D. Pembahasan
1. Proses penyusunan anggaran
Proses penyusunan anggaran pada PT Indolakto berdasarkan analisis dan menurut teori telah dilakukan dengan baik dan sesuai.
Perbedaan dalam proses penyusunan anggaran hanya sedikit dan tidak signifikan. Proses penyusunan dimulai dari manajemen puncak lalu
disempurnakan oleh para manajer di bawahnya dan setelah selesai selanjutnya manajemen puncak mengesahkan anggaran tersebut.
Dalam menyusun anggaran, PT Indolakto menggunakan metode campuran yaitu top down dan bottom up. Semua karyawan turut
berpartisipasi dalam
proses penyusunan
anggaran membuat
pengintegrasian informasi dilakukan secara lebih transparan sehingga membuat manajemen mampu mendeteksi masalah lebih awal dan
membangun kepercayaan antar karyawan. Metode ini juga membuat perencanaan dalam anggaran dilakukan secara bersama-sama.
Perbedaan terdapat pada biaya semi variabel seperti biaya perjalanan dinas langsung digolongkan menjadi biaya variabel. Ini
terjadi karena
pengalaman pribadi
manajemen dan
untuk menyederhanakan proses penyusunan anggaran. Hal ini dapat
menyebabkan estimasi biaya yang dihasilkan kurang tepat. Sebaiknya biaya semi variabel tetap dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya
variabel karena lebih dapat diandalkan agar perusahaan tahu berapa biaya tetap dan biaya variabel yang sebenarnya dikeluarkan sehingga
menghasilkan estimasi biaya yang lebih akurat. Terdapat 3 metode memisahkan biaya semi variabel menjadi biaya tetap dan biaya
variabel yaitu metode tinggi rendah, metode scattergraph, dan metode kuadrat terkecil atau least square method.
2. Analisis pengendalian biaya pemasaran
Berdasarkan analisis selisih yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat dilihat apakah penggunaan dari biaya pemasaran PT
Indolakto sudah terkendali atau belum. PT Indolakto telah menetapkan kebijakan presentase batas penyimpangan total selisih yaitu 5. Hal
ini dilakukan dengan adanya pertimbangan bahwa akan ada perbedaan dari jumlah anggaran dan realisasi biaya pemasaran per tahun. Jika
penyimpangan yang terjadi berada di bawah 5 maka pengendalian biaya pemasaran dapat dikatakan sudah terkendali, dan apabila
penyimpangan berada diatas 5 maka pengendalian biaya pemasaran dapat dikatakan tidak terkendali. Pembahasan yang kan dilakukan
penulis dimulai dari analisis selisih anggaran dan realisasinya 2015. Fungsi
penjualan mengalami
selisih anggaran
tidak menguntungkan sebesar Rp588.301.610
atau 9 tidak terkendali selisih ini terjadi karena pada setiap komponen fungsi penjualan juga
mengalami selisih yang tidak menguntungkan yaitu biaya supplies yang realisasi anggaran lebih besar Rp49.450.005 atau 6,17 dari
biaya yang sudah dianggarkan, biaya komisi penjualan karena realisasi anggaran lebih besar Rp89.221.335 atau 5,94 dari biaya yang sudah
dianggarkan. Selisih anggaran bersifat tidak menguntungkan juga terdapat pada biaya telepon dan internet karena realisasi anggaran lebih
besar Rp178.896.320 atau 8,56 dari biaya yang sudah dianggarkan. Realisasi anggaran yang berlebih dari yang dianggarkan disebabkan
oleh meningkatnya pemakaian telpon dan jaringan internet PT Indolakto unntuk aktivitas pemasaran, komunikasi dengan pelanggan,
dan untuk keperluan manajemen lainnya. Selisih anggaran bersifat tidak menguntungkan pada bagian perjalanan dinas karena realisasi
anggaran lebih besar Rp270.733.930 atau 16,56 dari biaya yang sudah dianggarkan. Realisasi yang lebih besar dibandingkan anggaran
disebabkan oleh meningkatnya penjualan PT Indolakto dari yang dianggarkan sebesar Rp760.809.789.474 menjadi Rp761.111.946.921
atau meningkat sebesar Rp302.157.447 sehingga PT Indolakto mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk bagian penjualan.
