benchmarking. Proses benchmarking ini biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja
portofolio yang telah ditentukan disbanding kinerja portofolio lainnya portofolio pasar.
2.2.3 Saham 2.2.3.1 Pengertian Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2001:5, Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup popular diperjualbelikan di pasar
modal. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di dalam perusahaan tersebut. Wujud saham adalah selembar
kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berhargatersebut. Sedangkan menurut
Tandelilin 2001:18, Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa saham merupakan sekuritas berupa surat tanda kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
diperjualbelikan di pasar modal.
2.2.3.2 Jenis-jenis Saham
Menurut Jogiyanto 2003:67, Jenis-jenis saham terdiri dari : 1.
Saham Preferen Preferred stock
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan hybrid antara obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi yang
membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam
hal likuidasi klaim pemegang obligasi. 2.
Saham Biasa Common stock Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini
biasanya dalam bentuk saham biasa. Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada masyarakat untuk
menjalankan operasi perusahaan. 3.
Saham Treasuri Saham treasuri merupakan saham milik perusahaan yang sudah pernah
dikeluarkan dan beredar, yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri.
2.2.3.3 Keuntungan Pembelian Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2001:8, Keuntungan yang diperoleh seorang investor dalam pembelian saham, yaitu :
1. Dividen
Dividen yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dividen diberikan setelah mendapat pesetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka
pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama, yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada
dalam periode di mana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Umumnya dividen merupakan salah satu daya
tarik bagi para pemegang saham dengan orientasi jangka panjang seperti misalnya pemodal institusi atau dana pensiun.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, yang artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang
tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. Atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang
saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian
dividen saham tersebut. 2.
Capital Gain Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital
gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek
mengejar keuntungan melalui capital gain. Misalnya seorang pemodal membeli saham pada pagi hari dan kemudian menjualnya lagi pada
siang hari jika saham mengalami kenaikan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Saham Bonus
Di samping dua keuntungan di atas, pemegang saham juga dimungkinkan untuk mendapatkan yang namanya saham bonus jika
ada. Saham bonus merupakan saham yang dibagikan kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham. Agio saham adalah
selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.
2.2.4 Laporan Keuangan 2.2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Munawir 2010:2, Laporan Keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut. Menurut Baridwan 1997:17, Laporan Keuangan merupakan
ringkasan dari suatu transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan, dibuat oleh manajemen dengan tujuan
untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan dan juga untuk memenuhi tujuan-tujuan lain,
yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan daftar yang berisi laporan utama yang memuat
tentang posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang disajikan pada akhir periode akuntansi. Daftar tersebut sangat dibutuhkan baik oleh pihak
intern maupun ekstern perusahaan sebagai alat komunikasi antara data keuangan dan aktivitas di kedua belah pihak.
2.2.4.2 Bentuk-bentuk Laporan Keuangan
Pada umumnya, Bentuk-bentuk Laporan Keuangan terdiri dari : 1.
Neraca Menurut Munawir 2010:13, neraca adalah laporan yang
sistematis tentang aktiva, hutang, serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.Menurut Husnan 1992:197, neraca
menunjukkan nilai kekayaan perusahaan pada sisi aktiva, dan “claims” atas kekayaan tersebut nampak pada sisi pasiva, pada dua
saat yang berbeda. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu
perusahaanpada suatu tanggal tertentu,biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiscal
atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut Balance Sheet.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Laporan Rugi Laba
Menurut Munawir 2010:26, laporan rugi laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang
diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Menurut Tandelilin 2001:234, Laporan rugi laba income statement adalah
ringkasan profitabilitas perusahaan selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun.
Laporan rugi laba ini menunjukkan penghasilan revenues yang diperoleh selama satu periode, dan eleman-elemen lain pembentuk
laba. Laporan ini pada dasarnya mencerminkan perbedaan antara penghasilan dan biaya perusahaan selama periode tertentu sehingga
menghasilkan keuntungan ataupun kerugian bersih perusahaan. 3.
Laporan Laba Yang Ditahan Menurut Husnan 1992:198, Laporan laba yang ditahan
merupakan laba yang mungkin dibayarkan kepada para pemilih saham, atau ditahan dan diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Menurut
Munawir 2010:27, Laporan laba yang ditahan merupakan penentuan hasil dari operasi normal periode itu.
Para pemegang saham tentu saja senang menerima dividen. Tetapi apabila laba ditanamkan kembali ke dalam perusahaan, nilai saham
mungkin meningkat. Apabila seluruh laba ditahan, maka rekening laba yang ditahan dalam neraca akan meningkat lebih banyak daripada
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
apabila sebagian ada yang dibagikan. Rekening laba yang ditahan pada neraca semata-mata menunjukkan seberapa banyak keuntungan para
pemilik saham, selama beberapa tahun, telah diputuskan untuk ditahan dalam perusahaan. Jadi, rekening laba yang ditahan menunjukkan
investasi tambahan dari para pemilik saham di atas investasi semula mereka.
2.2.4.3 Pihak-Pihak Yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan