B. Pemasaran
Menurut Kotler 2004: 7 Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalam individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain. Menurut Boyd 2000: 4 Pemasaran adalah suatu proses yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu
dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain. Menurut Downey 2002: 3
Pemasaran didefenisikan sebagai telaah terhadap aliran produk secara fisik dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara sampai
ke tangan konsumen.
C. Biaya
1. Pengertian Biaya
a. Menurut Henry Simamora 2002: 36
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat
ini atau di masa mendatang bagi organisasi. b.
Sedangkan menurut Mulyadi 2015: 8 Pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
2. Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi 2005: 13-16 penggolongan biaya adalah sebagai berikut:
a. Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran.
Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek
pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang
berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”. Contoh penggolongan biaya atas dasar obyek
pengeluaran dalam Perusahaan Kertas adalah sebagai berikut: biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda,
biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga dan biaya zat warna.
b. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Perusahaan.
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan
umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
1. Biaya produksi.
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut
obyek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik factory overhead cost. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
disebut pula dengan istilah biaya utama prime cost, sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik sering pula disebut dengan istilah biaya konversi convertion
cost, yang
merupakan biaya
untuk mengkonversi mengubah bahan baku menjadi produk
jadi. 2.
Biaya pemasaran. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan
pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan; biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang
pembeli; gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran; biaya contoh sample.
3. Biaya administrasi dan umum.
Merupakan biaya-biaya
untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan Bagian Keuangan,
Akuntansi, Personalia dan Bagian Hubungan Masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, biaya fotocopy.
c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu
yang dibiayai. Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen.
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dikelompokkan menjadi dua golongan:
1. Biaya langsung.
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.
Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya
langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen direct departmental cost adalah
semua yang terjadi di dalam departemen tertentu. 2.
Biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak
hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungnnya dengan produk disebut dengan
istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik factory overhead cost. Biaya ini tidak mudah
diidentifikasikan dengan
produk tertentu.
Dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di suatu departemen.
d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya
dengan perubahan volume kegiatan. Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan,
biaya dapat digolongkan menjadi: 1.
Biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung. 2.
Biaya semivariabel. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya
variabel. 3.
Biaya semifixed. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat
volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah konstan pada volume produksi tertentu.
4. Biaya tetap.
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh dari biaya tetap
adalah biaya gaji. e.
Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangaka Waktu Manfaatnya. Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi
menjadi dua: 1.
Pengeluaran modal capital expenditures. Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat
lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok
aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau
deplesi. 2.
Pengeluaran pendapatan revenue expenditures. Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya
mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran
pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya
tersebut. Penggolongan biaya diperlukan untuk mengembangkan
data biaya yang dapat membantu manajemen dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pencapaian tujuan perusahaan. Penggolongan biaya ini didasarkan
pada hubungan
biaya dengan:
objek pengeluaran; fungsi pokok perusahaan yaitu biaya
produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi umum: sesuatu yang dibiayai yaitu biaya langsung dan
biaya tidak langsung; volume kegiatan yaitu biaya variabel, biaya semivariabel, biaya semifixed, dan biaya tetap; dan
jangka watu manfaatnya yaitu pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan.
3. Memisahkan Biaya Tetap dengan Biaya Variabel
Menurut Carter 2009:72 pemisahan biaya tetap dan biaya variabel diperlukan untuk tujuan-tujuan berikut:
a. Perhitungan tarif biaya overhead yang ditentukan sebelumnya
dan analisis varians. b.
Penyusunan anggaran fleksibel dan analisis varians. c.
Perhitungan biaya langsung dan analisis margin kontribusi. d.
Analisis titik impas dan analisis biaya-volume-laba. e.
Analisis biaya diferensial dan komparatif. f.
Analisis maksimalisasi laba dan minimisasi biaya jangka pendek.
g. Analisis anggaran modal.
h. Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah, produk,
dan pelanggan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terdapat tiga metode untuk memisahkan biaya semivariabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel yaitu metode tinggi rendah
high-low method, metode scattergraph, dan metode kuadrat terkecil least squares method.
a. Metode tinggi rendah high-low method
Metode tinggi-rendah
adalah metode
yang memperkirakan biaya pada tingkat kegiatan yang
paling tinggi dan paling rendah di masa lalu dan selisih biaya yang dihitung yang merupakan unsur biaya
variabel dalam biaya tersebut. b.
