Unsur Dan Prinsip Disain
                                                                                20 a Membatasi bentuk strukturnya, yang disebut siluet.
b Membagi bentuk struktur menjadi bagian-bagian yang merupakan hiasan dan menentukan model pada pakaian.
c Menentukan periode suatu busana siluet, periode empire, periode princess.
d Memberi  arah  gerak  dan  pergerakan  model  pada  busana  untuk menutupi  kekurangan pada  bentuk  tubuh.  Chodiyah    Wisri  A.
Mamdy, 1982 : 8 Garis  lurus  memberi  kesan kepastian,  ketegangan,  kekakuan
dan  ketegasan,  sedangkan  garis  lengkung  memberi  kesan  luwes, lembut,  indah  dan  feminin.  Jika  seorang  atlet  perempuan  yang
memiliki  tubuh  kekar  ingin  membuat  busana  yang  memunculkan kesan  luwes  dan  feminin,  dapat  memilih  busana  bermotif  garis
lengkung atau busana yang memiliki potongangaris hias lengkung. 2 Arah
Antara  garis  dan  arah  saling  berkaitan,  karena  semua  garis mempunyai  arah  yaitu  mendatar  atau  horisontal,  tegak  lurus  atau
vertikal  dan  miring  ke  kiri  serta  miring  ke kanan  atau  disebut  juga diagonal  Sri  Widarwati,  2000  :  8.  Antara  garis  dan  arah  saling
berkaitan,  karena  semua  garis  mempunyai  arah  yaitu  vertikal, horizontal,  diagonal,  dan  lengkung  Arifah  A.  Riyanto,  2003:  32.
Arah dibagi menjadi empat macam, yaitu:
21 a Arah  mendatar  horizontal,  memberi  kesan  tenang,  tentram  dan
pasif. b Arah  tegak  lurus  vertikal,  memberi  kesan  agung,  kokoh,  stabil
dan berwibawa. c Miring  ke  kiri,  memberi  kesan  lincah,  gembira  dan  melukiskan
gerakan perpindahan yang dinamis. d Miring ke kanan, memberi kesan lincah, gembira dan melukiskan
gerakan perpindahan yang dinamis.Widjiningsih, 1982: 4 Arah dapat memberikan  beberapa kesan, yaitu:
a Arah garis lurus memberi kesan keluhuran dan melangsingkan b Arah  garis  lurus  mendatar  horizontal  memberi  kesan  perasaan
tenang, melebarkan dan memendekkan objek c Arah garis miring memberi kesan lebih dinamis dan lincah
d Arah garis miring horizontal memberi kesan menggemukkan e Arah  garis  miring  vertikal  memberi  kesan  melangsingkan.  Sri
Widarwati, 2000 : 8 Jika  seseorang  yang  memiliki  tubuh  gemuk  dalam  membuat
busana  sebaiknya  menggunakan  arah  garis  vertikal  atau  arah  garis miring vertikal, misalnya pada bagian muka busana ditambah dengan
renda  atau  pita  yang  dijahit  arah  garis  vertikal,  agar  terkesan lebih melangsingkan.
3 Bentuk Menurut Widjiningsih 1982 : 4 bentuk adalah suatu bidang
yang terjadi apabila kita menarik suatu garis itu menghubungi sendiri permulaannya, dan apabila bidang itu tersususun  dalam suatu  ruang
maka terjadilah bentuk dimensional. Menurut Sri Widarwati 2000 : 10  unsur  bentuk  ada  dua  macam,  yaitu  dua  dimensi  dan  tiga
dimensi. Bentuk dua dimensi adalah bidang datar yang dibatasi oleh garis,  sedangkan  bentuk  tiga  dimensi  adalah  ruang  bervolume
22 dibatasi oleh permukaan. Jadi yang dimaksud dengan bentuk adalah
susunan dari garis yang membentuk suatu ruang atau bidang. Menurut sifatnya, bentuk juga dibagi menjadi dua yaitu bentuk
geometris  dan  bentuk-bentuk  dalam  busana.  Bentuk  geometris misalnya  segitiga,  kerucut,  lingkaran,  silinder  dan  bentuk  bebas
seperti  bentuk  daun,  bunga dan lain-lain.  Sedangkan  bentuk-bentuk dalam busana dapat berupa bentuk kerah, bentuk lengan, bentuk rok,
bentuk saku, bentuk pelengkap busana dan motif. Menurut Arifah A. Riyanto 2003 bentuk dibedakan menjadi lima, yaitu :
a Bentuk segi empat dan segi panjang. b Bentuk segitiga dan kerucut.
c Bentuk lingkaran dan setengah lingkaran. d Bentuk yang mempunyai isi dan ruang.
e Bentuk sebagai hiasan.
