Perekonomian Indonesia GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM

4.1. Perekonomian Indonesia

Bab ini menggambarkan perekonomian Indonesia pada tahun 2005. Berdasarkan perhitungan PDB atas dasar harga konstan 2000, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2006 adalah sekitar 3,59 persen dan pertumbuhan ekonomi tanpa migas adalah sekitar 4,31 persen. Nilai PDB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2005 adalah 1.750,8 triliun rupiah dan tanpa migas adalah 1.605,2 triliun rupiah. 0.00 50,000,000.00 100,000,000.00 150,000,000.00 200,000,000.00 250,000,000.00 300,000,000.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Gambar 4.1. PDRB Provinsi Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2005 Keterangan gambar 1. NAD 2. Sumut 3. Sumbar 4. Riau 5. Kepulauan Riau 6. Jambi 7. Sumsel 8. Bangka Belitung 9. Bengkulu 10. Lampung 11. DKI Jakarta 12. Jawa Barat 13. Banten 14. Jawa Tengah 15. DI Yogyakarta 16. Jawa Timur 17. Kalimantan Barat 18. Kalimantan Tengah 19. Kalimantan Selatan 20. Kalimantan Timur 21. Sulawesi Utara 22. Gorontalo 23. Sulawesi Tengah 24. Sulawesi Selatan 25. Sulawesi Barat 26. Sulawesi Tenggara 27. Bali 28. Nusa Tenggara Barat 29. Nusa Tenggara Timur 30. Maluku 31. Maluku Utara 32. Papua 33. Papua Barat DKI Jakarta merupakan provinsi yang mempunyai PDRB terbesar dari 33 provinsi di Indonesia. Hal ini disebabkan karena DKI Jakarta merupakan pusat pemerintahan dan pusat kegiatan ekonomi. Nilai PDRB DKI Jakarta atas dasar harga konstan pada tahun 2005 sebesar 295,3 triliun rupiah atau 17,47 persen dari total 33 provinsi. Provinsi berikutnya adalah JawaTimur dan Jawa Barat, dengan nilai PDRB masing-masing 256,4 triliun rupiah dan 242,9 triliun rupiah atau masing-masing 15,17 persen dan 14,37 persen terhadap total 33 provinsi di Indonesia. Provinsi dengan PDRB terkecil adalah Gorontalo dan Maluku Utara, dengan nilai PDRB 2,03 triliun rupiah dan 2,24 triliun rupiah, atau sekitar 0,1 persen terhadap total provinsi Indonesia. Gorontalo dan Maluku Utara merupakan provinsi yang belum lama berdiri. Secara geografis, letak Provinsi Gorontalo dekat dengan Provinsi Sulawesi Utara yang sudah jauh lebih maju sehingga investor lebih memilih untuk menanamkan modalnya yang sudah banyak fasilitas. Sedangkan rendahnya PDRB Maluku Utara disebabkan karena wilayahnya yang berbentuk kepulauan. Dari sisi pertumbuhan, pada tahun 2005 hampir seluruh provinsi mengalami pertumbuhan positif, hanya di Nanggroe Aceh Darussalam yang mengalami pertumbuhan negatif, karena terjadinya bencana tsunami yang melanda NAD pada akhir tahun 2004. Provinsi yang pertumbuhan ekonominya dengan migas di atas 6 persen adalah Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat dan Papua, masing-masing 6,64 persen, 6,01 persen, 7,57 persen, 6,05 persen, 7,31 persen, 7,19 persen, 6,80 persen, 36,40 persen. Tingginya pertumbuhan ekonomi di Papua disebabkan karena adanya pemekaran dengan Provinsi Papua Barat.

4.2. Struktur Ekonomi Indonesia