40
Penentuan kadar air beras dilakukan dengan cara:
a. Metode oven
1 Atur suhu oven 130C 2 Timbang 5-10 gr contoh, masukkan kedalam oven
3 Tentukan berat akhir setelah pemanasan 16 jam 4 Hitung kadar air
b. Menggunakan alat Moisture Tester
Gambar 2.8 : Moisture Testercina-ogpe.com 2008
2.5 Rendemen dan mutu giling beras
Dalam penetapan mutu gabah, rendemen giling juga digunakan sebagai salah satu kriteria mutu. Pengertian rendemen giling disini adalah : mencakup rendemen
beras kepala dan rendemen total beras giling. Mutu giling beras merupakan kriteria utama dalam penetapan mutu gabah karena mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi, yaitu menentukan besarnya beras yang dihasilkan. Mutu giling mencakup berbagai kriteria, yaitu : rendemen beras giling
BG, rendemen beras kepala BK, persentase beras pecah BP dan derajat sosoh beras. Disamping faktor genetis, keadaan lingkungan, panen, serta teknik
41
penanganan pasca panen mempengaruhi mutu rendemen giling, dan sangat mempengaruhi mutu rendemen beras kepala maupun beras.
Tingkat kematangan biji berpengaruh langsung terhadap rendemen dan mutu beras serta susut hasil gabah. Pemanenan satu minggu sebelum matang akan
mengalami penyusutan sekitar 13, sedang bila terlalu lewat matang penyusutan sekitar 12. Di samping itu beras yang dipanen sebelum matang mengandung
banyak gabah hampa, gabah hijau dan butir kapur, sedangkan bila dipanen lewat matang menjadi mudah rontok dan pecah. Disamping dipengaruhi oleh umur
panen dipengaruhi pula cara panen. Panen dengan sabit dan dirontok dengan mesin perontok menghasilkan rendemen lebih rendah dan persentase BP yang
lebih tinggi. semakin tinggi kandungan air biji maka persentase beras pecah yang akan
dihasilkan akan semakin tinggi pula. Persentase beras giling dipengaruhi oleh kadar air beras yang digiling. Kadar air yang terlalu tinggi atau yang terlalu
rendah dapat menyebabkan beras menjadi hancur tepung. Rendemen merupakan salah satu faktor yang penting. Rendemen dikatakan baik apabila dari gabah
diperoleh minimum 70 beras giling, terdiri dari 50 beras kepala dan 20 beras pecah.
Pada skripsi ini penulis membuat mesin pengering padi dengan bahan bakar biomassa yaitu dengan menggunakan arang dan cangkang kemiri, tanpa
menggunakan bantuan listrik karena akan menambah biaya operasional, melainkan dengan tenaga manusia. Mesin pengering padi tersebut sangat effesien
bila digunakan ditengah persawahan yang belum terjangkau oleh arus listrik atau belum tersedia arus listrik, mesin tersebut berkapasitas
11 kg. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini, akan dijelaskan cara
kerja mesin pengering padi tersebut.
42
Gambar 2.9 : Prinsip kerja mesin pengering gabah
2.6 Cara kerja mesin pengering gabah