Metode scattergraph Scattergraph Method Dalam metode ini, terdapat variabel dependen dan variabel
independen. Variabel dependen mengenai data biaya dan diplot di garis vertikal atau sumbu y sedangkan variabel independen
mengenai tingkat aktivitas dan diplot di garis horizontal atau
sumbu x. Penggunaan metode scattergraph merupakan kemajuan dari metode tinggi-rendah karena bukan hanya
menggunakkan dua titik data serta memungkinkan inspeksi
data secara visual untuk menentukan apakah biaya tersebut tampak terkait dengan aktivitas dan apakah hubungannya
mendekati linear. Namun, metode ini bisa saja menjadi bias
karena garis biaya yang digambar melalui plot data berdasarkan pada interpretasi visual
c. Metode kuadrat terkecil least square method.
Metode ini menentukan dengan cara matematis atau garis regresi linear melalui sekelompok titik, sehingga
jumlah pengkuadratan deviasi selisih vertikal antara titik-titik dengan garis akan minimum. Metode ini
menganggap bahwa hubungan antara biaya dengan volume kegiatan berbentuk hubungan garis lurus
dengan persamaan garis regresi yaitu y= a + bx, di mana y merupakan variabel tidak bebas dependent variable yaitu
variabel yang perubahannya ditentukan oleh perubahan pada variabel x yang merupakan variabel bebas
independent variable. 4.
Biaya dan Fungsi Pemasaran
Menurut Mulyadi 2015: 487-489 Biaya pemasaran adalah semua biaya yang sejak saat produk selesai diproduksi dan
disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut berubah kembali dalam bentuk uang tunai.
Menurut fungsi pemasaran, biaya pemasaran digolongkan sebagai berikut:
a. Fungsi penjualan.
Fungsi penjualan terdiri dari kegiatan untuk memenuhi pesanan yang diterima dari pelanggan biaya fungsi-fungsi
penjualan terdiri dari gaji karyawan fungsi penjualan, biaya depresiasi kantor, biaya sewa kantor.
b. Fungsi advertensi.
Fungsi terdiri dari kegiatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan order getting melalui kegiatan advertensi dan
promosi. Biaya fungsi advertensi terdiri dari gaji karyawan fungsi advertensi, biaya iklan, biaya pameran, biaya promosi,
biaya contoh cost of sample. c.
Fungsi penggudangan. Fungsi penggudangan terdiri dari kegiatan penyimpanan
produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya fungsi pengudangan terdiri dari gaji karyawan bagian gudang, biaya depresiasi
gudang, dan biaya sewa gudang. d.
Fungsi pembungkusan dan pengiriman. Fungsi pembungkusan dan pengiriman terdiri dari kegiatan
pembungkusan produk dan pengiriman produk kepada pembeli. Biaya fungsi pembungkusan dan pengiriman terdiri
dari biaya karyawan fungsi pembungkusan dan pengiriman, biaya pengiriman, biaya depresiasi kendaraan, biaya operasi
kendaraan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Fungsi kredit dan penagihan.
Fungsi kredit terdiri dari kegiatan pemantauan kemampuan keuangan pelanggan dan penagihan piutang dari pelanggan.
Biaya fungsi kredit dan penagihan terdiri dari gaji karyawan bagian penagihan, kerugian penghapusan piutang, potongan
tunai. f.
Fungsi akuntansi pemasaran. Fungsi akuntansi pemasaran terdiri dari kegiatan pembuatan
faktur dan penyelenggaraan catatan akuntansi penjualan. Biaya fungsi pemasaran terdiri dari gaji karyawan fungsi akuntansi
pemasaran dan biaya kantor.
5. Karakteristik Biaya Pemasaran
Menurut Mulyadi 2015: 489-490 biaya pemasaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan biaya produksi. Karakteristik
biaya pemasaran adalah sebagai berikut: a.
Banyak ragam kegiatan pemasaran ditempuh oleh perusahaan dalam memasarkan produknya, sehingga perusahaan yang
sejenis produknya, belum tentu menempuh cara pemasaran yang sama. Hal ini sangat berlainan dengan kegiatan produksi.
