resiko kerja tinggi. Tuturan tersebut bernada marah, dan mengecam pemerintah desa setempat.
Tuturan tersebut melanggar maksim kebijaksanaan. Maksim ini diungkapkan dengan tuturan impositif dan komisif. Maksim ini menggariskan
setiap pertuturan untuk meminimalkan kerugian orang lain, atau memaksimalkan keuntungan bagi orang lain. Dari tuturan di atas jelas sekali terlihat bahwa tuturan
itu melanggar maksim kebijasanaan, karena tuturan pengirim justru memaksimalkan kerugian orang lain, dan meminimalkan keuntungan bagi orang
lain. Tuturan tersebut mengandung unsur bicara dengan kesengajaan, kurang enak didengar dan menyakiti hati. Tuturan tahanan di atas dapat dikategorikan tutuan
tidak santun. No Data : 2
HariTanggal : Senin, 2 Januari 2011 KONTEKS
Dituturkan oleh penutur yang kesal dengan kondisi jalan dan meminta
kepada pemerintah agar segera memperbaiki
DATA Jalan Rusak Parah
Jalan Hargomulyo-Gendangsari rusak parah dan gelap. Tolong pemkab
Bantul, segera turun tangan agar masyarakat nyaman
. 08529296XXX ANALISIS
4. Tuturan di atas TIDAK SANTUN karena memeintah
5. Sasaran ujaran tersebut menggarah pada perbuatan
6. Tuturan ini termasuk ke dalam Pelanggaran Prinsip Kesopanan dengan
Maksim Kebijaksanaan, karena telah memaksimalkan kerugian orang
lain dan meminimalkan keuntungan orang lain
Pemaknaan:
Bila di dalam berbicara penutur berusaha memaksimalkan keuntungan orang lain, maka lawan bicara wajib pula memaksimalkan kerugian dirinya.
Sebaliknya dalam tuturan di atas pengirim justru meminimalkan keuntungan orang lain dan meminimalkan kerugian dirinya. Pengirim ingin menyampaikan
aspirasinya mengenai perbaikan jalan yang rusak. Namun dalam menyampaikan pendapat, penutur terlalu berkesan memberikan perintah. Hal itu nampak dalam
kalimat “Tolong pemkab Bantul, segera turun tangan agar masyarakat n
yaman”
, pada kalimat tersebut nampak jelas bahwa penutur memerintah pemkab untuk segera turun tangan memperbaiki jalan agar masyarakat nyaman.
Meskipun ada kata tolong, yang menunjukkan kesopanan, namun tujuan kalimat itu bersifat memerintah. Memberikan perintah merupakan tindakan
melanggar prinsip kebijaksanaan karena penutur di sini tidak memaksimalkan keuntungan pihak lain, malah sebaliknya penutur memaksimalkan kerugian pihak
lain. Penutur pengirim sms seolah-olah menyalahkan pemkab yang membiarkan
kondisi jalan seperti itu. Kalimat tersebut dapat dikategorikan kalimat tidak santun.
Kalimat diatas melanggar prinsip kesantunan berbahasa Pelanggaran Prinsip Kesopanan
dengan Maksim Kebijaksanaan
, karena telah memaksimalkan kerugian orang lain dan meminimalkan keuntungan orang lain
No Data : 3 HariTanggal : Sabtu, 8 Januari 2011
KONTEKS Dituturkan oleh pengirim yang
keberatan dengan biaya administrasi pembuatan akte dan surat surat mahal
DATA Buat Akte Kelahiran Rp 1 Juta?
Kepada bpk Bupati Magelang, mohon lihat ekonomi orang-orang magelang
yang masih banyak orang miskin, masak
2011 mau diberlakukan biaya Rp 1 juta untuk membuat akte
kelahiran. Mohon jangan dibebani rakyat dengan biaya-biaya
pengurusan surat-surat yang mahal.
0856436XXX.
