prediksi yang paling kuat. Pada individu yang tidak obesitas angka kejadian DM Tipe 2 sangat rendah. Angka kejadian DM Tipe 2 karena obesitas juga
bisa dihubungkan dengan faktor resiko lainnya. Seperti contoh di Pima India angka kejadian lebih banyak dan cenderung meninggi pada mereka dengan
body index mass BMI yang memiliki orang tua menderita DM dibandingkan yang tidak menderita. Obesitas dengan cepat meningkat pada banyak populasi
pada tahun terbaru. Peningkatan ini telah disertai oleh peningkatan prevalensi DM Tipe 2.
4. Ketidakaktifan Kegiatan Fisik
Banyak penelitian yag telah mengindikasikan peranan penting dari ketidakatifan melakukan kegiatan fisik pada perkembangan kejadian DM Tipe
2. Walaupun kata relative penting mungkin dipahami pada sebagian dari hasil penelitian karena adanya ketidaksamaan dalam pengukuran. Beberapa peneliti
melakukan penelitian sebagai dasar dari penyebab peran dari ketidakaktifan kegiatan fisik pada penderita DM Tipe 2.
2.1.5 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolik defisiensi insulin PriceWilson, 2005. Gejala utama DM biasanya disebabkan oleh krena efek
langsung dari nilai glukosa darah yang tinggi di dalam tubuh penderita Utaminingsih, 2009. Penderita dengan defisiensi insulin tidak akan dapat
mempertahankan nilai kadar glukosa darah puasa yang normal atau nilai toleransi glukosa setelah mengkonsumsi karbohidrat Price Wilson, 2005. Jika kondisi
hiperglikemianya berat sehingga ginjal tidak bisa mentoleransi glukosa, maka
Universitas Sumatera Utara
akan terjadi glikosuria. Glikosuria akan mengakibatkan terjadinya diuresisi osmotik sehingga akan terjadi peningkatan pengeluaran urine poliuria, dan
timbul rasa haus polidipsia. Oleh karena penderita mengalami pengeluaran glukosa yang hilang bersama urine, mengakibatkan penderita mengalami
keseimbangan kalori negatif sehingga terjadi penurunan berat badan. Akibatnya akan timbul polifagia rasa lapar yang besar yang mungkin sebagai kompensasi
akibat kehilangan kalori. Dan penderita akan mengeluh lelah dan mengantuk Price Wilson, 2005.
Pasien DM Tipe 2 mungkin sama sekali tidak akan menunjukkan gejala apa pun dan diagnosis hanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium serta
tes toleransi glukosa. Akan tetapi pada keadaan yang berat pasien akan mengalami polidipsi, polifagia, poliuria, lemah dan mengantuk Yusra, 2010.
2.1.6 Komplikasi DM
Penderita diabetes melitus mengalami kondisi kadar gula darah yang tidak terkontrol yang cenderung menyebabkan kadar zat lemak dalam darah meningkat
yang mempercepat terjadinya aterosklerosis. Kondisi ini dapat menyebabkan sirkulasi ke berbagai organ dapat memburuk yang mengakibatkan terjadinya
berbagai komplikasi berupa mikrovaskular seperti retinopati dan nefropati dan makrovaskular berupa gangguan pada pembuluh darah seperti penyakit arteri
perifer dan jantung korener serta komplikasi dari mikovaskular dan makrovaskular yaitu neuropati Utaminingsih, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Schteingart, 2006, Yusra, 2010 kompllikasi DM yang sering terjadi pada pasien adalah :
a. Komplikasi Akut
1. Ketoasidosis Diabetik
Ketoasidosis diabetik DKA merupakan komplikasi akut yang serius pada pasien DM. Apabila kadar insulin sangat menurun, pasien akan mengalami
hiperglikemia dan glukosuria berat penurunan lipogenesis dan peningkatan liposis serta peningkatan oksidasi asam lemak bebas yang akan disertai dengna
pembentukan badan keton asetosetat, hidroksibutirat dan aseton. Peningkatan produksi keton meningkatkan beban ion hydrogen dan asidosis metabolik.
Glikosuria dan ketouria yang jelas sudah mengakibatkan diuresis osmotik dengna hasil akhir dehidrasi dan kehilangan elektrolit. Pasien dapat menjadi
hipotensi dan mengalamai syok yang akhirnya dapat mengakibatkan perubahan perfusi ke jaringan otak sehingga terjadi koma.
2. Komplikasi Lain
Komplikasi lain yang sering terjadi dari DM adalah hipoglikemia akibat reaksi insulin dan syok insulin, terutama komplikasi terapi insulin. Hipoglikemia juga
berakibat fatal karena apabila terjadi dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan otak permanaen dan menimbulkan kematian.
b. Komplikasi Vaskuler
Komplikasi Vaskuler jangka panjang dari DM melibatkan pembuluh-pemuluh darah kecil mikroangioapati dan pembuluh darah besar makroangiopati.
Mikroangiopati merupakan lesi spesifik DM yang menyerang kapiler dan
Universitas Sumatera Utara
arteiola retina sehingga mengakibatkan retino diabetik dan menyerang syaraf- syaraf perifer sehingga mengakibatkan neurpati diabetik.
Makroangiopati diabetik mempunyai gambaran histopatologi arteriokleroasis. Gangguan ini disebbakan oleh insufisiensi insulin. Makroangiopati diabetik
akan mengakibatkan penyumbatan vaskuler. Jika mengenai arteri-arteri perifer maka dapat mengakibatkan insufisiensi vaskuler dan perifer dan gangren pada
ekstremitas, serta insufisiensi serebral dan stroke. Jika mengenai arteri koronaria dan aorta maka dapat menyebabkan angina dan infark miokard.
2.2 Perawatan Diri DM Tipe 2 Self care DM Tipe 2