Bentuk  dalam  busana  yaitu  berupa  bentuk  kerah,  bentuk  saku, bentuk  manset,  bentuk    siluet  busana,  bentuk  hiasan  busana  dan
bentuk lainya. Apabila seorang perempuan yang memiliki bentuk wajah bulat
ingin  membuat  blus  dengan  garis  leher,  maka  sebaiknya  memilih bentuk  garis  leher  V  agar  terkesan  memiliki  wajah  yang  lebih
panjang. 4 Ukuran
Pada sebuah disain busana, garis dan bentuk seringkali berbeda ukuran.  Ukuran  ini  harus  diperhatikan  karena  akan  mempengaruhi
23 hasil  desain.  Menurut  Sri  Widarwati  2000  :  10  garis  dan  bentuk
mempunyai  ukuran  yang  berbeda  karena  ukuran  panjang  dan  besar kecilnya menjadi berbeda. Ukuran yang kontras berbeda pada suatu
desain  busana  dapat  menimbulkan  perhatian  dan  menghidupkan suatu  desain,  tetapi  dapat pula menghasilkan ketidaksamaan apabila
ukurannya  tidak  sesuai  Widjiningsih,  1982:  5  Sehingga  ukuran adalah  unsur  dalam  disain  busana  yang  menentukan  keseimbangan
dan  kesatuan  dalam  disain  busana.  Apabila  menginginkan tercapainya  keseimbangan  dalam  busana  diperlukan  penerapan
ukuran  yang  pas.  Pada  busana  ukuran  yang  digunakan  untuk menentukan panjang rok ada 5 yaitu:
a Mini : Rok yang panjangnya 10-15 cm di atas lutut. b Kini : Rok yang panjangnya sampai lutut.
c Midi : Rok yang panjangnya 10-15 di bawah lutut. d Maxi : Rok yang panjangnya di atas pergelangan kaki.
e Longdress : Rok yang panjangnya sampai ke lantai.
Sri Widarwati, 2000 : 10. Jika  seorang  perempuan  yang  memiliki  bentuk  betis  yang
besar  dan  akan  menghadiri  sebuah  pesta  pada  pagi  hari,  sebaiknya menggunakan  ukuran  maxi  atau longdress  agar  dapat  menutupi
bentuk betis yang besar.
5 Nilai Gelap Terang Value Garis  maupun  bentuk  mempunyai  nilai  gelap  terang.  Sri
Widarwati  2000  :  10  mengungkapkan  nilai  gelap  terang  adalah suatu  sifat  warna  yang  menunjukkan  apakah  warna  mengandung
24 hitam  dan  putih.  Menurut  Arifah  A.  Riyanto  2003:  24  nilai  gelap
terang  berhububungan  dengan  warna  yaitu  dari  warna  tergelap hingga warna yang paling terang. Nilai gelap terang ini menyangkut
bermacam-macam  tingkatan  atau jumlah gelap  terang yang terdapat pada suatu disain. Widjiningsih, 1982: 6.
Berdasarkan  uraian  di atas,  nilai  gelap  terang  adalah tingkatan  gelap  terangnya warna  yang  terdapat  dalam  suatu  disain
dan warna tersebut mempunyai nilai. Nilai  gelap  terang  pada  busana  dapat  mempengaruhi
penampilan  busana.  Gelap  memberikan  kesan  mengecilkan  atau menyempitkan,  sedangkan  terang memberikan kesan   menonjolkan
dan  membesarkan.  Warna  yang  mengandung  unsur  gelap menggunakan  unsur  warna  hitam,  sedangkan  yang  mengandung
unsur  terang  menggunakan  unsur  warna  putih.  Busana  pesta  pada umumnya menggunakan warna mencolok atau gelap dan berkilau.
Apabila seorang remaja yang memiliki tubuh terlalu langsing dan  ingin  terlihat  lebih  gemuk,  sebaiknya  memilih  busana  yang
berwarna  cerah  atau  mencolok,  sehingga  tubuhnya  akan  terkesan lebih besargemuk.
6 Warna Pada  umumnya  seseorang  menggunakan  warna  untuk
bermacam-macam  tujuan,  karena  tujuan  yang  berbeda-beda  maka
25 banyak  pandangan  berbeda  tentang  warna  Widjiningsih,  1982:28.
