Autokorelasi Multikolinearitas Teknik Analisis dan Uji Hipotesis .1 Teknik Analisis

e. Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan tujuan untuk mengetahui apakah penelitian diterima atau tidak dengan uji t dua sisi, dengan ketentuan : 1. t hitung t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti, secara parsial terdapat pengaruh yang nyata antara variabel independen terhadap variabel dependennya. 2. t hitung t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti, secara parsial tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel independen terhadap variabel dependennya.

3.4.3 Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi tersebut di atas harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, artinya pengambilan keputusan melalui uji t tidak boleh bias, untuk memastikan bahwa modal yang diperoleh benar- benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi yang meliputi asumsi, tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi multikolonearitas, dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Apabila salah satu dari tiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE sehingga pengambilan keputusan melalui uji t menjadi bias. Gujarati, 1978:153

3.4.3.1 Autokorelasi

Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Autokorelasi merupakan korelasi yang terjadi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data deretan waktu atau ruang seperti data cross-sectional. Adanya gejala autokorelasi menggambarkan varians populasinya dan hasil regresi tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara koefisien pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Identifikasi ada tidaknya gejala autokorelasi dapat dilihat dari tabel Durbin Watson Test dengan jumlah variabel bebas k dan jumlah data n sehingga dL dan dU dapat diperoleh distribusi daerah keputusan ada atau tidaknya korelasi. Keberadaan autokorelasi dapat dites dengan menghitung nilai Durbin Watson d tes, dengan menggunakan rumus sebagai berikut Gujarati, 1978:201-215 : d = Keterangan : d = nilai Durbin Watson Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. et = residual pada waktu ke t et-1 = residual pada waktu ke t-1 satu periode sebelumnya N = banyaknya data

3.4.3.2 Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. Adanya multikolinearitas menyebabkan standart error menjadi sangat sensitif terhadap perubahan data. Gujarati, 1978:157 Dari diagnosis atau dugaan adanya multikolinearitas tersebut, maka perlu adanya pembuktian atau identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinearitas, ada beberapa metode deteksi, yaitu : a. Koefisien determinasi tinggi R 2 , misalnya antara 0,7 dan 1. Dan uji parsial tidak satupun yang signifikan. b. Membandingkan tolerance yang didapat dari perhitungan regresi berganda, apabila nilai tolerance , maka terjadi multikolinearitas. c. Dengan cara menghitung VIF Variance Inflation Factor. VIF menyatakan tingkat “pembengkakan” varians, apabila nilai VIF 10 hal ini berarti terdapat multikolinearitas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Untuk mendeteksi adanya multikolinear dapat dilakukan dengan menghitung VIF Variance Inflation Factor dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 2

3.4.3.3 Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Kurs dan Return On Asset Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

3 91 112

Pengaruh Risiko Kredit dan Tingkat Likuiditas terhadap Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 41 76

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah /Us$ Dan Tingkat Suku Bunga Sbi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2007 – 2009

1 35 78

Pengaruh Tingkat Pengembalian Modal Dan Tingkat Likuiditas Terhadap Risiko Investasi Saham Di Perusahaan Manufaktur Tembakau Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2001-2010

0 2 104

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, NILAI TUKAR VALUTA ASING (KURS), TINGKAT INFLASI, TINGKAT LIKUIDITAS, DIVIDEND PAYOUT DAN LEVERAGE TERHADAP RISIKO INVESTASI SAHAM YANG TERDAFTAR PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX

0 10 67

PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 12

Pengaruh Tingkat Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia

0 2 8

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT LIKUIDITAS PERUSAHAAN TERHADAP RISIKO INVESTASI SAHAM ( Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar Pada Jakarta Islamic Index) ARTIKEL ILMIAH

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT LIKUIDITAS PERUSAHAAN TERHADAP RISIKO INVESTASI SAHAM YANG TERDAFTAR PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX - Perbanas Institutional Repository

0 0 8

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA DAN TINGKAT LIKUIDITAS TERHADAP RISIKO INVESTASI SAHAM PADA PERUSAHAAN JAKARTA ISLAMIC INDEX YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 24