup mudah Willet dan Morrison, 2006. Penggunaan molase mampu mengurangi nilai total amonia nitrogen TAN dari kolam budidaya Chamberlain et al., 2001; Erler et al., 2005; Samocha et al., 2006; Willet dan Morrison, 2006. Tabel 2. Komposisi kimia molase Komponen Kisaran Rata-rata Air 17 – 25 20 Sukrosa 30 – 40 35 Glukosa 4 – 9 7 Fruktosa 5 – 12 9 Gula pereduksi 1 – 5 3 Karbohidrat lain 2 – 5 4 Abu 7 – 25 12 Komponen nitrogen 2 – 6 4.5 Asam buka nitrogen 2 – 8 5 Wax, steroid, dan fosfolipid 0.1 – 1 0.4

2.3 Nitrogen

Nitrogen merupakan elemen yang esensial bagi pertumbuhan mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan yang sering juga disebut sebagai biostimulan. Senyawa kimia nitrogen sangat kompleks, karena nitrogen memiliki beberapa tahapan oksidasi yang dapat merubah senyawa kimia nitrogen. Proses oksidasi tersebut dipengaruhi oleh organisme hidup Metcalf dan Eddy, 1991. Nitrogen dalam perairan terdapat dalam bentuk gas nitrogen N 2 , amonia terlarut NH 3 , ion amonium NH 4 + , nitrit NO 2 - , nitrat NO 3 - , dan senyawa bentuk lain yang berasal dari masuknya nutrien akibat aktivitas pertanian, buangan domestik, limbah industri, limbah perikanan, peternakan, feses, serta urin dari ikan dan hewan lainnya Goldman dan Horne, 1983. Sedangkan Metcalf dan Eddy 1991 menyebutkan nitrogen dalam perairan terdapat dalam bentuk gas nitrogen N 2 , amonia NH 3 , amonium NH 4 + , ion nitrit NO 2 - , ion nitrat NO 3 - , dan nitrogen organik. Nitrogen organik merupakan campuran kompleks berbagai bahan seperti asam amino, gula amino, dan protein polimer. Nitrogen dalam bentuk ini siap untuk diubah menjadi amonium oleh mikroorganisme yang berada di air atau tanah. Pemberian pakan buatan pada lingkungan budidaya akan meningkatkan jumlah nitrogen yang masuk ke dalam perairan. Hal ini mengakibatkan kandungan nutrien dalam perairan meningkat, termasuk amonia yang berbahaya bagi organisme akuatik. Amonia tersebut akan digunakan sebagai sumber nitrogen oleh fitoplankton, alga, tumbuhan, dan bakteri. Tetapi jumlah nutrien yang berlebih