Sedangkan  menurut  Arifah  A.  Riyanto  2003:  46  pemilihan  warna dan  motif  yang  tepat  pada  suatu  desain  busana  menentukan
keindahan  dan keharmonisan. Kehadiran  unsur  warna  menjadikan benda  dapat  dilihat,  dan  melalui  unsur  warna  orang  dapat
mengungkapkan  suasana  perasaan  atau  watak  benda  yang dirancangnya.
Pada  sebuah  desain,  warna  memiliki  daya  tarik  tersendiri. Dalam  bidang  mode,  warna pada  busana  wanita  sama  pentingnya
dengan  pemilihan  garis-garis  dan  tekstur  bahan.  Menurut Widjiningsih 1982: 6 warna membuat sesuatu kelihatan lebih indah
dan menarik. Warna terdiri dari: a Warna primer, terdiri dari warna merah, kuning, biru yang belum
mengalami percampuran. b Warna  sekunder,  yaitu  bila  dua  warna  primer  dicampur  dengan
jumlah  yang  sama.  Misalnya  biru  dengan  kuning  menjadi  hijau, merah dengan kuning menjadi jingga, merah dengan biru menjadi
ungu. c Warna  penghubung, adalah  dua  warna sekunder dicampur dalam
jumlah yang sama. d Warna  asli,  adalah  warna  primer  dan  sekunder  yang  belum
dicampur putih atau hitam. e Warna  panas  dan  warna  dingin,  yang  termasuk  warna  panas
adalah  merah,  merah  jingga,  kuning  jingga,  dan  kuning. Sedangkan warna dingin meliputi hijau, biru kehijauan, biru ungu
dan ungu Sri Widarwati, 2000 : 12.
Warna  sangat  berpengaruh  terhadap  kehidupan  manusia dalam  penampilan  sehari-hari.  Pengaruh  warna  dalam  kehidupan
manusia antara lain:
26 a Perasaan  seseorang,  warna  muda  memberi perasaan  lembut,
tenang  dan  ringan.  Warna  tua  memberi  perasaan  kuat,  ceria  dan berani.
b Daya  tarik,  warna  panas  lebih  memiliki  daya  tarik  dari  pada warna dingin.
c Ukuran  objek,  warna  yang  tua  memberi  kesan  mempersempit objek sedangkan warna muda memberi kesan luas pada objek.
d Jarak,  warna  tua  menyala  memberi  kesan  lebih  dekat. Widjiningsih : 1982
Jika  seorang  yang  akan  membeli  busana  untuk  anak-anak, sebaiknya memilih warna yang cerah, misalnya warna kuning, hijau
muda, merah muda, yang memiliki kesan ceria. 7 Tekstur
Tekstur  adalah  sifat  permukaan  suatu  benda  yang  dapat dilihat dan dirasakan, sifat-sifat permukaan tersebut antara lain kaku,
lembut,  kasar,  halus,  tebal,  tipis  dan  tembus  terang  transparan  Sri Widarwati  2000  :  14.  Sedangkan  menurut Widjiningsih  1982:  5
tekstur  adalah  sifat  permukaan  dari  garis,  bidang  maupun  bentuk. Jadi,  tekstur  adalah  suatu  sifat  permukaan  benda  baik  berupa  garis,
bidang,  maupun  bentuk  yang  dapat  dilihat  atau  dirasakan.  Oleh karena  itu  kita  bisa  merasakan  bahwa  tekstur  itu  halus  dan  kasar
dengan  diraba,  tekstur  itu  berkilau  dan  kusam  dengan  dengan  cara dilihat.
27 Dalam  suatu  disain  busana,  tekstur  tidak  boleh  dilupakan
karena  merupakan  salah  satu  penentu  disain  itu  baik  atau  tidaknya bila  diwujudkan  dalam  bentuk  busana.  Menurut  Arifah  A.  Riyanto
2003: 47 tekstur terdiri dari: a Tekstur  kaku,  tekstur  yang  kaku  dapat  menyembunyikan  atau
menutupi  bentuk  badan  seseorang  tetapi  akan  menampakkan seseorang terlihat gemuk.
b Tekstur  kasar  dan  halus,  kain  bertekstur  kasar  memberi  tekanan kepada si pemakai kelihatan lebih gemuk. Sedangkan bahan yang
halus  tidak  akan  mempengaruhi  kesan  ukuran  badan,  asalkan tidak mengkilap.
c Tekstur  lemas,  kain  dengan  tekstur  yang  lembut  dan  lemas  akan memberi  efek  yang  luwes,  sesuai  untuk  model-model  busana
dengan kerut dan draperi. d Tekstur tembus  pandang, kain yang tembus  pandang kurang bisa
menutupi  bentuk  badan  yang  dirasa  kurang  sempurna,  misalnya terlalu gemuk atau terlalu kurus dan kelihatan langsing.
e Tekstur  mengkilap  dan  kusam,  kain  yang mempunyai  tekstur mengkilap  membuat  si  pemakai  kelihatan  lebih  gemuk,
sedangkan tekstur yang kusam dapat memberi kesan lebih kecil. Berdasarkan  uraian  tersebut,  tekstur  adalah  sifat  permukaan
dari  bahan  tekstil  yang  dapat  dilihat  dan  dirasakan,  misalnya  kaku, lembut, kasar, tebal, tipis, halus, dan transparan.
