situasi dan kesempatan untuk menentukan kembali matematika dengan cara sendiri.
45
Salah satu sebab mengapa PMR diterima di banyak Negara adalah karena konsep PMR itu sendiri. Berdasarkan pemikiran Hans Freudenthal, dalam PMR
matematika dianggap sebagai aktivitas insan mathematics as human activitics dan harus matematika dikaitkan dengan realitas. Menurut filsafat PMR siswa
harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali to reinvent matematika di bawah bimbingan orang dewasa, dan penemuan kembali ide konsep
matematika tersebut harus dimulai dari penjajahan berbagai persoalan dan situasi ‘dunia riil’.
46
Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa PMR telah mewujudkan hasil yang memuaskan dalam proses pembelajaran matematika di sekolah, khususnya di
Belanda, telah terbukti merangsang penalaran dan kegiatan berfikir siswa. Menunjuk pada laporan yang dipublikasikan oleh Times Third International Mathematics and
science study yang melaporkan bahwa siswa di Belanda memperoleh hasil yang memuaskan baik dalam ketrampilan kompetensi maupun kemampuan memecahkan
masalah.
47
2. Pengertian PMR
Pernyataan Fruendental bahwa “matematika merupakan suatu bentuk aktifitas manusia” melandasi pemngembangan Pendidikan Matematika
Realistik Realistic Mathematics Education. Pendidikan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika di Belanda. Kata
“realistic” sering disalah artikan sebagai “real-world “, yaitu dunia nyata. Banyak pihak yang menganggap bahwa Pendidikan Matematika
Realistik adalah suatu pendektan pembelajaran matematika yang harus selalu
45
Sutarto Hadi, Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya, Banjarmasin: PBSI, 2005, hal.7
46
Sutarto Hadi, Pendidikan Matematika ..., hal. 9
47
Ipung Yuwono, Pembelajaran Matematika Secara Membumi Malang, Depdiknas, UNM, 2001, hal. 24
menggunakan masalah sehari-hari. Penggunaan kata “realistik” sebenarnya berasal dari bahasa Belanda “zich realiseren” yang berarti “untuk
dibayangkan” atau “to image” Van den Heuvel-Panhuinzen, 1998. Menurut Van den Heuvel-Panhuinzen, pengunaan kata reaistic tersebut tidak sekedar
menunjukkan adanya suatu koneksi dengan dunia nyata real -world tetapi lebih mengacu pada fokus Pendidikan Matematika Realistik dalam
menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa dibanyangkan imagineable oleh siswa.
48
Penggunaan metode PMR ini mulai dari tingkat SD dan pada tahun 1981 model ini diperkenalkan pada tingkat SLTP. Metode yang diperkenalkan oleh Freudenthal
berusaha mengajar matematika secara bermakna yakni bercirikan oleh:
49
1 Mengajarkan matematika secara lebih menarik, relevan dengan lingkungan
siswa, sedikit formal dan tidak terlalu abstrak. 2
Menekankan belajar dari pengalaman siswa sendiri, bukan berdasar pengalaman gurunya.
3 Memperkenalkan asas kemampuan siswa.
4 Banyak ditekankan pada penyelesaian masalah yang tidak rutin dan mungkin
jawabannya tidak tunggal. Pada pendekatan ini peran guru tidak lebih dari seorang fasilitator,
moderator atau evaluator sementara murid berpikir mengkomunikasikan argumentasinya, menjustifikasi jawaban mereka serta melatih demokrasi
dengan menghargai pembelajaran matematika yang mengacu pada konstruktivis sosial dan dikhususkan pada pendidikan matematika sehingga pembelajaran
matematika nantinya akan lebih bermakna.
50
48
Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, hal. 20
49
Ipung Yuwono, Pembelajaran …, hal. 17
50
Ipung Yuwono, Pembelajaran …, hal. 20