Perpindahan panas secara konveksi Perpindahan panas secara radiasi Sabuk dan puli

47

b. Perpindahan panas secara konveksi

Ialah perpindahanpanasyang terjadiantarasuatupermukaan padatdanfluidayangbergerakataumengaliryang diakibatkanolehadanyaperbedaantemperatur Perpindahan panas konveksidapatterjadidenganbeberapametode, antaralain: 1 Konveksi paksa Ialah jika aliran disebabkan oleh pengaruh atau dengan bantuan kipas atau pompa maka metode ini dikenal sebagai konveksi paksa 2 Konveksi alami Ialah apabila aliran ini disebabkan oleh perbedaan suhu pada aliran itu sendiri , maka metode ini dikenal sebagai konveksi alami. 3 Konveksidenganperubahanfase yaituprosesperpindahanpanaskonveksi yangdisertaiberubahnyafasefluidasepertipadaprosespendidihan boiling danpengembunankondensasi. Gambar 2.11: Perpindahan panas secara konveksi Anneahira, 2010 Persamaanperpindahanpanas konveksi dapat dinyatakan sebgai berikut J.P.HOLMAN, 1986 48 qkonv =hA Tw-T ∞ Dimana: qkonv =Besarnya lajuperpindahanpanasknveksiW h =KoefisienkonveksiWm 2 K A =Luaspermukaanperpindahanpanaskonveksim 2

c. Perpindahan panas secara radiasi

Ialah perpindahan panas tanpa memerlukan zat perantara. Pancaran kalor hanya terjadi dalam gas atau ruang hampa, misalnya penghantaran panas matahari kebumi melalui ruang hampa udara. Gambar 2.12: Perpindahan panas secara radiasi Bekti Widi Admaja, 2011 Persamaanperpindahanpanas radiasi dapat dinyatakan sebgai berikut: J.P.HOLMAN, 1986 q =ε 1 σA 1 T 1 4 –T 2 4 Dimana : Q =LajuperpindahanpanasradiasiW ε =Emisivitaspermukaanmaterial σ =KonstantaStefanBolztman5.669x10 -8 Wm 2 k 4 Ts =TemperaturepermukaanbendaK Tsur =TemperaturesurroundingK 49

