2.6 Kualitas Air 2.6.1 pH
Konsentrasi ion hidrogen merupakan parameter kualitas air yang penting. Konsentrasi ion hidrogen tersebut dinyatakan sebagai pH yang didefinisikan
sebagai logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen Metcalf dan Eddy, 1991; Van Wyk dan Scarpa, 1999. pH rendah mengindikasikan konsentrasi ion
hidrogen yang tinggi, sedangkan pH tinggi mengindikasikan konsentrasi ion hidrogen yang rendah. Nilai pH berkisar antara 0 – 14. Air disebut asam jika pH
7, netral jika pH= 7, dan basaalkali jika pH 7 Van Wyk dan Scarpa, 1999. Pengaruh pH terhadap organisme akuatik menurut Swingle 1969 dalam Boyd
1982 dapat dilihat pada Gambar 5.
mati Pertumbuhan lambat
Pertumbuhan baik Pertumbuhan
lambat mati
Tidak ada reproduksi
Tidak ada reproduksi
5 6
7 8
9 10
11 4
Gambar 5. Pengaruh pH terhadap organisme akuatik Udang mampu mentolerir pH pada kisaran 7 – 9. Air yang terlalu asam
pH6.5 dan air yang terlalu basa pH10 dapat merusak insang udang dan mengganggu pertumbuhan. Walaupun udang dapat hidup pada kisaran pH 7 – 9,
tetapi pH sebaiknya dijaga pada kisaran 7.2 – 7.8. Hal ini berkaitan dengan toksisitas amonia, dimana toksisitas amonia semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya pH. Pada pH kurang dari 7.8 fraksi amonia dalam total amonia nitrogen berkurang sekitar 5 dan pada pH lebih dari 9 sekitar 50 total amonia
nitrogen berada dalam bentuk amonia Van Wyk dan Scarpa, 1999.
2.6.2 Suhu
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang latitude, ketinggian dari permukaan air laut altitude, waktu dalam satu hari, sirkulasi
udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman air. Proses suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia dan biologi badan air Effendi, 2000. Setiap spesies
ikan memiliki kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan. Pada suhu yang optimum ikan tumbuh lebih cepat, memiliki efisiensi pakan yag lebih baik, dan
relatif lebih tahan dari serangan penyakit Masser et al., 1999. Suhu akan mempengaruhi proses fisiologi dalam tubuh udang, dimana
setiap peningkatan suhu sebesar 10
o
C akan menyebabkan peningkatan reaksi biokimia dalam tubuh sebesar 2 kali. Udang memiliki kisaran suhu yang sangat
luas dengan batas bawah sebesar 15
o
C dan batas atas sebesar 35
o
C atau sampai 40
o
C dalam rentang waktu yang singkat. Suhu optimum bagi udang berkisar 24 – 32
o
C. Bila udang hidup di bawah maupun di atas kisaran suhu optimumnya, maka udang akan stres dan tidak tumbuh dengan baik Van Wyk dan Scarpa, 1999.
2.6.3 Oksigen Terlarut Dissolved oxygen
Oksigen terlarut merupakan faktor yang menentukan dalam budidaya perikanan intensif dan keberhasilan serta kegagalan pemeliharaan ikan sering
tergantung pada kemampuan untuk mengatasi masalah oksigen terlarut yang rendah Boyd, 1982. Kadar oksigen berkurang dengan semakin meningkatnya
suhu, ketinggian, dan berkurangnya tekanan atmosfir Jeffries dan Mills, 1996. Oksigen dibutuhkan oleh udang untuk respirasi serta proses-proses
fisiologi sel yang berperan dalam pembentukkan energi yang dibutuhkan dalam proses metabolisme nutrien dalam pakan. Oksigen yang terbatas akan
menyebabkan kemampuan udang untuk memetabolis pakan menjadi terbatas, penurunan laju pertumbuhan, serta penurunan kemampuan mengkonversi pakan.
Pertumbuhan dan nilai FCR yang baik diperoleh ketika konsentrasi oksigen berada pada 80 saturasi. Konsentrasi oksigen sebesar 5 ppm tidak akan
mengakibatkan stres pada udang, tetapi pemaparan konsentrasi oksigen rendah 1.5 ppm pada waktu yang lama dapat bersifat lethal Van Wyk dan Scarpa,
1999. Standar kualitas air bagi budidaya udang menurut Whetstone et al., 2002 dapat dilihat pada Tabel 7.