menunjukkan bahwa ketimpangan menurun sejak tahun 1996-1998, suatu tren yang sangat jelas terlihat di daerah perkotaan dibanding di daerah perdesaan.
Tetapi suatu penelitian yang dilakukan oleh Skoufias et al 2000 menemukan trend ketimpangan pendapatan yang berbeda selam masa krisis:
dengan menggunakan data hasil survey 100 desa dan menggunakan deflator rumah tangga spesifik, mereka menghitung koefisien Gini dan menemukan
ketimpangan meningkat dari 0,283 di tahun 1997 menjadi 0,304 di tahun 1998. Peningkatan ini dipicu oleh peningkatan ketimpangan di daerah perdesaan
dibanding daerah perkotaan.
2.4. Kerangka Pemikiran
Ketimpangan yang besar dalam distribusi pendapatan atau ketimpangan ekonomi dan tingkat kemiskinan merupakan dua masalah besar di banyak negara
berkembang, tak terkecuali di Indonesia. Berawal dari distribusi pendapatan yang tidak merata yang kemudian memicu terjadinya ketimpangan pendapatan sebagai
dampak dari kemiskinan. Hal ini akan menjadi sangat serius apabila kedua masalah tersebut berlarut-larut dan dibiarkan semakin parah, pada akhirnya akan
menimbulkan konsekuensi politik dan sosial yang dampaknya cukup negatif. Di Indonesia, pada awal pemerintahan orde baru, para pembuat
kebijaksanaan dan perencana pembangunan ekonomi hanya memusatkan pembangunan di Jawa, khususnya di Jakarta. Hal ini menyebabkan ketimpangan
antara satu daerah dengan daerah lainnya. Ketimpangan dalam pertumbuhan dan pembangunan daerah yang merupakan dasar mobilitas penduduk dapat terjadi
antar wilayah pulau, propinsi maupun antara desa dengan kota. Adanya
mobilitas penduduk dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan mencerminkan perbedaan pertumbuhan dan ketidakmerataan fasilitas pambangunan antar daerah
perdesaan dan daerah perkotaan. Pendekatan yang digunakan untuk mengestimasi pendapatan per kapita
rumahtangga di Indonesia adalah data pengeluaran yang diperoleh dari Susenas, yang disebabkan karena sulitnya memperoleh data pendapatan rumahtangga.
Selain itu penduduk Indonesia terkenal dengan “low profile” dalam hal memberikan informasi pendapatan ketika enumerator menanyakan pendapatan
yang diperoleh. Data pengeluaran hasil Susenas tersebut didekomposisikan dengan
menggunakan metode indeks Theil T dan indeks Theil L. Salah satu keunggulan indeks Theil dibandingkan indeks ketimpangan lainnya adalah bahwa indeks
Theil dapat didekomposisi ke dalam indeks ketimpangan intra kelompok within group dan antar kelompok between group. Selain itu untuk mengetahui
ketimpangan pendapatan dalam penelitian ini juga dilakukan penghitungan koefisien gini. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat
memberikan masukan kepada pemerintah sehingga perencanaan pembangunan dapat mempertimbangkan besarnya ketimpangan yang terjadi.
Gambar 2.1. kerangka pemikiran
Distribusi Pendapatan di Indonesia
Proxy Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
Pengeluaran RT Menurut
Lokasi Pengeluaran
RT Menurut Pulau dan
Provinsi Pengeluaran
RT Menurut Umur
Pengeluaran RT Menurut
Tingkat Pendidikan
Pengeluaran RT Menurut
Jenis Kelamin
Indeks Theil dan Koefisien Gini
Dekomposisi Ketimpangan
Menurut Lokasi
Dekomposisi Ketmpangan
Menurut Pulau dan
Provinsi Dekomposisi
Ketimpangan Menurut
Umur Dekomposisi
Ketimpangan Menurut
Tingkat Pendidikan
Dekomposisi Ketimpangan
Menurut Jenis
Kelamin
Rekomendasi Kebijakan
BAB III METODE PENELITIAN