Jika  seorang  perempuan  yang  memiliki  badan  terlalu langsing
ingin membuat
busana pesta,
maka sebaiknya
menggunakan  bahan  busana  yang  bertekstur  mengkilap  agar memberi kesan lebih gemuk.
Prinsip  desain  adalah  suatu  cara  untuk  menyususn  unsur- unsur sehingga  tercapai  perpaduan  yang  memberi  efek  tertentu  Sri
Widarwati,  2000:  15.  Sedangkan  menurut  Widjiningsih  1982:  11
28 Prinsip-prinsip  desain  merupakan  suatu  cara  penggunaan  dan
pengkombinasian  unsur-unsur  desain  menurut  prosedur  tertentu. Prinsip-prinsip
desain adalah
cara untuk
menggunakan, mengkombinasikan,  dan  menyusun  unsur-unsur  desain  sesuai  dengan
prosedur  tertentu  sehingga  dapat  memberikan  efek-efek  tertentu  pada sebuah desain busana. Oleh karena itu apabila prinsip desain diterapkan
pada  sebuah  desain  busana  dengan  benar,  maka  akan  tercipta  busana yang indah dan menarik . Adapun prinsip-prinsip desain adalah:
1 Keselarasan Harmoni Suatu desain dikatakan serasi apabila memiliki perbandingan
yang  baik,  keseimbangan  yang  baik,  mempunyai  suatu  bagian busana  yang  menarik  perhatian,  dan  mempunyai  irama  yang  tepat.
Keselarasan  adalah  kesatuan  diantara  macam-macam  unsur  desain walaupun  berbeda,  tetapi  membuat  tiap-tiap  bagian  itu  kelihatan
bersatu Sri Widarwati, 2000 : 15. Menurut  Widjiningsih  1982  :  11  harmoni  adalah  suatu
prinsip  dalam  seni  yang  menimbulkan  kesan  adanya  kesatuan melalui  pemilihan  dan  susunan  objek  serta  ide-ide.  Suatu  susunan
dikatakan  harmoni  apabila  semua  objek  dalam  suatu  kelompok kelihatan  mempunyai  persamaan  dan  apabila  letak  garis-garis  yang
terpenting mengikuti bentuk objeknya. Jadi keselarasan atau harmoni merupakan  persamaan,  penyesuaian,  dan  keserasian  antara  macam-
29 macam  unsur  desain  yaitu  selaras  antara  garis  dan  bentuk,  tekstur
dan warna sehingga tercapai kesatuan yang harmonis. Menurut Widjiningsih 1982 : 11 aspek dalam prinsip disain
untuk keselarasan harmoni ada lima, yaitu: a Keselarasan garis dan bentuk
Beberapa  garis  yang  dikombinasikan  akan menghasilkan  bentuk yang  harmoni  apabila  menggunakan  macam-macam  garis  yang
penting yang terdiri dari pengulangan, kontras dan peralihan. b Keselarasan ukuran
Keserasian  akan  terjadi  apabila  ukuran  yang  seimbang dipergunakan  bersama-sama. Supaya pada hiasan harmoni dalam
ukuran,  maka  besar  kecilnya  hiasan  harus  disesuaikan  dengan besar kecilnya benda yang dihias.
c Keselarasan dalam tekstur Untuk  memperoleh  harmoni  dalam  tekstur,  maka  tekstur  yang
halus  dikombinasikan  dengan  yang  halus  pula,  dan  yang  kasar dengan yang kasar.
d Keselarasan dalam ide Suatu  contoh  harmoni  dalam  ide  adalah  penempatan  hiasan
sulaman bayangan pada selendang yang berbahan sifon. e Keselarasan dalam warna
Keserasian warna yang baik akan didapat bila warna yang dipakai tidak  terlalu  banyak. Pedoman  yang  baik  untuk  membuat
kombinasi  warna  dalam  busana,  tidak  lebih  dari  tiga  warna bahkan dua warna sudah cukup.
