bisa menghasilkan efek baru. Interaksi dapat terjadi antara obat dengan obat, obat dengan makanan, dan obat dengan herbal Anonim
b
, 2012.
2.4.2 Mekanisme Interaksi Obat
Pemberian satu obat A dapat mengubah aksi obat lain B dapat terjadi melalui dua mekanisme umum yaitu interaksi farmakokinetik terjadi perubahan
konsentrasi obat B yang mencapai tapak kerja reseptor dan interaksi farmakodinamik terjadi modifikasi efek farmakologis obat B tanpa mengubah
konsentrasinya dalam cairan jaringan. Selain dua mekanisme tersebut masih ada yang disebut interaksi farmaseutik yaitu obat berinteraksi secara in vitro sehingga
satu atau kedua obat tidak aktif. Tidak ada prinsip-prinsip farmakologi yang terlibat dalam interaksi farmaseutik, hanya reaksi secara fisika atau kimia.
Hashem, 2005.
2.4.2.1 Interaksi Farmakokinetik
Interaksi farmakokinetik yaitu interaksi yang dapat mempengaruhi proses absorpsi, distribusi, metabolism, dan ekskresi Baxter, 2008. Perubahan ini pada
dasarnya adalah terjadi modifikasi konsentrasi obat. Dalam hal ini dua obat bersifat homergic jika memiliki efek yang sama dalam organisme dan heterergic
jika efeknya berbeda Anonim
b
, 2012.
2.4.2.1.1 Interaksi Pada Level Absorpsi Obat
Absorpsi gastrointestinal diperlambat oleh obat yang menghambat pengosongan lambung, seperti atropin atau opiat, atau dipercepat oleh obat
misalnya metoklopramid yang mempercepat pengosongan lambung. Atau, obat A dapat berinteraksi dengan obat B dalam usus sedemikian rupa untuk
menghambat penyerapan obat B Hashem, 2005. Selain itu dapat juga terjadi
Universitas Sumatera Utara
karena dampak perubahan pH pencernaan, adsorpsi, khelasi dan mekanisme kompleks lainnya, perubahan motilitas gastrointestinal, induksi atau inhibisi
protein transporter obat, dan malabsorpsi disebabkan oleh obat Baxter, 2008. Beberapa contoh interaksi absorpsi obat:
a. Kalsium dan juga besi membentuk kompleks tak larut dengan tetrasiklin dan menghambat penyerapan obat,
b. Penambahan epinefrin pada suntikan bius lokal yang menyebabkan vasokonstriksi sehingga memperlambat penyerapan obat bius, akibatnya
memperpanjang efek lokal obat bius tersebut Hashem, 2005.
2.4.2.1.2 Interaksi Pada Level Distribusi Obat
Mekanisme interaksi utama pada level distribusi adalah terjadinya kompetisi untuk berikatan dengan protein plasma. Dalam kasus ini, obat yang tiba pertama
berikatan dengan protein plasma akan meninggalkan obat lain yang larut dalam plasma, sehingga memodifikasi konsentrasi yang obat bebas Anonim
b
, 2012. Distribusi obat ke dalam otak dan beberapa organ lainnya seperti testis,
dibatasi oleh aksi protein transporter obat seperti P-glikoprotein. Protein aktif ini mengangkut obat keluar dari sel ketika obat telah secara pasif menyebar masuk ke
dalam sel. Ada beberapa obat dapat menghambat transporter ini sehingga meningkatkan penyerapan obat Baxter, 2008.
Beberapa contoh interaksi disitribusi obat: a. Salisilat menggantikan metotreksat pada tapak ikat albumin dan mengurangi
sekresinya ke dalam nefron. b. Quinidine dan beberapa obat lainnya termasuk antidisritmia verapamil dan
amiodaron menggantikan digoksin pada tapak ikat-jaringan sekaligus
Universitas Sumatera Utara
mengurangi ekskresi ginjal, dan akibatnya menyebabkan disritmia parah akibat toksisitas digoxin Hashem, 2005.
2.4.2.1.3 Interaksi Pada Level Metabolisme Obat