BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Flavonoida merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar. Menurut perkiraan, kira-kira 2 dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah
menjadi flavonoida atau senyawa yang berkaitan erat dengannya. Senyawa flavonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari,
bunga, buah dan biji. Kebanyakan flavonoida ini berada dalam tumbuhan, kecuali alga. Flavonoida yang terdapat didalam tumbuhan dapat digunakan sebagai pelindung
tubuh manusia dari radikal bebas dan dapat mengurangi resiko penyakit kanker dan peradangan Markham,1988.
Flavonoid juga disebut sebagai bioflavonoid, yang merupakan anggota terbesar dari suatu grup polifenol dan merupakan metabolit sekunder yang diekstraksi dari
tanaman dan ditemukan paling banyak pada makanan anggur merah, teh hitam, bawang dan apel. Secara umum ditemukan pada tumbuhan dari bunga-bunga dan
buah untuk melindungi diri dari predator. Pada buah jeruk juga terdapat senyawa flavonoida. Bagian terpenting senyawa flavonoida juga mempunyai aktivitas untuk
mengobati rekasi alergi, antikanker, mengobati diabetes dan infeksi virus. Flavonoid juga mencegah oksidasi, stimulasi sistem imun, mencegah pembentukan dari
karsinogenik dan melindungi dari bakteri dan virus Yongping, 2004.
Menurut buku The Handbook of Natural Flavonoids bahwa tumbuhan jeruk Citrus ini mengandung senyawa golongan flavonoida yang mempunyai aktivitas.
Harbone dan Herber Baxter melaporkan bahwa beberapa jenis jeruk Citrus mengandung beberapa jenis senyawa flavonoida yaitu: C.funadoko, C.limettioide,
C.limon, C.paradisi, C.sinensi, C.tamurana X kinokuni, C.yuko Harborne, 1999.
Universitas Sumatera Utara
Menurut K.Heyne dan J.B.Harborne bahwa ada beberapa jenis jeruk Citrus
yang telah dikenal yaitu : C.aurantifolia, C.Hystrix DC, C.Japonica Thunb, C.Maxima Merr, C.Medica Linn, C.nobilis Lour Heyne, 1950. Dari genus Citrus
terdapat 16 spesies anggota Citrus, salah satunya adalah Citrus maxima Merr. Setiawan, 2000. Pada buku The Handbook of Natural Flavonoids dikatakan bahwa
jenis Citrus ini memiliki manfaat sebagai antiperoksidatif, antioksidan, antibakteri, antivirus Harborne,1999 dan antikanker Evans, 1998.
C. maxima Merr. adalah jenis jeruk besar yang tanamannya berbentuk pohon
dan berkayu. Tingginya bergantung pada varietas dan umur tanaman. Jeruk ini berumur 16 tahun tingginya sekitar 5 m. Batangnya ada yang berduri dan ada yang
mulus tidak berduri. Daun berbentuk bulat telur dan lebih besar dari jenis jeruk lain. Tepi daunnya agak rata, sedang dekat ujungnya agak berombak dan ujungnya tumpul.
Bunganya merupakan bunga tunggal atau majemuk yang bertandan. Berat buahnya bervariasi antara 0,75-1,5 kg per buah dengan diameter 10-20 cm. Kulit buah jeruk
terdiri menjadi tiga lapisan, yaitu kulit luar, kulit bagian tengah dan kulit bagian dalam Ade, 2000.
Albedo, lapisan spon di bawah kulit, terdiri dari selulosa, karbohidrat yang mudah larut, pektin, flavonoid dan asam amino. Flavonoid pada albedo disebut
naringin ditemukan oleh De Vry pada tahun 1886 pada tanaman buah grape dari Jawa dan pada bunga dan kulit buah C. decumana Midian, 2007.
Kandungan metabolit sekunder dari kulit peel dari jeruk bali merah
C.maxima Merr. ini telah pernah diteliti oleh Teng bersama rekan-rekannya, mereka
memperoleh senyawa kumarin dengan metode ekstraksi cairan supercritical dan HPLC Teng et all , 2005.
O O
O O
O O
OMe
Imperatorin 1 Meranzim 2
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian diatas dan beberapa literatur penelitian yang telah dilakukan terhadap buah jeruk bali merah maka peneliti tertarik untuk meneliti albedo jeruk bali
merah Citrus maxima Merr. yang merupakan salah satu Genus Citrus, khususnya
mengenai senyawa flavonoida yang terkandung dalam tumbuhan ini.
1.2. Permasalahan