Penyakit Jantung BawaanSianotik Jenis Penyakit Jantung Bawaan 1. Penyakit Jantung Bawaan Non-sianotik

Gambar 2.8. Tetralogi Fallot Ashley Niebauer, 2004 Pada waktu baru lahir biasanya bayi belum sianotik tetapi bayi tampak biru setelah tumbuh. Manifestasi yang penting pada kelainan ini adalah terjadinya serangan sianotik yang ditandai oleh timbulnya sesak napas mendadak, napas cepat dan dalam, sianosis bertambah, lemas, bahkan bisa juga disertai kejang atau sinkop Prasodo, 1994. Diagnosis penyakit ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan ekokardiografi, radiografi dada, dan EKG Bhimji, 2013. Penatalaksanaannya dengan perawatan medis serta tindakan bedahPrasodo, 1994. b. Transposisi Arteri Besar Transposisi arteri besar merupakan kelainan dimana terjadi perubahan posisi aorta dan arteri pulmonalis yakni aorta keluar dari ventrikel kanan dan terletak di sebelah anterior arteri pulmonalis, sedangkan arteri pulmonalis keluar dari ventrikel kiri, terletak posterior terhadap aorta. Akibatnya aorta menerima darah vena sistemik dari vena kava, atrium kanan, ventrikel kanan, dan darah diteruskan ke sirkulasi sistemik. Sedangkan darah dari vena pulmonalis dialirkan ke atrium kiri, ventrikel kiri, dan diteruskan ke arteri pulmonalis dan seterusnya ke paru. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan EKG, radiologi, dan ekokardiografi. Penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan tindakan operasi Prasodo, 1994. Gambar 2.9. Transposisi Arteri Besar Ashley Niebauer, 2004 c. Atresia Pulmonal dengan Defek Sekat Ventrikel Pada kelainan ini darah dari ventrikel tidak dapat menuju arteri pulmonalis dan semua darah dari ventrikel kanan akan masuk ke aorta. Kelainan ini merupakan 20 dari pasien dengan gejala menyerupai tetralogi fallot dan merupakan penyebab penting sianosis pada neonatus Prasodo, 1994. d. Ventrikel Kanan dengan Jalur Ganda Pada kelainan ini kedua arteri besar keluar dari ventrikel kanan, masing- masing dengan konusnya. Presentasi klinis pasien dengan ventrikel kanan dengan jalur ganda sangat bervariasi, tergantung pada kelainan hemodinamiknya. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan ekokardiografi Prasodo, 1994. e. Trunkus Arteriosus Trunkus arteriosus merupakan kelainan yang ditandai oleh keluarnya pembuluh tunggal dari jantung yang menampung aliran darah dari kedua ventrikel, yang memasok darah sistemik, paru, dan koroner. Normalnya trunkus primitif yang keluar dari ventrikel primitif terbagi menjadi aorta dan arteri pulmonalis. Apabila pembagian ini tidak terjadi, maka dari kedua ventrikel hanya keluar satu pembuluh darah, yaitu trunkus arteriosus Prasodo, 1994.

2.3. Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh akibat konsumsi makanan dan zat gizi. Status gizi ini dibedakan menjadi status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih Almatsier, 2001. Penilaian status gizi bisa dilakukan dengan cara pengukuran antropometri dimana indeks yang sering digunakan adalah berat badan untuk umur BBU, tinggi atau panjang badan untuk umur TBU, PBU, dan berat badan untuk panjang badan atau tinggi badan BBPB, BBTB Sudiman, 2006. Terdapat tiga cara penyajian distribusi indeks antropometri, yaitu persen terhadap median, persentil, dan z-score median. Hasil penghitungan indeks ini akan dikaitkan dengan salah satu atau beberapa batas ambang cut-off point dan perwujudannya disebut sebagai kategori status gizi Wisnuwardhana, 2006. Tabel 2.3. Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks Sumber: Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, 2010. Tabel 2.4. Penilaian gizi berdasarkan kelompok usia Usia Grafik yang digunakan 0-5 tahun WHO 2006 5-18 tahun CDC 2000 Sumber: Sjarif, et al.,2011