perbedaan yang signifikan antara standar deviasi hasil absorbansi daun terfermentasi dengan daun non-fermentasi. Hasil yang diperoleh pada penelitian:
Tabel X. Hasil uji F absorbansi daun terfermentasi dengan daun non- fermentasi α = 0,05
F hitung F tabel
two-tailed test Kesimpulan
11,96656 39.36
Tidak berbeda signifikan Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan
signifikan antara standar deviasi absorbansi daun terfermentasi dengan daun non- fermentasi. Setelah dilakukan uji F, dilakukan uji-t pada daun yang terfermentasi
maupun pada daun non-fermentasi. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah:
Tabel XI. Hasil uji signifikansi daun terfermentasi dengan non-fermentasi
T hitung T tabel
Kesimpulan
22,1358 2,26
Signifikan Berdasarkan hasil uji-t tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan signifikan antara kadar logam berat timbal Pb pada daun yang difermentasi dengan yang tidak difermentasi. Hal ini mungkin disebabkan karena
adanya peran bakteri asam laktat yang terdapat pada cairan pemfermentasi EM-4. Bakteri asam laktat tersebut menghasilkan exopolysaccharide EPS yang dapat
digunakan sebagai penjerap logam berat. Berdasarkan hasil analisis spektra dari Fourier Transform-Infrared Spectroscopy FT-IR yang dilakukan pada
permukaan exopolysaccharide EPS, diketahui bahwa ternyata permukaan exopolysaccharide EPS mengandung gugus-gugus yang bermuatan negatif
seperti –OH, COO-, C=O dan –NH. Penyerapan timbal Pb oleh exopolysaccharide EPS dapat terjadi karena adanya interaksi antara kation dari
timbal Pb
2+
dengan muatan negatif yang ada pada exopolysaccharide EPS.
Berikut merupakan gambar hasil Scanning Electron Micrography SEM untuk mengetahui morfologi dari permukaan exopolysaccharide EPS baik sebelum
maupun sesudah terjadi penyerapan oleh timbal Pb:
Gambar 8. Permukaan exopolysaccharide EPS sebelum terjadi penyerapan timbal Pb
Feng, Chen, Li, Nurgul, Dong, 2012
Gambar 9. Permukaan exopolysaccharide EPS sebelum terjadi penyerapan timbal Pb
Feng, Chen, Li, Nurgul, Dong, 2012
Pada gambar 8 dapat kita lihat bahwa permukaan exopolysaccharide EPS sebelum terjadi penyerapan timbal Pb menunujukkan permukaan yang
halus namun setelah terjadi penyerapan
timbal Pb, permukaan
exopolysaccharide EPS menjadi terlihat lebih kasar gambar 9. Hal tersebut menunjukkan bahwa Pb
2+
memang terserap di dalam permukaan exopolysaccharide EPS yang ada pada bakteri asam laktat. Rayes 2012 juga
menyebutkan bahwa bakteri Lactobacillus, bakteri utama yang terdapat pada cairan pemfermentasi EM-4, dapat menyerap logam berat seperti timbal Pb
dalam larutan dan mengakibatkan logam berat tersebut mengendap bersama dengan bakteri Lactobacillus.
Gambar 10. Bakteri Lactobacillus yang sebelum menyerap logam berat timbal kiri dan
bakteri Lactobacillus yang setelah menyerap logam berat timbal kanan Rayes, 2012
62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penetepan kadar timbal Pb pada daun sebagai pangan cacing menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom telah memenuhi parameter
validitas yang meliputi akurasi 82,4–102,75 , presisi RSD 0,000-3,8678 , linearitas koefisien korelasi r 0,9990, LOD 0,1233 µgmL dan LOQ
sebesar 16,872 µgg. Kadar timbal pada daun hanya dapat terdeteksi dari hari ke-0 sampai hari
ke-3 yaitu dengan kadar tertinggi 7,208 µgg dan kadar terendah 3,604 µgg. Sedangkan kadar timbal pada air hanya terdeteksi pada hari ke-3 sampai ke-7
yaitu dengan kadar tertinggi 0,4955 µgmL dan kadar terendah 0,1802 µgmL. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perpindahan kadar timbal dari daun ke dalam air.
Selain itu terdapat kadar timbal yang hilang sebesar 7.039,5 µg pada penetapan kadar. Hal ini diduga karena timbal ikut tersedimentasi dalam cairan
pemfermentasi EM-4 karena adanya peran bakteri Lactobacillus dan terdapat perbedaan signifikan antara kadar timbal Pb pada daun terfermentasi dengan
non-fermentasi setelah dilakukan uji-t.
B. Saran
1. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan penetepan kadar timbal Pb pada daun murbei yang digunakan sebagai pakan cacing Lumbricus rubellus untuk
waktu percobaan yang lebih lama. 2. Pada penelitian selanjutnya dapat digunakan instrumen ICP-MS-MS untuk
mendeteksi logam timbal Pb sebagai pengganti SSA Spektrofotometer Serapan Atom karena hasilnya yang lebih sensitif, cepat dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahuja S., dan Rassmussen, H., 2007, HPLC Method Developments for Pharmaceuticals, Elsevier Academic Press, Italy, pp.444,446.
Anonim, 2013, Cleaning Glassware, kubiak.ucsd.edumanualpdfVIII_glass.pdf, diakses tanggal 5 Maret 2013
Antosiewics, DM, 1992, Adaptation of Plants to an Environment Polluted with Heavy Metals, Acta Soc. Bot. Polon, 61: 281-299.
AOAC, 2007, Official Method of Analysis of AOAC International, 18
th
edition, AOAC International, pp.28-34.