ANALISIS 1. Tuturan di atas kurang enak didengar karena bersifat memojokkan
2. Sasaran ujaran tersebut mengarah kepada perbuatan
3. Tuturan ini termasuk ke dalam Pelanggaran Prinsip Kesopanan dengan
Maksim Kebijaksanaan, karena telah memaksimalkan kerugian orang
lain dan meminimalkan keuntungan orang lain
Pemaknaan:
Tuturan di atas secara sekilas terdengar santun namun apabila dianalisis lebih seksama akan terdengar sebagai tuturan yang tidak santun. Dalam contoh di
atas, penutur dengan sengaja menuturkan bahwa pemerintah daerah bupati
dirasa kurang memperdulikan masyarakatnya. Kata “masak” di atas megandung
arti meragukan. Meragukan disini adalah bahwa warga masyarakat Magelang meragukan jasa pembuatan akta kelahiran yang mencapai 1 juta. Meragukan akan
sesuatu hal itu bisa menyebabkan seseorang menjadi emosi. Kemudian bisa menyebabkan pertentangan antara penutur dan mitra tuturnya.
Kalimat “jangan dibebani rakyat dengan biaya-biaya pengurusan surat-
surat yang mahal” tuturan tersebut juga dapat memicu kemarahan seseorang.
Pengirim menganggap bahwa pemerintah kabupaten Magelang terlalu membebani rakyat kecil. Membebani dalam KBBI berarti memberikan beban sesuatu yang
berat. Padahal pemerintah sebenarnya tidak membenani, mugkin itu ulah ognum tertentu yang menyebabkan pemerintah dicap membebani. Penutur yang
mengecam orang lain akan membuat orang lain tersinggung maka tuturan yang demikian akan melukai perasaan mitra tutur. Tentu bila mitra tutur merasa
tersinggung atau terluka, hubungan interpesonal antara penutur dan mitra tutur
dapat terganggu bahkan dapat rusak. Tuturan ini termasuk ke dalam pelanggaran
prinsip kesopanan dengan maksim kebijaksanaan, karena telah memaksimalkan
kerugian orang lain dan meminimalkan keuntungan orang lain. 4.2.1.2 Pelanggaran Maksim Kedermawanan Kemurahan Hati
Setiap pelaku transaksi komunikasi dalam maksim ini diharuskan untuk mengurangi cacian pada orang lain dan menambahkan pujian pada orang lain.
Penutur yang selalu mematuhi maksim ini akan dianggap sebagai orang yang tahu sopan santun, pintar menghargai orang lain, dan terjauh dari prasangka buruk
lawan tuturnya. Bila pelaku transaksi komunikasi mempunyai kecenderungan untuk selalu mematuhi maksim ini, maka jalannya komunikasi dan hubungan
interpersonal antara penutur dan petutur akan terjalin dengan sangat harmonis. Karena dari masing-masing pihak akan ada keinginan untuk saling
menghargai satu sama lain dan akan terjauh dari tuturan mencaci atau menyakiti lawan tuturnya.
Berbeda dengan maksim kebijaksanaan dan maksim penerimaan, maksim kedermawanan diutarakan dengan kalimat ekspresif dan kalimat asertif. Dengan
penggunaan kalimat ekspresif dan asertif ini jelaslah bahwa tidak hanya dalam menyuruh dan menawarkan sesuatu seseorang harus berlaku sopan, tetapi di
dalam mengungkapkan perasaan, dan menyatakan pendapat ia tetap diwajibakn berperilaku demikian.
Ketika penghinaan dan pelecehan dituturkan, maka tuturannya masuk dalam tuturan yang melanggar maksim kemurahan hati. Dikatakan demikian,
karena maksim kemurahan hati menuntut peserta pertuturan untuk selalu mengurangi cacian pada orang lain dan menambahi pujian pada orang lain.
Seperti tuturan berikut ini:
No Data : 4 HariTanggal : Sabtu, 8 Januari 2011
KONTEKS Dituturkan oleh pengendara motor
kesal terhadap sesama pengendara karena asap kenalpot mengenai muka
DATA Asap Knalpot Mengenai Wajah
Hey, motor R 5077 ES knalpotmu ngenai raine wong. Ra sopan. Yth
P.POLISI, kalau razia jangan Cuma lihat STNK SIM saja
. Tuh knalpot gak sopan ditegur juga, biar nyadar
sopan santun di jalan raya. Thx. 0838672XXX.
ANALISIS 1. Tuturan di atas kurang enak didengar karena menghina
2. Sasaran ujaran tersebut mengarah kepada perbuatan
3. Tuturan ini termasuk ke dalam Pelanggaran Prinsip Kesopanan dengan
Maksim kemurahan hati, karena telah memaksimalkan kerugian orang
lain dan meminimalkan keuntungan orang lain.
