13 Zimmerman,  1999  ;  Donatus,  1992.  Kerusakan  hati  yang  ditimbulkan  oleh
hepatotoksin golongan ini
tidak dapat diperkirakan dan tidak tergantung pada dosis Donatus, 1992.
Hepatotoksin terramalkan dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni : 1 hepatotoksin  kerja  langsung  ;  2  hepatotoksin  kerja  tak  langsung.  Hepatotoksin
kerja  langsung  meliputi  zat  beracun  zat  induk  atau  metabolitnya  yang  mampu menimbulkan  luka  secara  langsung  pada  membran  plasma,  retikuloendoplasma,
dan  organel  lain  hepatosit.  Prototipenya  adalah  karbon  tetraklorida.  Sedangkan hepatotoksin  kerja  tak  langsung  meliputi  zat  beracun  yang  menimbulkan  luka
dengan  cara  mengganggu  jalur  atau  proses  metabolic  yang  khas,  yang mengakibatkan  kerusakan  atau  kekacauan  struktur  sel  hati.  Prototipenya  etionin
dan galaktosamina Zimmerman, 1999.
D. Karbon Tetraklorida CCl
4
Gambar 2. Struktur karbon tetraklorida Dirjen POM, 1995
14 Karbon  Tetraklorida  CCl
4
gambar  2  merupakan  cairan  jernih  mudah menguap, tidak berwarna, bau khas. Sangat sukar larut dalam air, dapat bercampur
dengan etanol mutlak dan dengan eter Depkes RI, 1979. Hepatotoksisitas  dari  karbon  tetraklorida  telah  banyak  dipelajari  daripada
hepatotoksin  lain.  Karbon  tetraklorida  merupakan  molekul  sederhana,  yang  jika diberikan  kepada  berbagai  spesies,  menyebabkan  sentrilobular  nekrosis  hepatik
dan  perlemakan  di  hati.  Pemberian  atau  pemejanan  secara  kronis  menyebabkan sirosis hati, tumor hati dan juga kerusakan ginjal. Hati yang menjadi target utama
dari  ketoksikan  karbon  tetraklorida  karena  ketoksikan  ini  tergantung  pada metabolisme  aktivasi  oleh  CYP450.  Oleh  karena  itu,  hati  menjadi  daerah
centrilobulator,  dimana  terjadi  kerusakan  terbesar.  Dosis  rendah  karbon tetraklorida  menyebabkan  perlemakan  hati  dan  destruksi  sitokrom  P-450
Timbrel, 2008. Destruksi  sitokrom  P-450  terjadi  terutama  di  centrilobular  dan  daerah
tengah  hati.  Penghancuran  CYP450  tampaknya  dipengaruhi  oleh  jumlah  oksigen yang tersedia Timbrel, 2008.
Gambar  3  menjelaskan  tentang  jalur  metabolik  dari  karbon  tetraklorida. Karbon tetraklorida akan mengalami reduksi dehalogenasi di hati dengan adanya
katalis  enzim  sitokrom  P-450  sehingga  membentuk  radikal  bebas  triklorometil CCl
3 -
. Radikal bebas ini jika bereaksi dengan oksigen akan membentuk radikal triklorometilperoksi  OOCCl
3 -
yang  lebih  reaktif.  Saat  konsumsi  CCl
4
telah mencukupi,  Ca
2+
dalam sitoplasma  intrasel  meningkat  maka  dapat  menyebabkan kematian  sel.    Peningkatan  Ca
2+
ini  terjadi  karena  gangguan  dalam  mekanisme
15 transport  Ca
2+
sehingga  menyebabkan  ketidakseimbangan  antara  pemasukan pengeluaran Ca
2+
Gregus dan Klaaseen, 2001.
Gambar 3. Jalur metabolik karbon tetraklorida Moon, Lee, dan Song, 2010
Mekanisme  nekrosis  dapat  terjadi  karena  adanya  gangguan  pada mitikondria dalam sel, dimana mitokondria merupakan penghasil ATP. Gangguan
ini  terjadi  karena  meningkatnya  Ca
2+
di  sitoplasma  sehingga  mengakibatkan pengambilan Ca
2+
ke dalam mitokondria meningkat  dan sintesis ATP terganggu. Jika  gangguan  terjadi  di  seluruh  mitokondria,  maka  dapat  mengakibatkan
penurunan ATP yang sangat tinggi dan menyebabkan pecahnya sel atau nekrosis Gregus dan Klaaseen, 2001.
Studi yang dilakukan Janakat dan Al-Merie 2002 menunjukkan kenaikan serum  ALT  dan  AST  paling  signifikan  terjadi  pada  24  jam  setelah  ingesti
karbontetraklorida dengan pengamatan hepatotoksisitas dari 2 jam setelah ingesti karbon tetraklorida secara intraperitonial. Hasil studi menunjukkan dosis optimum
yang  dapat  menaikkan  aktivitas  serum  ALT  dan  AST  tikus  sebesar  2  mLKg dengan  konsentrasi  karbon  tetraklorida  :  olive  oil    1:1.  Nilai  ALT  naik  sekitar
16 6,5 kali lipat dari nilai normal 106,6-693,1 UL, dan nilai AST naik sekitar 6,1
kali  lipat  dari  nilai  normalnya  113,8-693,9  UL.  Hasil  ini  sesuai  dengan  level peningkatan  relatif  nilai  enzim  serum  terhadap  induksi  beberapa  senyawa  racun
yang disajikan pada tabel dibawah ini yang dapat menjadi patokan dari kenaikan aktivitas serum ALT-AST akibat pemejanan karbontetraklorida.
Tabel 1. Tingkat relatif peningkatan enzim serum pada beberapa kasus kerusakan hati oleh racun Zimmerman, 1999.
E. Metode Uji Hepatotoksisitas