Dalam memproduksi produk, pada umumnya digunakan bahan baku, mesin, dan cara produksi yang sama dari waktu ke
waktu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Kegiatan pemasaran seringkali mengalami perubahan sesuai
dengan tuntutan perubahan kondisi pasar. Disamping terdapat berbagai macam metode pemasaran, seringkali terjadi
perubahan metode pemasaran untuk menyesuaikan dengan perubahan kondisi pasar. Karena perubahan kebutuhan
konsumen yang menghendaki pelayanan cepat, maka suatu perusahaan mungkin akan mengganti saluran distribusinya
yang selama ini digunakan. Begitu juga kegiatan perusahaan pesaing akan mempunyai pengaruh terhadap metode
pemasaran yang digunakan oleh suatu perusahaan, sehingga metode pemasaran produk sangat fleksibel. Hal ini
menimbulkan masalah penggolongan dan interpretasi biaya pemasaran.
c. Kegiatan pemasaran berhadapan dengan konsumen yang
merupakan variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Manajemen dapat mengendalikan biaya tenaga
kerja, biaya bahan baku, jam kerja dan jumlah mesin yang digunakan, tetapi tidak seorangpun dapat mengatakan apa yang
dilakukan oleh konsumen. Dalam kegiatan produksi, efisiensi diukur dengan melihat jumlah biaya yang dapat dihemat untuk
setiap satuan produk yang diproduksi. Sebaliknya dalam kegiatan pemasaran, kenaikan volume penjualan merupakan
ukuran efisiensi meskipun tidak setiap kenaikan volume penjualan diikuti dengan kenaikan laba.
d. Dalam biaya pemasaran terdapat biaya tidak langsung dan
biaya bersama joint cost yang lebih sulit pemecahannya bila dibandingkan dengan yang terdapat dalam biaya produksi. Jika
suatu perusahaan menjual berbagai macam produk dengan cara pemasaran yang berbeda-beda diberbagai daerah pemasaran,
maka akan menimbulkan masalah biaya bersama yang kompleks.
6. Penggunaan Anggaran Untuk Pengendalian Biaya Pemasaran
Teknik dan langkah-langkah pengawasan dan analisis biaya pemasaran menurut Mulyadi 2015: 490-491:
a.
Analisis biaya pemasaran menurut jenis biaya
Dalam cara analisis ini, biaya pemasaran dipecah sesuai dengan jenis-jenis biaya pemasaran seperti: gaji, biaya iklan,
biaya perjalanan, biaya depresiasi peralatan kantor, biaya operasi dan pemeliharaan truk dan sebagainya. Dengan analisis
ini manajemen dapat mengetahui rincian jenis biaya pemasaran, namun tidak dapat memperoleh informasi
mengenai biaya yang telah dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pemasaran tertentu. Oleh karna itu, cara analisis ini
hanya baik dilakukan jika manajemen tidak menghadapi masalah pengukuran efisiensi kegiatan pemasaran tertentu,
kemampuan tiap-tiap produk yang dijual dalam menghasilkan laba, cara penjualan yang djalankan dan kemampuan
menghasilkan laba tiap-tiap daerah pemasaran. b.
Analisis biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran Fungsi pemasaran adalah suatu kegiatan pemasaran yang
memerlukan pengeluaran biaya. Analisis biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran bertujuan untuk pengendalian biaya
dan untuk analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran. Langkah analisis biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran
adalah sebagai berikut: 1.
Menentukan dengan jelas fungsi-fungsi pemasaran sehingga dapat ditentukan secara tepat manajer yang bertanggung
jawab untuk melaksanakan fungsi tersebut. 2.
Menggolongkan tiap-tiap jenis biaya pemasaran sesuai dengan fungsinya.
3. Menentukan satuan ukuran jasa yang dihasilkan oleh tiap-
tiap fungsi. 4.
Menentukan biaya persatuan kegiatan pemasaran dengan cara membagi total biaya pemasaran yang dilkeluarkan
untuk fungsi tertentu dengan jumlah satuan jasa yang dihasilkan oleh fungsi yang bersangkutan.
Biaya per satuan kegiatan pemasaran tersebut dipakai sebagai biaya standar dan digunakan untuk mengendalikan biaya yang
sesungguhnya terjadi. c.
Analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran Analisis biaya pemasaran menurut jenis biaya dan fungsi
pemasaran berguna untuk pengendalian biaya, tetapi tidak membantu dalam mengarahkan kegiatan pemasaran.
Analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran dapat dibagi sebagai berikut:
1. Menurut jenis produk.
2. Menurut daerah pemasaran.
3. Menurut besar pesanan.
4. Menurut saluran distribusi.
Langkah-langkah yang harus ditempuh di dalam mengadakan analisis biaya pemasaran, baik menurut jenis produk, daerah
pemasaran, besar pesanan maupun menurut saluran distribusi adalah sebagai berikut:
1. Menggolongkan jenis biaya pemasaran menurut fungsinya.
2. Menentukan jenis analisis yang akan dijalankan.
3. Menggolongkan jenis biaya distribusi ke dalam biaya
langsung, biaya setengah langsung, dan biaya tidak langsung.
4. Menentukan dasar alokasi biaya pemasaran.
Sedangkan Teknik dan langkah-langkah pengawasan dan analisis biaya pemasaran menurut Supriyono, 2014: 205-210:
a. Menyusun anggaran biaya pemasaran atas dasar jenis atau
elemen biaya pemasaran. 1.
Hubungannya dengan kegiatan pemasaran digolongkan menjadi:
a. Biaya pemasaran langsung.
b. Biaya pemasaran tidak langsung.
Penggolongan biaya pemasaran langsung dan tidak langsung bermanfaat untuk mendistribusikan setiap jenis
biaya pemasaran. Biaya langsung dapat didistribusikan secara langsung kepada objek atau pusat biaya tertentu.
Sedangkan biaya tidak langsung harus didistribusikan dengan dasar tertentu yang relatif adil, tepat, tetapi juga
praktis. 2.
Hubungannya dengan variabilitas biaya terhadap volume atau
kegiatan dalam
penggolongan ini
biaya dikelompokkan:
a. Biaya pemasaran tetap.
b. Biaya pemasaran variabel.
Penggolongan biaya pemasaran berdasar tingkatan variabilitasnya terhadap volume atau kegiatan ini
bermanfaat untuk tujuan pengendalian biaya pemasaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terhadap elemen biaya pemasaran yang bersifat semi variabel harus dipisahkan ke dalam elemen biaya tetap dan
elemen biaya variabel dengan menggunakan teknik tertentu.
3.
Penggolongan biaya pemasaran dihubungkan dengan dapat terkendalikan atau tidaknya suatu biaya, dalam hal
ini biaya dikelompokkan: a.
Biaya pemasaran terkendalikan. b.
Biaya pemasaran tidak terkendalikan. Penggolongan biata pemasaran terkendalikan dan tidak
terkendalikan bermanfaat untuk tujuan pengendalian biaya pemasaran.
Dalam jangka
pendek biaya
yang terkendalikan umumnya adalah elemen biaya variabel dan
biaya tidak terkendalikan umumnya adalah elemen biaya tetap.
b. Mendistribusikan setiap jenis biaya pemasaran ke dalam setiap
fungsi pemasaran. Untuk tujuan pengendalian biaya pemasaran perlu disusun
anggaran fleksibel dan tarif biaya untuk setiap fungsi. Untuk itu langkah-langkah yang ditempuh adalah:
1. Mendistribusikan setiap jenis biaya yang dianggarkan ke
dalam setiap fungsi pemasaran yang ada. Untuk biaya langsung fungsi dapat didistribusikan secara langsung ke
setiap fungsi yang menikmatinya, sedangkan untuk biaya tidak langsung fungsi diperlukan dasar distribusi kepada
setiap fungsi. Dasar distribusi yang dipilih tersebut harus memiliki syarat:
a. Dasar distribusi harus mencerminkan manfaat dari biaya
yang didistribusikan sehingga distribusinya relatif adil dan teliti.
b. Dasar distribusi dapat digunakan dengan praktis
sehingga dapat dilaksanakan. Pedoman umum dasar distribusi biaya tidak langsung dapat
dilihat pada tabel II.1 Tabel II. 1 Pedoman Umum Dasar Distribusi Biaya Tidak
Langsung
Jenis Biaya Tidak Langsung Dasar distribusi pada
setiap fungsi 1.
Kesejahteraan karyawan Jumlah karyawan setiap
fungsi 2.
Asuransi aktiva tetap Nilai aktiva tetap setiap
fungsi 3.
