Klasifikasi Bahan Alam Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Albedo Jeruk Bali Merah ( Citrus Maxima Merr. )

2.3 Klasifikasi Bahan Alam

Bahan alam didefenisikan di sini sebagai senyawa organik dengan bobot molekul antara 100 hingga 2000. Dalam arti yang lebih luas, istilah bahan alam juga dapat digunakan untuk senyawa ruahan dari alam, seperti bahan tanaman mentah, bahan makanan, resin dan eksudat tanaman atau ekstrak bahan tanaman Heinrich, 2005. Senyawa kimia bermolekul besar merupakan bagian utama dalam organ tanaman kering. Senyawa bermolekul besar ini berfungsi sebagai pembentuk struktur tanaman selulosa, kitin, lignin dan pektin, sebagai cadangan makanan amilum, protein, lipoprotein atau untuk memenuhi fungsi metabolisme penting lainnya protein dan enzim. Senyawa kimia dari tanaman yang berbeda-beda dapat disari dengan pelarut umum; berupa senyawa kimia tanaman dengan molekul kecil. Sejumlah kelompok bahan alam dapat dibuat dari asam amino fenilalanin, terutama fenilpropana, lignin, kumarin dan flavonoid, semuanya memiliki substruktur umum yang berbasis cincin 6-karbon aromati unit C6 dengan rantai 3-karbon unit C3 yang melekat pada cincin aromatik. Dengan meningkatnya jenis dan tipe senyawa yang ditentukan didalam berbagai bahan alam, senyawa yang terdapat dalam tumbuhan adalah senyawa metabolit primer dan senyawa metabolit sekunder Heinrich, 2005.

2.3.1 Senyawa Metabolit Primer

Polisakarida, protein, lemak dan asam nukleat merupakan penyusun utama dari makhluk hidup, karena itu disebut metabolit primer. Keseluruhan proses sintesis dan perombakan zat-zat ini, yang dilakukan oleh organisme untuk kelangsungan hidupnya, disebut proses-proses metabolisme primer. Metabolisme primer dari semua organisme sama, meskipun sangat berbeda genetiknya Manitto, 1981. Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Senyawa Metabolit Sekunder

Proses-proses kimia jenis lain terjadi hanya pada spesies tertentu sehingga memberikan produk yang berlainan, sesuai dengan spesiesnya. Reaksi yang demikian nampaknya tidak merupakan proses yang terpenting bagi eksistensi dari suatu organisme, karena itu disebut proses metabolisme sekunder. Produk-produk metabolisme sekunder, serupa dengan yang semula disebut sebagai produk alami oleh para ahli kimia organik Manitto, 1981. Senyawa kimia bermolekul besar merupakan bagian utama dalam organ tanaman kering. Senyawa bermolekul besar ini berfungsi sebagai pembentuk struktur tanaman selulosa, kitin, lignin dan pektin, sebagai cadangan makanan amilum, protein, lipoprotein atau untuk memenuhi fungsi metabolisme penting lainnya protein dan enzim. Senyawa kimia dari tanaman yang berbeda-beda dapat disari dengan pelarut umum; berupa senyawa kimia tanaman dengan molekul kecil. Di antara senyawa kimia tanaman bermolekul kecil ini terdapat sekelompok senyawa kimia yang banyak dijumpai dalam semua tanaman; dan kelompok senyawa kimia yang khas untuk tanaman tertentu. Senyawa kimia molekul kecil dari kelompok yang disebut terakhir dengan penyebaran terbatas; selanjutnya kelompok ini disebut sebagai metabolit sekunder. Berikut ini beberapa penggolongan metabolit sekunder ; minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, tanin, resin, glikosida, kumarin, terpenoid dan steroid Midian, 2007. Metabolit sekunder meskipun tidak sangat penting bagi eksistensi suatu individu, sering berperan pada kelangsungan hidup suatu spesies dalam perjuangan menghadapi spesies-spesies lain. Misalnya: zat kimia untuk pertahanan, penarik seks dan feromon Manitto, 1981.

2.4 Senyawa Flavonoida