Pemaknaan :
Penutur pengirim sms memakai bahasa yang kurang enak didengar dan mengandung celaan getir. Selain kurang enak didengar dan mengandung celaan,
tuturan tersebut mempunyai kesan memaki dan marah karena menggunakan notasi yang tinggi. Kesan itu yang menyebabkan penutur melanggar maksim
kemurahan hati . Kalimat “Hey, motor R 5077 ES knalpotmu ngenai raine wong. Ra sopan” jelas bahwa penutur kesal dan marah dengan pengendara motor itu.
Selain kalimat tersebut, kesan penutur juga memarahi aparat kepolisian. Hal itu
nampak dalam tuturan “kalau razia jangan Cuma lihat STNK SIM saja. Tuh knalpot gak sopan ditegur juga, biar nyadar sopan santun di jalan raya”.
Dalam tuturan di atas jelas sekali melanggar maksim kemurahan, karena telah meminimalkan rasa hormat pada orang lain, dan memaksimalkan rasa tidak
hormat pada orang lain. Tuturan tersebut juga dikategorikan ke dalam tuturan
yang tidak santun.
Pemaknaan :
Rasa kecewa menyebabkan penutur kadang menjadi tidak hormat dengan orang lain, hal tersebut menyebabkan seseorang melanggar prinsip kemurahan
hati dalam sopan santun berbahasa. Tuturan pngirim sms diatas terlihat bahwa dia merasa kecewa dengan orang yang menggunakan mobil dinas untuk kepentingan
pribadi. Tuturan “mobil dinas kok dipakai buat jalan-jalan di pantai,di pertokoan, di mall
” penutur mungkin jengkel dengan oknum yang menggunaan
No Data : 5 HariTanggal : 14 Januari 2011
KONTEKS Dituturkan oleh seorang warga yang
kesal melihat mobil dinas disalah gunakan untuk keentingan pribadi
DATA Mobil Dinas Untuk Jalan-Jalan
Mobil dinas kok dipakai buat jalan- jalan
di pantai,di pertokoan, di mall. Tindakan KORUPSI yang HARUS
DITANGKAP. Malu DONK. 08564202XXX
ANALISIS 1. Tuturan di atas kurang enak didengar karena menyalahkan orang lain
2. Sasaran ujaran tersebut mengarah kepada tindakan mencemooh 3. Tuturan ini termasuk ke dalam Pelanggaran Prinsip Kesopanan dengan
Maksim
Kemurahan hati, yakni meminialkan rasa hormat pada orang lain, dan
memaksimalkan rasa tidak hormat pada orang lain
mobildinas sehingga tuturan tersebut dapat terucap. Karena hal itu termasuk dalam tindakan korupsi, masyarakat sendiri sudah jengkel dengan para koruptor,
mungkin itu yang mengakibatkan penutur menjadi kecewa. Contoh di atas terlihat bahwa tuturan yang mengecam orang lain
merupakan tuturan yang tidak santun. Penutur yang mengecam orang lain akan membuat orang lain tersinggung maka tuturan yang demikian akan melukai
perasaan mitra tutur. Tentu bila mitra tutur merasa tersinggung atau terluka, hubungan interpesonal antara penutur dan mitra tutur dapat terganggu bahkan
dapat rusak.
Pemaknaan :
Tuturan diatas merupakan tuturan yang termasuk dalam pelanggaran prinsip kesopanan. Pada tuturan di atas sasaran ujarannya mengarah pada sikap
No Data : 6 HariTanggal : Kamis, 12 Januari 2011
KONTEKS Dituturkan oleh penutur pengirim
mempertayakan kejelasan mengenai tunjangan untuk GTT
DATA Tunjangan Fungsional GTT,
Berubah Kepada bupati, gubernur, mendiknas.
Mohon kejelasan
tunjangan fungsional untuk GTT. Kenapa akhir tahun
kemarin tidak cair semua? Apa memang sudah berubah anggaran
perbulannya? Mohon kebijakan dari yang berwenang. Trims.