Penyusutan bangunan Luas lantai bangunan
yang digunakan setiap fungsi
4. Telepon
Frekuensi dan lamanya waktu calling
sambungan
5. Gaji manajer pemasaran
Jumlah karyawan setiap fungsi
6. Sewa bangunan
Luas lantai bangunan setiap fungsi
Sumber : Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian Biaya Serta Pembuatan Keputusan Supriyono, 2014
2. Menetapkan satuan pengukur jasa yang dihasilkan oleh
setiap fungsi satuan pengukur jasa akan dipakai untuk : a.
Menentukan persamaan dari anggaran fleksibel dan tarif biaya setiap fungsi.
b. Dasar alokasi biaya pemasaran dari setiap fungsi ke
dalam setiap pusat laba tertentu yang merupakan usaha pemasaran, misalnya kepada setiap daerah pemasaran,
atau setiap jenis produk, atau pusat laba yang lain secara adil, teliti, dan praktis.
Selain pedoman umum, satuan pengukur jasa yang dihasilkan oleh setiap fungsi dapat dipilih dasar seperti
tampak pada tabel II. 2. Tabel II. 2 Satuan Pengukur Jasa
Fungsi Pemasaran Satuan Pengukur Jasa
1. Penjualan
- Jumlah rupiah hasil
penjualan, -
Atau jumlah panggilan langganan
untuk setiap penjual, -
Atau waktu kerja penjual
2. Promosi dan
Advertensi -
Kuantitas produk yang dijual
- Jumlah rupiah
penjualan -
Sirkulasi media yang dipakai
- Luas kolom
advertensi di surat kabar atau majalah
- Lamanya waktu
advertensi di radio atau tv
Tabel II. 2 Satuan Pengukur Jasa lanjutan 3.
Penggudangan dan Penyimpanan
- Luas lantai atau m
3
gudang -
Perbandingan jumlah produk dijual
- Ukuran, volume atau
berat produk yang dilola
- Waktu dan volume
rata-rata produk yang disimpan
4. Pak dan Pengiriman
- Berat produk yang
dikirim dengan jarak tempuh pengiriman
- Rata-rata tertimbang
antara ukuran dan kuantitas produk
5. Kredit dan
Penagihan -
Frekuensi penjualan kredit
- Frekuensi penagihan
- Jumlah langganan
- Jumlah rupiah
penjualan -
Jumlah faktur penjualan
6. Administrasi
Pemasaran -
Jumlah faktur penjualan
- Frekuensi transaksi
penjualan Sumber : Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian
biaya serta Pembuatan Keputusan Supriyono, 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Pengumpulan biaya pemasaran yang sesungguhnya
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengumpulan biaya pemasaran yang sesungguhnya adalah sebagai berikut :
1. Atas dasar dokumen atau bukti transaksi dicatat dalam jurnal
biaya pemasaran dan rekening buku besar pembantu biaya pemasaran.
2. Mendistribusikan biaya pemasaran sesungguhnya kepada
setiap fungsi yaitu : fungsi promosi dan advertensi, fungsi penjualan, fungsi penggudangan, fungsi pengepakan dan
pengiriman, fungsi pemberian kredit dan penagihan serta fungsi administrasi pemasaran. Dalam mendistribusikan
biaya ini menggunakan cara dan dasar distribusi biaya pemasaran dianggarkan.
3. Mengalokasikan biaya pemasaran sesungguhnya dari setiap
fungsi ke dalam setiap pusat laba yang digunakan dalam menganalisa efektivitas usaha pemasaran. Dari langkah ini
manajemen akan memperoleh infoemasi apakah realisasi usaha pemasaran telah sesuai dengan yang direncanakan
d. Analilsis penyimpangan biaya pemasaran
Pengawasan biaya pemasaran tidak cukup hanya dengan menentukan probabilitas setiap pusat laba dalam usaha
pemasaran. Dalam hal ini tidak kalah pentingnya adalah bagaimana perusahaan dapat melaksanakan kegiatan pemasaran
dengan efisien, untuk tujuan tersebut perlu mengukuru kegiatan setiap fungsi pemasaran dengan menggunakan tarif yang
dianggarkan atau standar. Apabila dalam menilai efektifitas fungsi pemasaran digunakan standar, harus diperhatikan
langkah-langkah sebagai berikut: a.