Jika  seorang  perempuan  muslimah  ingin  membuat  busana muslim  yang  besar  atau  longgar  dengan  hiasan  bordir,  maka
sebaiknya menggunakan motif bordir yang besar.
2 Perbandingan Proporsi Perbandingan atau proporsi adalah unsur-unsur pada disain
busana  sehingga  tercapai  keselarasan  yang  menyenangkan  Sri Widarwati,  2000.  Sedangkan  menurut  Widjiningsih  1982  :  13
30 proporsi  adalah  hubungan  satu  bagian  dengan  bagian  yang  lain
dalam  suatu  susunan.  Jadi  proporsi  adalah  susunan  dari  unsur- unsur  disain  busana  antara  bagian  yang  satu  dengan  bagian  yang
lain hingga tercapai keselarasan. Menurut Arifah A. Riyanto 2003: 52  perbandingan  atau  proporsi  pada  desain  busana  dapat
dilakukan pada satu atau semua dari empat macam, antara lain: a Proporsi yang pertama  yaitu proporsi dalam satu bagian seperti
memperbandingkan panjang ke lebar dalam satu benda proporsi segi empat atau pada rok.
b Proporsi  yang  kedua  yaitu  proporsi  dianara  bagian-bagian  dari suatu desain seperti proporsi dalam satu model rok dan blus atau
celana  dengan  kemeja.  Proporsi  diantara  bagian-bagian  dari suatu  desain  ini  dapat  pula  berupa  proporsi  warna  yang
dikombinasikan  dengan  warna  lain  seperti  satu  warna  polos dengan warna yang bercorak.
c Proporsi  yang  ketiga  yaiti  proporsi  dari  keseluruhan  bagian suatu  desain,  dapat  dicontohkan  dengan  memperbandingkan
keseluruhan  busana  dengan  adanya  warna  yang  gelap  dan terang,  yang  polos  dan  yang  bercorak,  adanya  rompi  yang
bercorak atau gelap pada suatu desain, dan lain-lain.
d Proporsi  yang  keempat  yaitu  dari  tatanan  busana  dan pelengkapnya  seperti  adanya  bentuk  dan  ukuran  suatu  desain
dan  yang  melengkapinya  ketika  busana  dipergunakan.  Sebagai contoh  perbandingan  antara  ukuran scraft  ,  dasi,  bros,  atau
corsage dengan  keseluruhan  busana,  atau  benda  lainnya  yang dapat melengkapi busana.
Jika seseorang mengenakan blus yang pas badan dan ingin memakai assesoris busana, misalnya bros maka sebaiknya memilih
bros kecil agar memiliki proporsi sesuai dengan blus yang kecil. 3 Keseimbangan Balance
Keseimbangan  pada  suatu  desain  digunakan  untuk memberikan  perasaan  kesenangan  dan  kestabilan  Sri  Widarwati,
31 2000:17. Menurut  Widjiningsih  1982:19  keseimbangan  akan
terwujud  apabila  penggunaan  unsur-unsur  desain  yaitu  garis, bentuk dan warna yang lain dalam desain dapat memberi rasa puas.
Menurut  Widjiningsih  1982:19,  keseimbangan  dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
a Keseimbangan  Formal  Bisimetri,  yaitu  apabila  suatu  objek memiliki jarak  yang sama  antara  bagian kiri  dan kanan  pada garis
tengah atau pusat suatu objek tersebut. b Keseimbangan  Informal Occult,  yaitu beberapa objek  yang tidak
memiliki jarak yang sama atau tidak mempunyai jumlah perhatian sama dan diletakkan pada jarak yang berbeda dari pusat.
c Keseimbangan  Obvicus,  yaitu  jika  objek  jarak  antara  bagian  kiri dan  bagian  kanan  tidak  sama  tetapi  keduanya  mempunyai  daya
tarik yang sama. Tiga
macam keseimbangan
tersebut diatas
adalah keseimbangan  yang  bisa  diterapkan  dalam  sebuah  busana  dimana
masing-masing  keseimbangan  tersebut  sama-sama  menempatkan hubungan jarak, karena meskipun tidak ada keseimbangan yang penuh
dalam  busana,  tetapi  unsur  yang  lain  bisa  membuat busana  tampak seimbang  dan  bagus  walaupun  berbeda  bentuk  penerapannya.
Menurut  Sri  Widarwati  2000  ada  dua  cara  untuk  memeperoleh keseimbangan, yaitu :
a Keseimbangan  Simetris,  yaitu  unsur  pada  bagian  kanan  dan  kiri suatu  desain  memiliki  jarak  yang  sama.  Simetris  terkesan  tegas,
kaku dan formal.