08572947XXX
ANALISIS 1. Tuturan di atas kurang enak didengar karena menyalahkan orang lain
2. Sasaran ujaran tersebut mengarah kepada tindakan mencemooh 3. Tuturan ini termasuk ke dalam Pelanggaran Prinsip Kesopanan dengan
Maksim
Kemurahan hati, yakni meminialkan rasa hormat pada orang lain, dan
memaksimalkan rasa tidak hormat pada orang lain
kemarahan dan meunjukkan sikap protes. Tuturan pengirim sms tersebut kurang enak didengar. Penutur pada tuturan itu terlalu menyalahkan pihak pemerintah,
dalam tuturan “kepada bupati, gubernur, mendiknas. mohon kejelasan”
penutur terlihat sekali menyalahkan beberapa pihak seperti bupati, gubernur dan mendiknas. Dengan alasan apapun sikap menyalahkan pihak lawan tutur adalah
sikap yang melanggar prinsip kesopanan. Karena dengan sikap seperti itu dapat membuat lawan tutur menjadi tersinggung. Pada akhirnya akan memic sikap tidak
hormat. Dalam tuturan di atas jelas sekali melanggar maksim kemurahan, karena
telah meminimalkan rasa hormat pada orang lain, dan memaksimalkan rasa tidak hormat pada orang lain. Tuturan tersebut juga dikategorikan ke dalam tuturan
yang tidak santun. Maka tuturan tersebut dikategorikan tuturan yang tidak sopan. 4.2.1.3 Pelanggaran Maksim Penghargaan Penerimaan
Dalam maksim penghargaan, setiap pelaku transaksi komunikasi diharuskan mengurangi keuntungan dirinya dan memaksimalkan keuntungan bagi
pihak lain. Setiap orang yang mematuhi maksim ini akan mendapatkan citra diri sebagai orang yang pintar menghormati orang lain, dan akan mampu membangun
kehidupan yang harmonis dan penuh dengan toleransi. Pelanggaran terhadap maksim penerimaan akan membuat si pelaku dicap sebagai orang yang tidak tahu
caranya bagaimana menghormati orang lain, tidak tahu sopan santun, dan selalu iri hati.
Pemaknaan :
Tuturan penutur di atas kurang enak didengar selain mengandung celaan
getir, penutur juga lantang dalam menyampaikan aspirasinya. “piye satlntas polres magelang kota
” tuturan tersebut bisa dikategorikan pelanggaran prinsip kesopanan dengan melanggar maksim penghargaan karena penutur
meminimalkan rasa hormat pada orang lain dan memaksimalkan rasa tidak hormat pada orang lain. Tuturan tersebut terlihat meragukan kinerja instansi tertentu. Kata
“piye” mengandung arti bagaimana, sehingga terkesan tidak santun karena bisa
menimbulkan reaksi yang kontroversial.
Tuturan ini termasuk ke dalam Pelanggaran Prinsip Kesopanan dengan Maksim
Penghargaan, yakni meminialkan rasa hormat pada orang lain, dan No Data : 7
HariTanggal : Senin, 20 Februari 2011 KONTEKS
Dituturkan oleh penutur yang kesal dengan penyalahgunaan jalur lambat
kota Magelang
DATA Jalur Lambat Untuk Ngeblong
Jalur lambat Kota Magelang sungguh nelangsa. Seharusnya buat lewat
sepeda, becak kendaraan non mesin, tapi realitasnya malah buat lewat
ngeblong sepeda motor. Piye satlantas polres magelang kota
? 08783261XXX.
ANALISIS 1. Tuturan di atas kurang enak didengar karena menyalahkan orang lain
2. Sasaran ujaran tersebut mengarah kepada tindakan mencemooh 3. Tuturan ini termasuk ke dalam Pelanggaran Prinsip Kesopanan dengan
Maksim
Penghargaan, yakni meminialkan rasa hormat pada orang lain, dan
memaksimalkan rasa tidak hormat pada orang lain
memaksimalkan rasa tidak hormat pada orang lain. Tuturan tersebut masuk dalam
kategori kalimat yang tidak santun. No Data : 8
HariTanggal : Kamis, 6 Januari 2011 KONTEKS
Dituturkan oleh penutur menyindir terkait dengan lampu lalulintas yang
rusak namun dibiarkan saja.
DATA Bangjo Perempatan Wiyoro Mati
Tragis dan mengenaskan Lampu
bangjo di perempatan Wiyoro sudal lebih dari 7 hari mati padahal banyak
pejabat yang lewat. Tolong diperbaiki, kasihan kalau terjadi kecelakaan.
Makasih. 08122943XXX.
ANALISIS 1.
Tuturan di atas kurang enak didengar dan terlalu menyindir 2.
Sasaran ujaran tersebut mengarah kepada perbuatan 3.
Tuturan ini termasuk ke dalam Pelanggaran Prinsip Kesopanan dengan Maksim
Penghargaan, karena peserta tindak tutur telah meminimalkan
kerugian bagi diri sendiri, dan memaksimalkan keuntungan diri sendiri.
