Ikan atau udang di tambak hanya memanfaatkan 25 nitrogen dalam pakan, sisanya diekskresikan sebagai NH
4
atau sebagai N organik yang terdapat dalam feses dan residu pakan. Jumlah nitrogen yang terdapat dalam pakan dapat
dihitung melalui persamaan berikut :
Nekskresi Npakan
pakan N
× ×
= Δ
4 Berdasarkan persamaan-persamaan di atas, maka jumlah karbon yang
harus ditambahkan untuk mendukung proses pertumbuhan bakteri, yaitu :
[ ]
E C
mik N
C Nekskresi
Npakan pakan
CH ×
× ×
× =
Δ Keterangan :
[CN]mik : rasio [CN] bakteri
∆CH : jumlah karbon yang harus ditambahkan
C : kandungan karbon dari sumber karbon yang ditambahkan
E : efisiensi konversi mikroba
Pakan : jumlah pakan yang diberikan
N pakan : kandungan N dalam pakan
N ekskresi : kandungan N yang dikeluarkan oleh tubuh ikan
3.3.4 Perlakuan
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pemeliharaan udang pada beberapa perlakuan, yaitu kontrol, penambahan bakteri tanpa molase, serta
penambahan bakteri dengan molase CN rasio 10, 15, 20, dan 25. Jumlah molase yang ditambahkan didasarkan pada rumus Avnimelech 1999 dengan berdasar
pada nilai CN rasio. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan antara lain :
1. Kadar protein pakan 39.79
2. Efisiensi konversi mikroba E 40
3. Kadar karbon dalam molase C 61.45
4. Kadar nitrogen dalam pakan N pakan 16
5. Nitrogen yang diekskresikan N ekskresi 33
6. CN rasio target 10, 15, 20, 25
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini antara lain : 1.
Kontrol, tanpa ada pemberian bakteri nitrifikasi, denitrifikasi dan molase 2.
Penambahan bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi, tanpa molase 3.
Penambahan bakteri nitrifikasi, denitrifikasi serta molase dengan CN rasio 10 Jumlah karbon yang ditambahkan adalah :
85 .
× =
Δ pakan
CH
4. Penambahan bakteri nitrifikasi, denitrifikasi serta molase dengan CN rasio 15
Jumlah karbon yang ditambahkan adalah :
275 .
1 ×
= Δ
pakan CH
5. Penambahan bakteri nitrifikasi, denitrifikasi serta molase dengan CN rasio 20
Jumlah karbon yang ditambahkan adalah :
7 .
1 ×
= Δ
pakan CH
6. Penambahan bakteri nitrifikasi, denitrifikasi serta molase dengan CN rasio 25
Jumlah karbon yang ditambahkan adalah :
125 .
2 ×
= Δ
pakan CH
3.4 Parameter Pengamatan
Selama masa pemeliharaan dilakukan sampling kualitas air tiap 5 hari sekali, yang meliputi pH, suhu, dissolved oxygen DO, nitrit, nitrat, total amoniak
nitrogen TAN, serta total bakteri. Pengujian kualitas air dilakukan di Laboratorium Lingkungan, sedangkan penghitungan total bakteri dilakukan di
Laboratorium Kesehatan ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Untuk parameter tingkat
kelangsungan hidup SR, pertumbuhan, dan efisiensi pakan hanya dilakukan pada akhir pengamatan.
3.4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup atau Survival Rate SR
Tingkat kelangsungan hidup SR udang dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
100 x
No Nt
SR =
Keterangan : SR
= tingkat kelangsungan hidup Nt
= jumlah udang pada waktu t No
= jumlah udang pada waktu o atau pada awal penebaran
3.4.2 Pertumbuhan Spesifik atau Spesific Growth Rate SGR
Untuk mengetahui laju pertumbuhan harian SGR, persentase pertambahan bobot dan panjang tiap hari dilakukan dengan perhitungan rumus :
⎪⎭ ⎪
⎬ ⎫
⎪⎩ ⎪
⎨ ⎧
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
− =
100 1 x
Wo Wt
t
α
dan ⎪⎭
⎪ ⎬
⎫ ⎪⎩
⎪ ⎨
⎧ ⎟⎟
⎠ ⎞
⎜⎜ ⎝
⎛ −
= 100
1 x Lo
Lt
t
α
Keterangan : α
= laju pertumbuhan harian udang t
= lama waktu pemeliharaan udang hari Wt = bobot rata-rata akhir udang gram
Wo = bobot rata-rata awal udang gram Lt
= panjang rata-rata akhir udang cm Lo = panjang rata-rata awal udang cm
3.4.3 Efisiensi pakan EP
Perhitungan EP dilakukan untuk mengetahui seberapa besar efisiensi pakan udang. EP dihitung dengan rumus :
100 x
Pakan Biomassa
EP ∑
Δ =
Keterangan : EP
= efisiensi pakan Δ Biomassa = selisih biomassa pada awal dan akhir pemeliharaan gram
Σ Pakan = jumlah pakan udang selama pemeliharaan gram
3.4.4 Total Bakteri pada Media Pemeliharaan
Pengambilan sampel air untuk penghitungan kelimpahan bakteri dalam media pemeliharaan dilakukan setiap 5 hari sekali bersamaan dengan pengambilan
sampel air untuk pengujian kualitas air ± jam 09.00 WIB. Air sampel diambil dari kolom air dengan sedikit pengadukan menggunakan botol film. Setelah itu
dilakukan penghitungan kelimpahan bakteri dengan menggunakan metode cawan sebar. Air sampel diencerkan melalui pengenceran berseri 10
-1
, 10
-2
, 10
-3
, dan seterusnya, lalu diplating ke dalam cawan petri, diinkubasi selama 24 jam, dan