Boschini, C. F., 2002, Nutritional Quality of Mulberry Cultivation for Ruminant Feeding, FAO Animal Production and Health Paper, pp.172-182.
BPOM, 2008, Menggunakan Bahan Alam dengan Bijaksana, Naturakos, Vol. IIINo. 9.
Cantle, J. E., 1982, Atomic Absorption Spectrometry, Elsevier Sciencetific Publishing Company, Amsterdam, p. 349.
Chan, Lam, Lee, dan Zhung., Analytical Method Validation and Instrument Performance Verivication, A John Wiley and Sons, Inc., Kanada,
pp.169.
Charlena, 2004, Pencemaran Logam Berat Timbal Pb dan Cadmium Cd pada Sayur-sayuran, Program Pascasarjana S3 IPB, Bandung.
Christian, Gary, D., 2004, Analytical Chemistry, Sixth edition, John Wiley and Sons, Inc. p.45.
Chua, J.P., 2013, Pengaruh Pangan yang Dicemari Logam Berat Timbal Pb terhadap Kadar Timbal pada Cacing Lumbricus rubellus, Skripsi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Damayanti, 2000, Pemanfaatan Tepung Cacing Lumbricus rubellus sebagai Agensia Anti-Pollorum dalam Imbuhan Pakan Ayam Boiler, Jurnal
Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Darmono, 1995, Logam Berat dalam Sistem Biologi, UI Press, Jakarta. Depkes RI, 1974, Ekstra Farmakope Indonesia, Depkes RI, p.xxix.
Dewi, D. C., 2012, Determinasi Kadar Logam Timbal Pb dalam Makanan Kaleng Menggunakan Destruksi Basah dan Destruksi Kering, Alchemy,
Vol. 2, No. 1, pp. 12-25.
Edward, 2013, Use Chromic Acid Cleaning Glassware, http:www.ehow.comway_5819795_use-chromic-acid-cleaning-
glassware.html
Edward,C.A. dan J. R. Lofty, 1977, Biology of Earthworm, Ahalsted Press Boo, John Wiley Sons, New York, p. 333.
Ernst, 1998, Effect of Heavy Metals in Plants at the Cellular and Organismic Level, Heidelberg, Wiley, pp. 587-620.
Feng, M., Chen, X., Li C., Nurgul, R., Dong, M., 2012, Isolation and Identification of an Exopolysaccharide-Producing Lactic Acid
Bacterium Strain from Chinese Paocai and Biosorption of PB II by Its Exopolysaccharide, Journal of Food Science, Vol. 77.
Gandjar I.G., dan Rohman A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 228-232.
Godzik, B., 1993, Heavy Metal Contents in Plants from Zinc Dumps and Reference Area, Pol. Bot. Stud, 5:113-132.
Gonzales G., dan Herrador M.A., 2007, A Practical Guide to Analytical Method Validation, including Measurement Uncertainty and Accuracy Profiles,
Trends in Analytical Chemistry, Vol. 26, No. 3.
Halttunen T., Salminen S., dan Tahvonen R., 2006, Rapid Removal of Lead and Cadmium from Water by Specific Lactic Acid Bacteria, International
Journal of Food Microbiology, 114: 30-35.
Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, pp. 275,279.
Huber, L., 2007, Validation of Analytical Methods and Procedures, http:www.labcompliance.comtutorialmethodsdefault.aspx08_para
mts, diakses pada 14 Maret 2013, p.14.
Katzung, B.G., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC, Jakarta, pp. 428-429. Keng, H., 1969, Orders and Families of Malayan Seed Plants, University of
Malaya Press, Kuala Lumpur, p. 137.
Khairuman dan Amri, 2009, Mengeruk Untung dari Beternak Cacing, Agromedia Pustaka, Jakarta Selatan, pp. 4,9-13.
Khopkhar, S. M., 1990, Konsep Dasar Analitik, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, pp.275-279.
Laing, G.D., Filip, M.G., Tack, dan Verloo M.G., 2003, Performance of Selected Destruction Methods for the Determination of Heavy Metals in Reed
Plants, Analytica Chimica Acta 497, 191-198.
Mendoza, S., dan Hipe, J., 2008, Lead Content of Plants in Cebu City, Philippines, South Pacific Studies, Vol. 28, No. 2.
Merck, 2001, The Merck Index, 13
th,
Merck and CO Inc, Nj. USA, pp.440,1053. Mihara et al., 1991, A Novel Fybrinolytic Enzyme Extracted from the Earthworm,
Lumbricus rubellus, Departemen of Physiology, Miyazaki Medical Collage, Japan.
Nesti, A. P., Analisa Kandungan Kalsium dan Magnesium dalam Cacing Tanah secara Spektrofotometer Serapan Atom, Skripsi, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Nielsen, S, S., 2010, Food Analysis, Edisi IV, Springer, New York, pp. 109-110. Nielsen, Suzane, E., 2010, Food Analysis, Springer, New York, pp.109-110.
Omidiran, M.O., Baiyewu, R. A., Ademola, I.T, Fakorede, O. C., Toyinbo, E. O., Adewumi,O. J., dan Adekule, E. A., 2012, Phytochemical Analysis,
Nutitional Composition and Antimicrobal Activities of White Mulberry Morus Alba, Pakistan Journal of Nutrition, 456-460.
Palar, H., 1994, Pencemaran dan Toksikologii Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta, pp. 56-57.
Pangkulun, 1999, Sukses Beternak Cacing Tanah, Penebar Swadaya, Jakarta, pp. 14-20.
Pangkulun, 2010, Usaha Ternak Cacing Tanah Lumbricus rubellus, Penebar Swadaya, Jakarta, pp. 10-20, 31-33.
Parakkasi, A., 1999, Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia, Universitas Indonesia, Press, Jakarta.