2.9 Sabuk dan puli

Jarak yang jauh antara 2 buah poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya yang lain dapat diterapkan, dimana sebuah sabuk luwes atau rantai dibelitkan sekeliling puli atau sproket pada poros. Transmisi dengan elemen mesin yang luwes dapat digolongkan atas transmisi sabuk, transmisi rantai, dan transmisi kabel atau tali. Gambar 2.13: Berbagai macam sabuk transmisi daya sularso dan kiyokatsu Suga, 2004 A. 1 Sabuk-V standar berlapis tunggal dan banyak. 2 Murah dan pasarannya luas. 3 Untuk mesin-mesin industri umum. Batas temperature sampai 60°C. B. 1 Sabuk-V unggul berlapis tunggal dan banyak. 2 Tahan panas minyak, dan listrik statis. Kekuatan tinggi. 3 Untuk tugas berat dan jumlah sabuk sedikit. 4 Batas temperature sampai 90°C. C. 1 Sabuk-V penampang pendek 2 Tahan lenturan dan kecepatan tinggi 3 Untuk otomobil dan puli dengan diameter kecil. Batas temperature sampai 90°C. D. 50 1 Sabuk-V tugas ringan tipe-L 2 Tahan lenturan dan kecepatan tinggi 3 Untuk mesin-mesin pertanian. Puli penegang pada keliling luar sabuk dapat dipakai. Batas temperature sampai 60°C untuk temperatur lebih dari 60°C lebih baik dipakai sabuk-V unggul. E. 1 Sabuk-V sempit. 2 Dapat mentransmisikan daya besar. 3 Untuk mesin-mesin industri umum. Batas temperature sampai 90°C. F. 1 Sabuk-V sudut lebar. 2 Untuk transmisi kecepatan tinggi dan daya besar dengan puli kecil dan sempit. 3 Untuk otomobil. Batas temperature sampai 80°C. G. 1 Sabuk-V putaran variabel 2 Tahan lenturan dan tekanan samping 3 Untuk penurun putaran variabel. Batas temperature sampai 90°C. H. 1 Sabuk gigi penampang pendek 2 Tahan lenturan dan kecepatan tinggi 3 Untuk otomobil besar. Batas temperature sampai 90°C. I. 1 Sabuk segi enam 2 Untuk menggerakkan poros banyak 3 Untuk mesin pertanian dan mesin industry. Batas temperature sampai 60°C. J. 1 Sabuk bergigi sabuk gilit 2 Tidak siip. Dapat dipakai untuk penggerak sinkron 3 Untuk komputer, mesin perkakas, otomobil, dsb. Batas temperature sampai 80°C. K. 1 Sabuk berusuk banyak 2 Dapat menghasilkan putaran dengan kecepatan sudut yang hamper tetap. 3 Untuk mesin perkakas, dsb. Batas temperature sampai 80°C. L. 1 Sabuk berlapis kulit dan nilon 2 Untuk transmisi putaran tinggi dan jarak poros tetap. 3 Untuk mesin kertas, mesin tekstil, dsb. Batas temperature sampai 80°C. 51 Sabuk yang kita gunakan pada mesin pengering padi tersebut adalah sabuk-V, Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V karena mudah dalam penanganannya dan harganya pun murah. kecepatan sabuk direncanakan untuk 10 samapai 20 ms pada umumnya, maksimum sampai 25 ms. a. Transmisi sabuk- V Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Tenunan tetoron atau semacamnya dpergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk-V dibelitkan dikeliling alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang membelit pada puli ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi yang besar pada tegangan yang relatif rendah hal ini merupakan salah satu keunggulan sabuk-V dibandingkan dengan sabuk rata. Pada gambar dibawah ini dijelaskan konstruksi sabuk V. Gambar 2.14 : Konstruksi sabuk V sularso dan kiyokatsuSuga, 2004 Keterangan gambar: 1. Terpal 2. Bagian penarik 3. Karet pembungkus 4. Bantal karet Untuk penampang sabuk V memiliki beberapa tipe yaitu sebagai berikut: 52 Gambar 2.15 : Ukuran penampang sabuk-V sularso dan kiyokatsuSuga, 2004 Posisi sabuk dengan puli terlihat pada Gambar 2.17 yaitu persinggungan atau sudut kontak sabuk dengan puli Gambar 2.16 : Profil alur sabuk-V sularso dan kiyokatsuSuga, 2004 Daya rencana dihitung dengan mengalikan daya yang akan diteruskan dengan faktor koreksi pada tabel berikut 53 Tabel 2.2 Faktor koreksi sularso dan kiyokatsuSuga, 