Pemaknaan :
Tuturan contoh diatas terlalu gamblang dalam menyindir suatu keadaan.
Penutur mengkritk terlalu pedas dengan mengatakan “tragis dan mengenaskan”
penutur tidak menghargai kenyataannya bahwa itu memang ada rambu lalulintas lampu laulisntas yang rusak. Namun karena rusak maka penutur
menggambarkan perempatan disitu menjadi sangat menyeramkan karena adanya kalimat tragis dan mengenaskan. Pelanggaran maksim penerimaan sangat jelas
pada tuturan itu. Meskipun tujuan penutur adalah mengkritik pemerintah setempat agar segera memperbaiki jalan, namun kritikan itu bisa menjadi bumerang bagi
penutur. Mitra tutur mungkin akan menjadi malas dan enggan untuk merespon jika penyampaian maksud menggunakan bahasa yang kurang santun.
Dari analisis di atas, bentuk tuturan yang tidak santun cenderung menyinggung mitra tutur. Tuturan yang berpotensi melukai dan memberikan
ancaman pada muka mitra tutur adalah tuturan yang tidak santun. Selain itu, tuturan yang tidak santun juga berpotensi mengancam muka mitra tutur sendiri.
Bila mitra tutur tersinggu dan tidak berkenan atas ucapan penutur, dapat saja ia berbalik menuturkan tuturan yang tidak santun yang juga dapat melukai hati
penutur sendiri. Bertutur dengan tidak santun juga merusak citra diri penutur. Keadaban seseorang salah satunya dapat dilihat dari caranya bertutur.
Orang yang beradab akan bertutur dengan cara yang santun, sebaliknya cara bertutur yang tidak santun menunjukkan orang tersebut tidak beradab. Pandangan
orang lain tentang ketidakberadaban penutur dapat merusak citra dirinya.
No Data : 9 HariTanggal : Kamis, 13 Januari 2011
KONTEKS Dituturkan oleh seorang warga yang
kecewa karena kinerja PLN yang kurang bagus
DATA Hujan, Listrik Selalu Mati
Saya sangat kecewa dengan PLN.
Setiap hujan lebat diperkirakan 90 pasti mati listrik. Cuaca memang
sedang tidak bagus tetapi seharusnya PLN puya solusi lain. 08574707XXX.
ANALISIS
1. Tuturan di atas kurang enak didengar dan menyalahkan mitra tutur
2. Sasaran ujaran tersebut mengarah kepada perbuatan dan sikap arogan
3. Tuturan ini termasuk ke dalam Pelanggaran Prinsip Kesopanan dengan
Maksim Penerimaanpenghargaan, karena peserta tindak tutur telah
meminimalkan kerugian bagi diri sendiri, dan memaksimalkan keuntungan diri sendiri.
Pemaknaan :
Ketidakmampuan dalam mengendalikan emosi ini membuat penutur lebih mudah terpancing amarahnya. Hal itu membuat penutur menjadi tidak
menghormati mitra tuturnya sehingga lebih mudah untuk bertutur tidak santun. Seandainya penutur menyadari bahwa tuturan mereka adalah cermin diri tentunya
tuturan-tuturan yang tidak santun tersebut tidak perlu dituturkan. Namun kadang penutur menomorduakan hal itu, yang diutamakan penutur adalah mereka bisa
mengeluarkan rasa kekecewaannya. Seperti halnya pada contoh di atas. Tuturan
“Saya sangat kecewa dengan PLN”menunjukkan rasa kekesalan penutur
terhadap kinerja PLN yang setiap hujan pasti mengalami masalah jaringan listrik. Kalimat tersebut tidak enak didengar, menghakimi sendiri. Padahal sebenarnya
dalam bertutur kata yang sopan tuturan tersebut tidak perlu diucapkan karena melanggar prinsip kesopanan khusunya maksim penerimaan penghargan.