Menggolongkan biaya pemasaran sesuai dengan fungsi kegiatan pemasaran agar dapat menggambarkan tingkat
pertanggungjawaban manajemen atas biaya pemasaran. b.
Memilih dasar atau satuan pengukur yang relatif adil, teliti dan praktis untuk setiap fungsi dan selanjutnya dipakai
sebagai dasar penentuan tarif standar dengan menganalisa oenympangan biaya yang terjadi.
c. Menentukan besarnya tarif standar untuk setiap fungsi.
d. Menentukan besarnya biaya yang dibebankan pada setiap
fungsi atas dasar tarif standar. e.
Mengumpulkan biaya yang sesungguhnya hanya terjadi untuk setiap fungsi.
f. Membandingkan biaya yang dibebankan berdasar standar
dengan biaya yang sesungguhnya terjadi untuk setiap fungsi.
D. Hasil Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan anggaran dan biaya pemasaran diantaranya adalah:
1. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pemasaran Studi
Kasus Pada UD. Kartika Plastik Nofianti:2005 menunjukkan: Proses langkah-langkah pengendalian anggaran biaya pemasaran
yang dilakukan oleh UD. Kartika Plastik sesuai dengan teori, sehingga dapat dikatakan bahwa proses langkah-langkah
pengendalian anggaran biaya pemasaran pada UD. Kartika Plastik sudah tepat. Pada tahun 2001 biaya pemasaran UD. Kartika Plastik
untuk semua fungsi pemasaran dapat dikatakan belum sepenuhnya terkendali. Hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya penyimpangan
yang melebihi batas toleransi -3 untuk fungsi pengepakan dan pengiriman 4,3 hal ini disebabkan karena adanya beberapa
pembatalan pengriman barang dari pihak pemesan. Pada tahun 2002 biaya pemasaran untuk setiap fungsi pemasaran
belum dapat dikatakan terkendali, karena terdapat tiga fungsi yang melebihi batas toleransi 3 yaitu fungsi penjualan 6,97, fungsi
penggudangan gudang 3,54, fungsi pengepakan danpengiriman 3,52. Pada tahun 2003, fungsi akuntansi pemasaran kembali
mengalami penyimpangan yang melebihi batas toleransi 3 yaitu sebesar 4,75 untuk fungsi penggudangan dan 4,67 untuk fungsi
pengepakan dan pengiriman sehingga biaya pemasaran untuk setiap fungsi pemasaran dapat dikatakan terkendali.
2. Evaluasi Implementasi Angaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya
Pemasaran Studi Kasus Pada PT Madubaru PG Madukismo Yashinta:2010 menunjukkan:
Proses langkah-langkah penyusunan anggaran biaya pemasaran yang dilakukan oleh PG Madukismo pada langkah pertama tidak
sesuai dengan teori, karena pada langkah pertama yaitu menyusun anggaran biaya pemasaran atas jenis atau elemen biaya pemasaran,
PG Madukismo secara langsung menggolongkan biaya semi variabel ke biaya variabel. Total selisih pada tahun 2009 yaitu
tidak terkendali TT. Hal ini dapat dilihat dari total selisih pada tiap fungsi pemasaran yang lebih dari batas toleransi
penyimpangan yang ditetapkan oleh PG Madukismo yaitu 10. Untuk fungsi penjualan total selisih sebesar Rp 45.863.544 atau
41,38. Sedangkan untuk fungsi penggudangan total selisihnya sebesar Rp 62.615.660 atau 47,28. Fungsi pembungkusan dan
pengiriman mengalami total selisih sebesar Rp 57.825.480 atau 40.9. dan fungsi administrasi mengalami total selisih sebesar Rp
6.712.340 atau 11,57. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan metode kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif pada PT Indolakto. Penelitian ini
dikatakan sebagai studi kasus karena penulis mengadakan penelitian langsung terhadap perusahaan untuk pengumpulan data dengan
mengambil data yang relevan. Masing-masing data tersebut dianalisis dan ditarik suatu kesimpulan dimana kesimpulan tersebut hanya berlaku bagi
subyek dan obyek yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Indolakto, Jakarta bulan Februari 2017.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian adalah:
a. Pimpinan perusahaan.
Untuk mengetahui alasan memilih lokasi perusahaan, tugas dan wewenang
pada masing-masing
bagian perusahaan,
dan sebagainya.