2004 Mesin yang digerakkan Penggerak Momen puntir puncak 200 Momen puntir puncak 200 Motor arus bolak-balik momen normal, sangkar bajing, sinkron, motor arus searah lilitan shunt Motor arus bolak-balik momen tinggi, fasa tunggal, lilitan seri, motor arus searah lilitan kompon, lilitan seri, mesin torak, kopling tak tetap. Jumlah jam kerja tiap hari Jumlah jam kerja tiap hari 3-5 jam 8-10 jam 16-24 jam 3-5 jam 8-10 jam 16-24 jam Variabel beban sangat kecil Pengaduk zat cair, kipas angin, blower sampai 7,5 kW pompa sentrifugal, konveyor tugas ringan 1,0 1,1 1,2 1,2 1,3 1,4 Variabel beban kecil Konveyor sabuk pasir, batubara, pengaduk, kipas angin lebih dari 7,5 kW, mesin torak, peluncur, mesin perkakas, mesin percetakan, 1,2 1,3 1,4 1,4 1,5 1,6 Variabel beban sedang Konveyor ember, sekrup, pompa 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 54 torak, kompresor, gilingan palu, pengocok, roots- blower, mesin tekstil, mesin kayu Variabel beban besar Penghancur, gilingan bola atau batang, pengangkat, mesin pabrik karet rol, kalender 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 Tranmisi sabuk-V hanya dapat menghubungkan poros poros yang sejajar dengan arah putaran yang sama. Dibandingkan dengan transmisi roda gigi dan rantai, sabuk-V bekerja lebih halus dan tak bersuara. Untuk mempertinggi daya yang ditransmisikan, dapat dipakai beberapa sabuk-V yang dipasang sebelah menyebelah. Pada tabel 2.3 dan tabel 2.4 menunjukkan nomor-nomor nominal dari sabuk standar utama, dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 2.3 Sabuk-V standar sularso dan kiyokatsuSuga, 2004 Penampang A Penampang B 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 55 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 Tabel 2.4 Panjang sabuk –V standar sularso dan kiyokatsuSuga, 2004 Nomor Nominal Nomor Nominal Nomor Nominal Nomor Nominal 56 inch mm inch mm inch mm inch mm 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 254 229 305 330 356 381 406 432 457 483 508 532 555 584 610 635 660 686 711 737 762 787 813 838 864 889 914 920 965 991 1016 1041 1067 1092 1119 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 1143 1168 1194 1219 1245 1270 1295 1321 1346 1372 1397 1422 1446 1471 1499 1524 1549 1575 1600 1626 1651 1676 1702 1727 1753 1778 1803 1829 1854 1880 1905 1930 1956 1981 2000 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 2032 2057 2083 2108 2134 2159 2184 2210 2235 2261 2286 2311 2337 2362 2388 2413 2438 2464 2489 2515 2540 2565 2591 2616 2642 2667 2692 2718 2743 2769 2794 2819 2845 2870 2896 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 2921 2946 2972 2997 3023 3048 3073 3099 3124 3150 3175 3200 3226 3251 3277 3302 3327 3355 3378 3404 3429 3454 3480 3505 3531 3556 3581 3607 3632 3658 3683 3708 3734 3759 3785 Dalam tabel 2.5 diperlihatkan panjang keliling sabuk yaitu sebagai berikut Tabel 2.5 Panjang sabuk-V sempit sularso dan kiyokatsuSuga, 2004 3V 5V Nomor Panjang Panjang Nomor Panjang Panjang 57 nominal sabuk keliling mm keliling pada jarak bagi sabuk mm nominal sabuk keliling mm keliling pada jarak bagi sabuk mm 3V 250 3V 265 3V 280 635 673 711 631 669 707 5V 500 5V 530 5V 560 1270 1346 1422 1262 1338 1414 3V 300 3V 315 3V 355 762 800 851 758 796 847 5V 600 5V 630 5V 670 1542 1600 1702 1516 1592 1694 3V 355 3V 375 3V 400 902 953 1016 898 949 1012 5V 710 5V 750 5V 800 1803 1905 2035 1795 1897 2024 3V 425 3V 450 3V 475 1080 1143 1207 1076 1139 1203 5V 850 5V 900 5V 950 2159 2286 3413 2151 2278 2405 3V 500 3V 530 3V 560 1270 1346 1422 1266 1342 1418 5V 1000 5V 1060 5V 1120 2540 2692 2845 2532 2684 2837 Untuk perhitungan keliling sabuk dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 2.17: Perhitungan panjang keliling sabuk sularso