32 b Keseimbangan  Asimetris,  yaitu  unsur  pada  bagian  kanan  dan  kiri
suatu  desain  memiliki  jarak  yang  berbeda  dari  pusat,  tetapi  masih diimbangi oleh salah satu unsur yang lain.
Apabila  seorang  ingin  membuat  busana  kerja yang  terkesan tegas dan formal, maka sebaiknya menerapkan keseimbangan simetris
misalnya terdapat saku pasepoil pada bagian kanan dan kiri. 4 Irama Ritme
Irama  adalah  pergerakan  yang  dapat  mengalihkan  pandangan mata  dari  suatu  bagian  ke  bagian  lain  Sri  Widarwati,  2000:17.
Menurut Widjiningsih 1982 : 21 irama dapat diartikan sebagai suatu bentuk  pergerakan,  namun  tidak  semua  bentuk  semua  bentuk
pergerakan  dalam  disain  berirama. Sedangkan  menurut  Arifah  A. Riyanto 2003 : 57 irama pada suatu disain busana merupakan suatu
pergerakan yang teratur dari suatu bagian ke bagian lainnya. Jadi  pengertian  irama  adalah  suatu  gerakan  teratur  yang
menentukan  selaras  atau  tidaknya  suatu  desain  busana  dan  dapat mengalihkan  pandangan  mata  dari  suatu  bagian  ke  bagian  lain.  Ada
empat cara menghasilkan irama dalam desain yaitu: a Pengulangan
Cara  untuk  menghasilkan  irama  adalah  pengulangan  garis  yang dapat  diperoleh  dengan  cara antara  lain:  pengulangan  garis  lipit,
renda-renda, pengulangan corak, pengulangan bentuk dan lain-lain.
33 b Radiasi
Radiasi  adalah  garis  pada  pakaian  yang  muncul  dari  titik  pusat yang menghasilkan irama.
c Peralihan Ukuran Pengulangan  dari  ukuran  besar  ke  ukuran  kecil  atau  sebaliknya
yang akan menghasilkan irama. d Pertentangan
Pertentangan  adalah  pertemuan  antara  garis  tegak  lurus  dan  garis mendatar pada lipit atau garis hias Sri Widarwati, 2000.
Jika  seorang  perempuan  yang  ingin  terlihat  mengenakan busana yang serasi, maka dapat memilih busana yang memiliki irama
berupa  pengulangan,  misalnya  pada  blus  terdapat  hiasan  kerut-kerut pada lengan, maka pada rok juga diberi kerut-kerut.
5 Pusat Perhatian Center of Interest Dalam  busana harus memiliki  bagian yang lebih  menarik  dari
bagian  yang  lainnya.  Pusat  perhatian  disebut  juga  aksen,  emphasis, center  of  interest.  Aksen  merupakan  pusat  perhatian  dalam  suatu
susunan karena dengan aksen dapat membawa mata pada sesuatu yang penting  dalam  susunan  tersebut  Widjiningsih,  1982  :  25.  Selain  itu
pusat  perhatian  berfungsi  untuk  menutupi  kekurangan  dan menonjolkan  keindahan  bentuk  tubuhdengan  teknik  pengalihan
perhatian.
34 Untuk menciptakan pusat perhatian aksen pada suatu susunan,
ada  dua  cara  yang  perlu  diketahui,  yaitu  penggunaan  warna,  garis, bentuk  dan  ukuran  yang  kontras  serta  pemberian  hiasan.  Pusat
perhatian  pada  busana  dapat  berupa  krah  yang  indah,  ikat  pinggang, lipit  pantas,  pusat  perhatian  ini  hendaknya  ditempatkan  pada  suatu
yang baik dari si pemakai Sri Widarwati, 2000: 21. Jadi  definisi  dari  pusat  perhatian  atau  aksen  adalah  suatu
bagian  dalam  desain  busana  yang  lebih  menarik  dari  bagian-bagian lainnya  yang  bisa  didapat  dari  penggunaan  warna,  garis,  bentuk  dan
ukuran yang kontras serta pemberian hiasan sehingga dapat menutupi kekurangan  bentuk  tubuh. Jika  seseorang  yang  memiliki  kelebihan
berupa  bentuk  pinggang  yang  ramping  dan  ingin  menonjolkan kelebihannya tersebut, maka dapat digunakan hiasan pinggang seperti
obi atau sabuk sebagai pusat perhatian. Busana  adalah  segala  sesuatu  yang  dipakai  dari  ujung  rambut
sampai  ujung  kaki  yang  memberi  kenyamanan  dan  menampilkan keindahan  bagi  si  pemakai  Ernawati,  2008:  24.  Dengan  demikian
disain  busana  dapat  diartikan  sebagai  gambaran  rancangan  busana dengan  model  yang  baru  terbentuk  dari  susunan  garis,  bentuk,  warna
dan tekstur.