Fungsi penggudangan mengalami selisih anggaran yang tidak menguntungkan sebesar Rp40.440.860 atau 4,90 terkendali selisih
ini terjadi karena pada biaya supplies penggudangan realisasi anggaran lebih besar dari biaya yang sudah dianggarkan. Realisasi yang lebih
besar dibandingkan anggaran disebabkan oleh meningkatnya kapasitas normal penggudangan dari 38.586.158 kg menjadi 38.601.813 kg atau
meningkat sebesar 15.655 kg sehingga PT Indolakto mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk supplies bagian penggudangan.
Fungsi pembungkusan dan pengiriman mengalami selisih anggaran tidak menguntungkan sebesar Rp198.011.095 atau 5,56 tidak
terkendali selisih ini terjadi karena pada setiap komponen fungsi pembungkusan dan pengiriman juga mengalami selisih yang tidak
menguntungkan yaitu biaya supplies pembungkusan dan pengiriman karena realisasi anggaran lebih besar Rp65.652.700 atau 15,05 dari
biaya yang sudah dianggarkan dan biaya bagian biaya angkut penjualan karena realisasi anggaran lebih besar Rp132.358.395 atau
4,24 dari biaya yang sudah dianggarkan. Realisasi yang lebih besar dibandingkan anggaran disebabkan oleh meningkatnya kapasitas
normal fungsi pembungkusan dan pengiriman dari 38.586.158 kg menjadi 38.601.813 kg atau meningkat sebesar 15.655 kg sehingga PT
Indolakto mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk fungsi pembungkusan dan pengiriman.
Fungsi administrasi pemasaran mengalami selisih anggaran tidak menguntungkan sebesar Rp49.450.005 atau 13,41 tidak terkendali
selisih ini terjadi karena pada biaya supplies administrasi pemasaran realisasi anggaran lebih besar dari biaya yang sudah dianggarkan.
Realisasi yang lebih besar dibandingkan anggaran disebabkan oleh meningkatnya transaksi penjualan PT Indolakto dari yang dianggarkan
3212 faktur menjadi 3274 faktur atau meningkat sebesar 62 transaksi sehingga PT Indolakto memberi komisi yang lebih besar untuk bagian
administrasi pemasaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Fungsi advertensi dan promosi mengalami selisih anggaran yang tidak menguntungkan sebesar Rp61.228.530 atau 6,61 terkendali
selisih ini terjadi karena pada biaya supplies advertensi dan promosi pada realisasi anggaran lebih besar dari biaya yang sudah dianggarkan.
Realisasi yang lebih besar dibandingkan anggaran disebabkan oleh meningkatnya penjualan PT Indolakto dari yang dianggarkan sebesar
Rp760.809.789.474 menjadi Rp761.111.946.921 atau meningkat sebesar Rp302.157.447 sehingga PT Indolakto mengeluarkan biaya
yang lebih besar untuk bagian penjualan. Fungsi kredit dan penagihan mengalami selisih anggaran
menguntungkan sebesar Rp414.359.825 atau 11,40 tidak terkendali selisih ini terjadi karena pada setiap komponen fungsi kredit dan
penagihan juga mengalami selisih yang menguntungkan yaitu biaya supplies kredit dan penagihan karena realisasi anggaran lebih kecil
Rp50.248.915 atau 12,90 dari biaya yang sudah dianggarkan. Biaya penagihan karena realisasi anggaran lebih kecil Rp220.160.580 atau
15,99 dari biaya yang sudah dianggarkan. Biaya kerugian piutang karena realisasi anggaran lebih kecil Rp143.950.330 atau 7,70 dari
biaya yang sudah dianggarkan. Realisasi yang lebih sedikit dibandingkan anggaran disebabkan oleh meningkatnya penjualan PT
Indolakto dari yang dianggarkan Rp760.809.789.474 menjadi Rp761.111.946.921 atau 0,04 namun para pembeli lebih banyak
melakukan pembayaran tunai sehingga PT Indolakto tidak perlu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengeluarkan menanggung beban kerugian piutang yang terlalu banyak..
Total selisih anggaran PT Indolakto bersifat tidak menguntungkan karena pertumbuhan penjualan Rp302.157.447 lebih sedikit dari selisih
anggaran dengan realisasi yang telah dikeluarkan oleh PT Indolakto Rp523.084.020. Apabila dibandingkan dengan kapasitas sesungguhnya
terdapat selisih anggaran yang merugikan sebesar Rp220.926.573. Namun total selisih anggaran PT Indolakto dapat dikatakan terkendali
karena hanya 3,31 dan tidak melebihi batas toleransi perusahaan yaitu 5.
80
BAB VI PENUTUP