dan kiyokatsuSuga, 2004 Untuk menghitung keliling panjang sabuk 58 � = �� + � � �� � + � � � + � � � � � − � � � Sumber:sularso, kiyokatsu suga, Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin 1991 ....hal 170 Dimana : � � = diameter puli kecil mm � � = diameter puli besar mm � = jarak sumbu poros mm b. Puli Puli adalah sebuah mekanisme yang terdiri dari roda pada sebuah poros atau batang yang memiliki alur diantara dua pinggiran disekelilingnya. Sebuah tali, kabel, atau sabuk biasanya digunakan pada alur puli untuk memindahkan daya. Puli digunakan untuk merubah gaya yang digunakan, meneruskan gerak rotasi, atau memindahkan beban yang berat. Sitem puli dengan sabuk terdiri dari dua atau lebih puli yang dihubungkan dengan menggunakan sabuk. Sistem ini memingkinkan untuk memindahkan daya, torsi, dan kecepatan, bahkan jika puli memiliki diameter yang berbeda dapat meringankan pekerjaan untuk memindahkan beban yang berat. Gambar 2.18 : Konstruksi puli bbc bitezise 2014 Puli pada umumnya dibuat dari bahan besi tuang dan ada juga dari baja dengan bentuk yang bervariasi. Kekuatan puli dihitung berdasarkan kekuatan bagian-bagiannya. Puli merupakan Tempat sabuk untuk pemindah daya: 59 a. Jika pemindah daya Dengan perbandingan transmisi tidak terlalu besar bisa digunakan tanpa puli penegang b. Jika transfer daya dengan perbandingan transmisi besar dan jarak poros dekat, maka perlu dipasang puli penegang a. Tipe puli 1. Puli tetap Puli tetap memiliki poros yang tetap, yang berarti porosnya diam atau dipasang pada suatu tempat. Puli tetap digunakan untuk merubah arah gaya pada tali atau sabuk. 2. Puli bergerak Puli yang bergerak memiliki poros yang bebas, yang berarti porosnya bebas bergerak pada suatu titik tertentu. Puli digunakan untuk melipat gandakan gaya. 3. Puli gabungan Puli gabungan adalah gabungan dari puli tetap dan puli bergerak. Jenis puli ini terdiri dari minimal satu buah puli yang terpasang pada suatu tempat dan puli satu lainnya dapat bergerak. b. Ukuran puli V Diameter nominal puli V dinyatakan sebagai diameter d p mm dari suatu lingkaran dimana lebar alurnya didalam gambar 2.17 menjadi l o dalam tabel 2.6, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.6 Ukuran puli V sularso dan kiyokatsuSuga, 2004 Penampang sabuk-V Diameter nominal diameter lingkaran jarak bagi d o a e W L o K K o e f 60 A 71-100 101-125 126 atau lebih 34 36 38 11,95 12,12 12,30 9,2 4,5 8,0 15,0 10,0 B 125-160 161-200 201 atau lebih 34 36 38 15,86 16,07 16,29 12,5 5,5 9,5 19,0 12,5 C 200-250 251-315 316 atau lebih 34 36 38 21,18 21,45 21,72 16,9 7,0 12,0 25,5 17,0 D 355-450 451 atau lebih 36 38 30,77 31,14 24,6 9,5 15,5 37,0 24,0 E 500-630 631 atau lebih 36 38 36,95 37,45 28,7 12,7 19,3 44,5 29,0 harga-harga dalam kolom W menyatakan ukuran standar c. Diameter minimum puli yang dianjurkan dan diizinkan Tabel 2.7 Diameter minimum puli sularso dan kiyokatsuSuga, 2004 Penampang A B C D E Diameter min. yang diizinkan 65 115 175 300 450 Diameter min. yang dianjurkan 95 145 225 350 550 Tipe sabuk sempit 3V 5V 8V Diameter minimum 67 180 315 61 Diameter minimum yang dianjurkan 100 224 360 d. Sudut kontak sabuk V dengan puli Sudut kontak dari sabuk pada alur puli penggerak harus diusahakan sebesar mungkin untuk memperbesar panjang kontak antara sabuk dan puli. Gaya gesekan berkurang dengan mengecilnya sudut kontak sehingga menimbulkan slip antara sabuk dan puli. Jika jarak poros adalah pendek sedangkan perbandingan reduksinya besar, maka sudut kontak pada puli kecil puli penggerak akan menjadi kecil. Dalam hal ini dapat digunakan sebuah puli penegang untuk memperbesar sudut kontak tersebut. Gambar 2.19 : Sudut kontak sularso dan kiyokatsuSuga, 2004 62

BAB III METODOLOGI PENELITIAN