Mendisain  busana  adalah  mencipta  mode,  mencipta  adalah mengeluarkan  perasaan  yang  kuat  dengan  dorongan  emosi  sehingga
35 terbentuk  sesuatu yang baru  tentang mode  pakaian. Selain unsur-unsur
pokok  yang  harus  diperhatikan  dalam  mendisain  busana  agar  hasilnya baik  perlu  diperhatikan  juga  prinsip-prinsip  dalam  mendisain  yaitu:
proporsi, keseimbangan, pusat perhatian, irama dan harmoni. Dari  pendapat  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  mendisain
busana  yaitu  menciptakan  rancangan  atau  gambaran  busana  dengan didasari penguasaan unsur-unsur dan prinsip-prinsip disain.
Penerapan  prinsip-prinsip  disain  dalam  mendisain  busana  tidak dapat  diguanakan  secara  terpisah  melainkan  satu  dengan  yang  lain
saling  berhubungan.  Namun  harus  ada  satu  prinsip  disain  yang  kita jadikan  pedoman  dalam  mendisain  busana,  misalnya  :  prinsip
keseimbangan, irama, harmoni,atau yang lainnya.
Busana  pesta  adalah  busana  yang  dikenakan  pada  kesempatan pesta, dimana pesta terebut dibagi menurut waktunya yakni pesta pagi,
pesta siang dan pesta malam Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1998: 10.  Menurut  menurut  Enny  Zuhni  Khayati  1998:3  busana  pesta
adalah  busana  yang  dikenakan  pada  kesempatan  pesta  baik  pagi  hari, siang hari dan malam hari. Sedangkan menurut Chodiyah dan Wisri A.
Mamdy  1982:166  busana  pesta  adalah  busana  yang  dikenakan  pada kesempatan  pesta,  biasanya  menggunakan  bahan  yang  berkualitas
tinggi  dengan  hiasan  dan  perlengkapan  yang  bagus  dan  lengkap sehingga  kelihatan  istimewa.  Jadi  busana  pesta  adalah  busana  yang
36 dikenakan  pada  kesempatan  pesta  baik  pesta  pagi,  pesta  siang,  pesta
sore  maupun  pesta  malam  hari,  dimana  busana  yang  dikenakan  lebih istimewa dibandingkan dengan busana sehari-hari, baik dari segi bahan,
teknik jahit, desain maupun hiasannya. Menurut Chodiyah dan Wisri A Mamdy 1982 berdasarkan waktu
pemakaiannya, busana pesta dapat dibedakan menjadi pesta pagi-siang, pesta sore dan pesta malam yaitu :
1 Busana pesta pagi-siang Adalah
busana  yang  dikenakan  pada  acara  pesta  yang diselenggarakan  pagi-siang hari.  Model  busana biasanya  terdiri  dari
rok  dan  blus,  gaun  ataupun  busana  daerah.  Pemilihan  bahan  yang halus,  tidak  terlalu  tebal  dan  menyerap  keringat,  misalnya  katun
polos  motif, brocade dll. Dipilih warna lembut  cenderung muda. 2 Busana pesta sore
Adalah  busana  yang  dipakai  pada  kesempatan  sore  hari  menjelang malam.  Disain  busana  lebih  mewah  dari  busana  pesta  pagi.  Bahan
busana  menggunakan  bahan  yang  bertekstur  agak  lembut,  misalnya saten, brocade dll.
3 Busana pesta malam Adalah busana yang dikenakan pada kesempatan malam hari. Model
busana terkesan mewah. Bahan bertekstur lembut, berkilau misalnya, beledu, saten, sutera, thaisilk, chiffon. Warna yang digunakan adalah
37 warna-warna  gelap  atau  mencolok.  Hiasan  dan  pelengkap  busana
tidak berlebihan disesuaikan dengan model, bahan dan warna.
