Kajian Pustaka TINJAUAN PUSTAKA

27

2.1 Kajian Pustaka

Berbicara tentang beras tentu kita akan teringat bagaimana cara meningkatkan mutukualitas beras, ada banyak faktor dalam meningkatkan kualitas beras salah satu faktor yang mendukung tahap pemberasan adalah penanganan pasca pengeringan terhadap gabah yang dihasilkan sehingga dapat meningkatkan produksi. Mulai dari padi seperti pada Gambar 2.1 yang dipanen menjadi gabah yang akan selanjutnya dikeringkan untuk proses penggilingan. Gambar 2.1: Padi Untubogang, 2012 Pengeringan pada dasarnya adalah proses pemindahanpengeluaran kandungan air bahan hingga mencapai kandungan tertentu agar kecepatan kerusakan bahan dapat diperlambat. Pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran yang memanfaatkan sinar matahari atau dengan cara buatan. Pengeringan buatan di samping untuk mengatasi pengaruh cuaca, kelembaban yang tinggi sepanjang tahun juga dimaksudkan untuk meningkatkan mutu hasil pengeringan. Pada proses pengeringan banyak faktor yang perlu diperhatikan, seperti iklim dan bahan baku, yang akan mempengaruhi waktu dan perolehan pengeringan. Berdasarkan prosesnya dikenal dua macam pengeringan yaitu pengeringan secara alami dan secara mekanis . Tujuan pengeringan ialah menurunkan kadar air gabah sampai 13-14 untuk penyimpanan panjang. 28 Pengeringan alami, Pengeringan di tingkat petani Indonesia sebagian besar dilakukan dengan sinar matahari dan hanya sebagian kecil petani yang melakukan pengeringan dengan mesin pengering. Pengeringan dengan sinar matahari dapat dilakukan dengan mudah terutama di daerah-daerah tropis seperti Indonesia. Akan tetapi di Indonesia panen umumnya jatuh pada musim hujan sehingga pengeringan menjadi masalah Suparyono dan Setyono,1993. Menurut Taib dkk, 1988, pengeringan alamiah memanfaatkan radiasi surya, suhu dan kelembaban udara sekitar serta kecepatan angin untuk proses pengeringan. Pengeringan dengan cara penjemuran ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain tergantung cuaca, sukar dikontrol, memerlukan tempat penjemuran yang luas, mudah terkontaminasi dan memerlukan waktu yang lama. Pengeringan dengan manualalami dilakukan dengan penjemuran ketebalan tumpukan 3-6 cm dan dilakukan pada siang hari, dilakukan pembalikan sekitar 2 jam agar gabah kering merata sampai dihasilkan kadar air 14, saat cuaca dalam keadaan tidak menentu hamparkan gabah dengan ketebalan 10 cm dalam ruangan dan dilakukan pembalikan setiap hari, jika cuaca sudah cerah kembali lakukan segera penjemuran lakukan penjemuran diatas lantai jemur yang terbuat dari semen jika menggunakan alas penjemuran plastik, tikar, terpal pastikan tanah dibawahnya tidak basah sehingga tidak terjadi kelembaban dibawahnya, lakukan pengadukan secara rutin agar gabah kering merata dan tidak terjadi pembasahan pada tempat- tempat tertentu. Penjemuran pada gabah kalau memungkinkan tidak boleh ditunda diusahakan dalam 2 hari gabah dalam kondisi kering dan dapat diperoleh beras dalam keadaan mutu yang baik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengeringan gabah secara manual: a. Lokasi tidak boleh lebih rendah dan tanahnya padat agar tidak ada genangan air. b. Aman dari tikus dan saluran udaranya baik dan memiliki saluran drainase yang baik. c. Pada saat penumpukan pada karung, tinggi tumpukan karung goni maksimal 4 meter dan karung plastk 3 meter, tumpukan 29 menggunakan pelindung terpal anti air dari atap tumpukan, jarak horizontal antara tumpukan adalah 1 meter dan jarak horizontal antara tumpukan dengan atap adalah 1,5 meter, menggunakan alas kayu, tidak ada tumpukan yang menempel pada dinding. d. Pemeriksaan secara teratur. Pengeringan buatan, Pengeringan dengan buatan dapat menggunakan udara dipanaskan. Udara yang dipanaskan tersebut dialirkan ke bahan yang akan dikeringkan. Pengeringan dengan menggunakan alat mekanis pengeringan buatan memberikan beberapa keuntungan diantaranya: a. tidak tergantung cuaca, b. kapasitas pengeringan dapat dipilih sesuai dengan yang diperlukan, c. tidak memerlukan tempat yang luas, d. serta kondisi pengeringan dapat dikontrol. Pengeringan mekanis ini memerlukan energi untuk memanaskan alat pengering, Alat pengering buatan pada umumnya terdiri dari unit pemanasheater serta alat-alat kontrol. Untuk alat pengering dengan unit pemanas, beberapa macam sumber energi panas yang biasanya dipakai adalah gas, minyak bumi, batubara atau elemen pemanas. Sumber energi panas pengeringan buatan dapat diperoleh dari listrik, kayu, arang, minyak bumi dan gas.

2.2 Proses pengeringan padi