Perlakuan ekstrak etanol daun M. tanarius dosis 3840 ; 1280 ; dan 426

47 satu arah dan dilanjutkan dengan uji Scheffe menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna. Hal ini menggambarkan bahwa ekstrak etanol daun M. tanarius tidak memberikan pengaruh hepatotoksik pada sel hati tikus sehingga dapat diartikan kondisi sama seperti normal. Pada tabel 4 nilai AST kontrol ekstrak sebesar 180,6 ± 6,5 UL kemudian setelah dianalisis menggunakan uji Mann- Whitney menunjukkan hasil berbeda bermakna terhadap kontrol hepatotoksin. Tetapi nilai AST tidak dapat menjadi patokan bahwa hati mengalami kerusakan sel. Hal ini dapat disebabkan karena sebagian besar enzim aspartate tidak spesifik berada di dalam hati saja, melainkan berada dalam otot rangka, jantung, hati, serta tersebar ke seluruh jaringan sehingga belum dapat digunakan sebagai patokan kerusakan hati. Untuk itu dapat dikatakan bahwa ekstrak etanol daun M. tanarius ini tidak menaikkan aktivitas serum ALT maupun AST.

4. Perlakuan ekstrak etanol daun M. tanarius dosis 3840 ; 1280 ; dan 426

mgKg BB jangka waktu 6 jam pada tikus jantan terinduksi karbontetraklorida 2 mlKg BB Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari praperlakuan jangka pendek yang telah dilakukan pada rentang waktu ½, 1, 2, 4, dan 6 jam dosis 1280 mgKg BB Silli, 2012, pada penelitian ini waktu praperlakuan jangka pendek ekstrak etanol daun M. tanarius sebelum pemejanan karbontetraklorida yang ditentukan adalah pada waktu 6 jam. Evaluasi terhadap efek hepatoprotektif ekstrak etanol daun M. tanarius pada tikus jantan terinduksi karbontetraklorida didasarkan pada penurunan nilai aktivitas 48 serum ALT dan AST akibat praperlakuan ekstrak etanol daun M. tanarius terhadap nilai aktivitas serum ALT dan AST kontrol hepatotoksin karbontetraklorida. Kelompok IV adalah kelompok perlakuan ekstrak etanol daun M. tanarius dosis 3840 mgKg BB. Aktivitas serum ALT pada kelompok ini sebesar 167,0 ± 7,7 UL. Dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbontetraklorida, terjadi penurunan sebesar 1,45 kalinya atau 32,2 dan menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Dapat dikatakan bahwa ekstrak etanol daun M. tanarius dosis 3840 mgKg BB memiliki efek penghambatan terhadap peningkatan aktivitas serum ALT yang terinduksi karbontetraklorida sebesar 32,2 . Aktivitas serum ALT pada kelompok IV ini jika dibandingkan dengan kontrol negatif menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Aktivitas serum AST pada kelompok IV sebesar 513,2 ± 16,2 UL. Dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbontetaklorida menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Dibandingkan dengan kontrol negative, aktivitas serum AST pada kelompok ini menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Dapat diartikan bahwa ekstrak etanol daun M. tanarius dosis 3840 mgKg BB memiliki efek penghambatan terhadap peningkatan aktivitas serum AST yang terinduksi karbontetraklorida. Hal ini menunjukkan bahwa praperlakuan ekstrak etanol daun M. tanarius dosis 3840 mgKg BB pada tikus jantan terinduksi CCl 4 49 mempunyai efek hepatoprotektif, namun kondisi hepar belum kembali seperti normal. Kelompok V adalah kelompok perlakuan ekstrak etanol daun M. tanarius dosis 1280 mgKg BB. Aktivitas serum ALT pada kelompok ini sebesar 79,0 ± 3,1 UL. jika dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida, terjadi penurunan sebesar 3,12 kalinya atau 67,9 dan menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Dapat dikatakan bahwa ekstrak etanol daun M. tanarius dosis 1280 mgKg BB memiliki efek penghambatan terhadap peningkatan aktivitas serum ALT yang terinduksi karbontetraklorida sebesar 67,9 . Aktivitas serum ALT pada kelompok V ini jika dibandingkan dengan kontrol olive oil menunjukkan perbedaan