Karakteristik busana
pesta dapat
dimunculkan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1 Siluet Busana Pesta
Siluet  busana  pesta  berbeda  dengan  busana  sehari-hari. Busana  pesta  umumnya  lebih  rumit  dan  lebih  mewah  baik  desain
busananya  maupun  pada  hiasannya.  Menurut  Sri  Widarwati  2000: 76  busana  pesta  malam  biasanya  berupa  gaun  malam  biasanya
panjang sampai ke lantai longdress, tanpa lengan you can see dan sering kali terbuka pada bagian atas seperti decollete, strapless atau
Bustie, backless, dan lain-lain. Menurut  Prapti  Karomah  dan  Sicilia  Sawitri  1986  Siluet
busana seperti siluet busana H, I, A, Y, S dan Bustle. Siluet H adalah busana  yang  mempunyai  garis  luar  lurus  dari  atas  ke  bawah,
ditengah  dipotong  oleh  garis  melintang  horizontal.  Siluet  I  adalah busana yang mempunyai garis luar lurus dari atas ke bawah. Siluet A
adalah  garis luar  busana yang bagian  atasnya  sempit  dan  bawahnya melebar menyerupai huruf A.
2 Bahan Busana Pesta Busana pesta malam biasanya menggunakan bahan yang bagus,
dengan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa Chodiyah
38 dan  Wisri  A.  Mamdy,  1982  :  166.  Bahan  yang  bagus  disini  bukan
berarti  harus  mahal,  melainkan  yang  memberi  kesan  mewah  dan biasanya  berkilau  dan  tembus  terang.  Bahan  yang  digunakan  untuk
busana pesta antara lain: crepe, sifon, organsa, taffeta, beledu, lame, sutera, voille, jersey, satin, corduroy, woll.
3 Warna Busana Pesta Pemilihan  warna  pada  busana  pesta  tergantung  pada  waktu
pemakaiannya,  untuk  busana  pesta  pagi  warna  yang  digunakan cenderung  cerah  atau  muda.  Pada  umumnya warna  yang digunakan
untuk  busana  pesta  malam  adalah  yang  mengandung  unsur  merah, hitam, keemasan, perak atau warna-warna yang mengkilap. Menurut
Prapti  Karomah  1990  warna  yang  digunakan  untuk  busana  pesta malam sebaiknya dipilih yang agak tua seperti hitam, biru tua, coklat
tua, merah dan sebagainya. 4 Tekstur Bahan Busana Pesta
Tekstur  merupakan  sifat  benda  yang  dapat  dilihat,  diraba,  dan dirasakan  Sri  Widarwati,  1993.  Tekstur  bahan  busana  umumnya
lembut, tebal, halus, tipis dan tembus terang. Sehingga dalam busana pesta,  sifat  permukaan  atau  tekstur  yang  digunakan  biasanya  halus,
berkilau,  tembus  terang, melangsai,  serta  menggunakan  bahan  yang berkualitas  dimana  setiap  kesempatan  pakai  busana  tersebut  juga
dapat didukung oleh hiasan dan pelengkap busana.
39 Dari  pendapat  diatas  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  busana
pesta terdiri dari busana pesta pagi-siang, busana pesta sore dan busana pesta  malam.  Karakteristik  busana  pesta  dapat  dimunculkan  dengan
mempertimbangkan  siluet  busana,  bahan  busana,  warna  busana  dan tekstur bahan.
Langkah-langkah  mendisain  busana  seperti  yang  dikemukakan oleh Sri Widarwati 2000 adalah :
1 Menetapkan  sumber  hidup  yang  akan  dijadikan  sebagai  dasar  atau acuan untuk pembuatan disain busana.
2 Menggambar  perbandingan  tubuh,  posisi  tubuh  disesuaikan  dengan model  busana  yang akan  dibuat bagian  busana  yang menjadi pusat
perhatian  harus  dapat  diperlihatkan  dengan  jelas.  Tentukan  garis keseimbangan,  garis  pinggang,  garis  panggul  dan  garis  lutut  tepat
pada tempatnya. 3 Menggambar bagian-bagian busana sesuai dengan ide atau gagasan.
Setiap  garis  pada  bagian  busana  harus  jelas  dan  digambar  secara kasar terlebih dahulu.
4 Menghapus  garis-garis  pertolongan  yang  tidak  diperlukan  lagi, sehingga  tinggal  garis-garis  disain  yang  diperlukan.  Garis-garis
disain  yang  belum  baik  diperbaiki,  seperti  garis  kerut,  garis  lipit, serta bagian yang menjadi pusat perhatian.
40 5 Memberi tekstur pada disain, sehingga gambar kelihatan lebih hidup
selain  itu  juga  untuk  memberi  gambaran  mengenai  bahan  tekstil yang digunakan.
Hal  penting  untuk  mendapatkan  model  busana  yang  serasi  dan indah    adalah  kecepatan  dalam  memilih  dan  mengkombinasi unsur
disain, prinsip disain serta bagian-bagian busana tersebut.
                