Epidemiologi Penyakit Jantung Bawaan 1. Definisi

Tabel 2.1. Diagnosis Pasien Penyakit Jantung yang Berobat di Poliklinik Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUISCM, Jakarta, 1983-1992 Diagnosis Jumlah Persen PJB non-sianotik DSV 694 33,1 DSA2 281 13,4 DSA1 55 2,6 DAP 281 13,4 SP 111 5,3 DSAV 30 1,4 SAO 23 1,1 KOARK 4 0,2 PJBN-TD 123 5,9 Jumlah 1.602 76,7 PJB sianotik TF 212 10,5 TAB 74 3,5 VKAJKG 25 1,2 AP 20 0,9 AT 19 0,9 TA 13 0,6 ATDVP 10 0,4 EBSTEIN 5 0,2 HLHS 5 0,2 PJBS-LAIN 45 2,2 PJBS-TD 61 2,9 Jumlah 489 23,3 Jumlah seluruhnya 2.091 100 DSV= Defek Septum Ventrikel; DSA2= Defek Septum Atrium Sekundum; DSA1= Defek Septum Atrium Primum; DAP= Duktus Arteriosus Persisten; SP= Stenosis Pulmonal; DSAV= Defek Septum Atrioventrikularis; SAO= Stenosis Aorta; KOARK= Koarktasio Aorta; PJBN-TD= penyakit jantung bawaan non- sianotik, tidak dirinci; TF=Tetralogy of Fallot; TAB= Transposisi Arteri Besar; VKAJKG= ventrikel kanan dengan jalan keluar ganda; AP= Atresia Pulmonal; AT= Atresia Trikuspid; TA= Trunkus Arteriosus; ATDVP= anomali total drainase vena pulmonalis; EBSTEIN= anomali Ebstein; HLHS= Hypoplastic Left Heart Syndrome; PJBNS-LAIN= penyakit jantung bawaan sianotik lain; PJBS- TD= penyakit jantung bawaan sianotik, tidak dirinci. Sumber: Sastroasmoro Madiyono, 1994 Tabel 2.2. Karakteristik Pasien PJB Karakteristik N Jenis kelamin Laki-laki 48 49 Perempuan 50 51 Status gizi Lebih 5 5,1 Baik 35 35,7 Kurang 51 52 Buruk 7 7,1 Usia 0-28 hari 16 16,3 28 hari-1 tahun 45 45,9 1 tahun 37 37,8 Jenis PJB Sianotik 34 34,3 Non-sianotik 64 64,6 Total 98 100 Sumber: Hariyanto, 2012

2.2.3. Faktor Risiko

Faktor risiko yang berperan pada kejadian PJB adalah:

a. Faktor genetik

Gen-gen mutan tunggal dominan autosomal, resesif autosomal, atau terkait-X biasanya menyebabkan PJB sebagai bawaan dari suatu kompleks kelainanHoffman, 2007. Kelainan kromosom juga menyebabkan PJB sebagai bagian suatu kompleks lesi, seperti sindrom cri-du-cat 20; sindrom XO Turner 50; sindrom Trisomi 21 Down 50, trisomi 13 90, dan trisomi 18 99. Defek septum ventrikel merupakan kelainan jantung yang paling lazim pada semua sindrom, kecuali sindrom Turner, yang terutama mengalami katup aorta bikuspid dan koarktasio aorta Hoffman, 2007. Dalam hubungan keluarga yang dekat, resiko terjadinya PJB yaitu 79,1 untuk Heterotaxia, 11,7 untuk Conotruncal Defects, 24,3 untuk Atrioventricular Septal Defect, 12,9 untuk Left Ventricular Outflow Tract Obstruction, 7,1 untuk Isolated Atrial Septal Defect, dan 3,4 untuk Isolated Ventricular Septal DefectPoulsen, 2009. b. Faktor Lingkungan Ibu yang meminum garam litium saat hamil dapat memperoleh anak yang menderita penyakit jantung bawaan, dengan insiden lesi katup mitral dan trikuspid yang abnormal tinggi. Ibu diabetik atau ibu yang meminum progesteron saat hamil mungkin mengalami peningkatan risiko untuk mempunyai anak dengan PJB. Anak dari ibu alkoholik juga bisa menderita PJBHoffman, 2007. Rubela sering menyebabkan stenosis pulmonal perifer, duktus arteriosus persisten, dan kadang-kadang stenosis katup pulmonal. Koksakivirus juga diduga menyebabkanPJBHoffman, 2007. 2.2.4. Jenis Penyakit Jantung Bawaan 2.2.4.1. Penyakit Jantung Bawaan Non-sianotik PJB non-sianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir yang ditandai dengan tidak adanya sianosisRoebiono, 2003. Berdasarkan ada tidaknya pirau, PJB non-sianotik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dengan pirau dari kiri ke kanan dan kelompok tanpa pirauSoeroso Sastrosoebroto, 1994. Kelompok dengan pirau dari kiri ke kanan adalah sebagai berikut: a. Defek Septum Ventrikel Defek Septum Ventrikel DSV adalah lesi kongenital pada jantung berupa lubang pada sekat yang memisahkan ventrikel sehingga antar rongga ventrikel terdapat hubungan Ramaswamy, 2009. Gambar 2.4. Defek Septum Ventrikel Ashley Niebauer, 2004 Defek ini dapat terletak dimana pun pada sekat ventrikel, dapat tunggal atau banyak, serta ukuran dan bentuknya dapat bervariasi Fyler, 1996. Insidensi DSV terisolasi adalah sekitar 2-6 per 1000 kelahiran hidup dan terjadi 30 dari semua jenis PJB. Defek ini lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria Ramaswamy, 2009. Klasifikasi DSV sebagai berikut: a. Perimembranasea, merupakan lesi yang terletak di bawah katup aorta dan terjadi sekitar 80 dari seluruh kasus DSVRao, 2005.