tidak bermakna p0,05 pada uji statistik. Aktivitas serum AST pada kelompok V sebesar 130,6 ± 3,7 UL. Dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbontetaklorida menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Dibandingkan dengan kontrol negatif, aktivitas serum AST pada kelompok ini menunjukkan perbedaan tidak bermakna p0,05 pada uji statistik. Dapat diartikan bahwa ekstrak etanol daun M. tanarius dosis 1280 mgKg BB memiliki efek penghambatan terhadap peningkatan aktivitas serum AST yang terinduksi karbontetraklorida. Hal ini menunjukkan bahwa praperlakuan ekstrak etanol daun M. tanarius dosis 1280 mgKg BB pada tikus jantan terinduksi CCl 4 mempunyai efek hepatoprotektif. 50 Kelompok VI adalah kelompok perlakuan ekstrak etanol daun M. tanarius dosis 426 mgKg BB. Aktivitas serum ALT pada kelompok ini sebesar 112,4 ± 2,8 UL. jika dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbontetraklorida, terjadi penurunan sebesar 2,19 kalinya atau 54,4 dan menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Dapat dikatakan bahwa ekstrak etanol daun M. tanarius dosis 426 mgKg BB memiliki efek penghambatan terhadap peningkatan aktivitas serum ALT yang terinduksi karbontetraklorida sebesar 54,38 . Aktivitas serum ALT pada kelompok VI ini jika dibandingkan dengan kontrol negatif menunjukkan perbedaan tidak bermakna p0,05 pada uji statistik. Aktivitas serum AST pada kelompok VI sebesar 467,8 ± 7,0 UL. Dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbontetaklorida menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Dibandingkan dengan kontrol negatif, aktivitas serum AST pada kelompok ini menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 pada uji statistik. Dapat diartikan bahwa ekstrak etanol daun M. tanarius dosis 426 mgKg BB memiliki efek penghambatan terhadap peningkatan aktivitas serum AST yang terinduksi karbontetraklorida. Hal ini menunjukkan bahwa praperlakuan ekstrak etanol daun M. tanarius dosis 426 mgKg BB pada tikus jantan terinduksi hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mlKg BB mempunyai efek hepatoprotektif. Analisis statistik aktivitas serum ALT pada kelompok IV terhadap kelompok V dan kelompok VI menunjukkan perbedaan yang bermakna 51 p0,05. Pada kelompok V terhadap kelompok VI menunjukkan perbedaan tidak bermakna p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa praperlakuan ekstrak etanol daun M. tanarius dosis 426 mgKg BB selama selang waktu 6 jam merupakan dosis efektif hepatoprotektif pada tikus terinduksi CCl 4 . Jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silli 2012, pada jangka waktu 6 jam dosis hepatoprotektif ekstrak etanol daun M. tanarius yang efektif sebesar 1280 mgKg BB.

E. Rangkuman Pembahasan

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar alt-ast pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 139

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 108

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan jangka panjang.

0 1 109

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan jangka pendek.

0 1 111

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 106

Efek hepatoprotektif ekstrak metanol:air (50:50) daun macaranga tanarius L. terhadap kadar ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 123

Efek hepatoprotektif jangka waktu enam jam ekstrak etanol daun macaranga tanarius L. terhadap ALT AST pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida

0 1 109

Efek hepatoprotektif ekstrak metanol:air (50:50) daun macaranga tanarius L. terhadap kadar ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 121

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan jangka pendek - USD Repository

0 0 109

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan jangka panjang - USD Repository

0 0 107