4.2.1.4 Pelanggaran Maksim Kerendahan Hati Kesederhanan Maksim kerendahan hati menuntut penutur untuk selalu mengurangi
pujian pada dirinya sendiri dan memaksimalkan cacian pada dirinya sendiri. Pelaku komunikasi yang menaati maksim ini akan dianggap sebagai seorang yang
rendah hati dan tidak sombong. Pelanggaran terhadap maksim kerendahan hati secara terus menerus akan
membentuk stigma kepada si pelaku sebagai orang yang sombong, bersikap anti sosial, dan bahkan yang terburuk penutur seperti itu akan dijauhi lawan tuturnya,
karena bagaimanapun bertransaksi komunikasi dengan orang yang selalu
melanggar maksim kerendahan hati akan sangat tidak nyaman. Seperti tuturan di bawah ini:
No Data : 10 HariTanggal : Jumat, 11 Februari 2011
KONTEKS Dituturkan oleh penutur yang kesal
dengan kelangkaan dan mahalnya gas 3 kg
DATA Harga gas mahal, kosong. Kepada
pertamina, gimana sih, udah harga gas
3 kg Rp. 17.500, cari susah. Kemana-mana kosong. Kasihan dong
orang kecil. 08574342XXX
ANALISIS
1. Tuturan di atas kurang enak didengar karena mencaci dan berkesan
menyalahkan 2.
Sasaran ujaran tersebut mengarah kepada sikap tidak menghargai 3.
Tuturan ini termasuk ke dalam Pelanggaran Prinsip Kesopanan dengan Maksim
Kemurahan hati kesederhanaan , karena peserta tindak tutur
telah meminimalkan kerugian bagi diri sendiri, dan memaksimalkan keuntungan diri sendiri.
Pemaknaan :
Ketidak puasan akan suatu hal menjadikan penutur terkadang menjadi arogan dan bersikap anti sosial dengan menuturkan tuturan yang pedas. Padahal
tindakan tersebut kadang merugikan diri penutur sendiri. Mitra tutur akan menjadi
tidak menghormati penutur. ” Harga gas mahal, kosong. Kepada pertamina, gimana sih, udah harga gas 3 kg Rp. 17.500, cari susah. Kemana-mana kosong.
Kasihan dong orang kecil”, tuturan yang disampaikan penutur tidak enak
didengar dan kurang sopan. Tuturan itu menunjukkan kemarahan dan terkesan
menyalahkan puhak pertamina. Tuturan “gimana sih” sangat jelas bahwa tuturan
tersebut mencaci pihak pertamina.
Bentuk protes yang berlebihan terkadang menjadikan penutur menjadi kurang sopan dalam bertutur. Oleh sebab itu, untuk menghindari terjadinya
ketidaksopanan dalam bertutur hendaknya kita bersikap lebih menghargai mitra tutur. Mengurangi pujian pada diri sendiri dan memaksimalkan cacian pada diri
sendiri sesuai dengan maksim kerendahan hati akan membuat sopan dalam berkomunikasi.
No Data : 11 HariTanggal : Kamis, 3 Maret 2011
KONTEKS Dituturkan oleh penutur yang
memprotes seorang guru karena tunjangan yang belum dibayarkan
DATA 3 Bulan Tunjangan GTT Belum Cair
Tunjangan fungsional bagi GTT selama 3 bulan terakhir tahun 2010 kenapa
belum dibayarkan? Gimana ini dinas- dinas yang terkait
..08574362XXX ANALISIS
1. Tuturan di atas kurang enak didengar karena mencaci dan berkesan
menyalahkan 2.
Sasaran ujaran tersebut mengarah kepada sikap tidak menghargai 3.
Tuturan ini termasuk ke dalam Pelanggaran Prinsip Kesopanan dengan Maksim
Kemurahan hati kesederhanaan , karena peserta tindak tutur
telah meminimalkan kerugian bagi diri sendiri, dan memaksimalkan keuntungan diri sendiri.
Pemaknaan :
Tuturan di atas bicara dengan kepahitan dan sindiran pedas. Sasaran ujarannya mengarah kepada bentuk protes ketidak senangan dan prestasi. Ketika
penutur menuturkan” Gimana ini dinas-dinas yang terkait” terlihat kesan penutur
yang mempertanyakan kinerja dinas terkait. Penutur memprotes keras dinas terkait agar gaji tunjangannya segera diberikan. Sikap tersebut membuat penutur
tidak lagi mempunyai rasa hormat pada mitra tutur.
Tuturan ini termasuk ke dalam pelanggaran prinsip kesopanan dengan maksim kerendahan hati, karena telah meminimalkan ketidakhormatan pada diri
sendiri, dan memaksimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Tuturan tersebut
dikategorikan tuturan yang tidak santun.
4.2.1.5 Pelanggaran Maksim Kesetujuan Kesepakatan Kecocokan