3 Pelayanan Prima
Perbaikan terus menerus atau pelayanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
4 21 dua satu
a Dua 2:
Selain mengandung arti abad ke-21, juga berarti : 1.
Kereta api merupakan alat utama dalam SISTRANS untuk mendukung pembangunan nasional.
2. Keuangan yang sehat menjamin pertumbuhan yang tinggi dan
meningkatkan kemampuan sumber daya perusahaan.
b Satu 1:
Penyediaan jasa kereta api yang andal merupakan bukti nyata
kemampuan perusahaan. f.
Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan merupakan pola sikap, keyakinan, asumsi dan harapan yang dimiliki bersama menjadi pegangan teguh dan pedoman
dalam melakukan interaksi antar karywan dalam usaha mencapai sasaran perusahaan yang disebut RELA.
RELA berarti ikhlas bekerja, ikhlas berjuang, ikhlas berkorban dan ikhlas belajar untuk kemajuan perusahaan. RELA juga merupakan
penjabaran dari R = Ramah, E = Efisien dan Efektif, L = Lancar dan A = Aman.
g. Tujuan Perusahaan
1. Turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan pemerintah
di bidang ekonomi dan pembangunan nasional khususnya di bidang transportasi.
2. Mendukung penyediaan barang atau jasa di bidang perkeretaapian
yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat di pasar domestic maupun mancanegara.
3. Meningkatkan kemampuan perawatan prasarana dan sarana
perkeretaapian, serta menyelenggarakan usaha penunjang di bidang prasarana dan sarana kereta api dan kemanfaatan umum dengan
menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.
h. Sasaran Perusahaan
1. Kuantitatif, secara terus menerus dan bertahap meningkatkan kinerja
pelayanan dan keuangan melalui berbagai strategi pertumbuhan, antara lain peningkatan produktifitas, efektifitas, efisiensi serta
investasi secara selektif. 2.
Kualitatif, memproyeksikan pertumbuhan angkutan penumpang rata- rata 4,68 per tahun, sasaran kinerja tahun 2004 dapat mengangkut
241,66 juta penumpang atau 22,192 Milyar Pnp – Km, dan
memproyeksikan pertumbuhan angkutan barang rata-rata 4,29 per tahun, sasaran kinerja tahun 2004 dapat mengangkut 23,43 juta ton
barang atau 6,341 Milyar Ton – Km
3.2. Metode Penelitian
Dalam metode ini, digunakan obyek, metode, jenis sampel serta data yang diperoleh sebagal berkut:
1. Obyek penelitian
Penelitian ini dilakukan di : Nama Perusahaan
: PT. Kereta Api Unit
: Sintelis Daop 3 Cirebon. 2.
Data yang diperlukan Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :
a. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan untuk suatu riset tertentu yang sedang dilaksanakan. Dalam penelitian ini data primer yang
dimaksud yaitu dengan menggunakan metode kuesioner. Kuesioner berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden
Indriantoro dan Supomo, 1999:146. Cara pengumpulan data primer adalah :
5 Wawancara
Metode pengumpulan data atau informasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang besangkutan yaitu
karyawan unit sintelis PT. Kereta Api persero Daop 3 Cirebon. 6
Observasi Metode pengumpulan data yang dilakukan secara cermat dan
sistematis melalui pengamatan langsung di unit sintelis PT. Kereta Api persero Daop 3 Cirebon.
7 Metode kuesioner angket
Metode kuesioner adalah usaha untuk mengumpulkan data dengan maengajukan pertanyaan secara tertulis yang diajukan kepada
responden karyawan dengan menggunakan alternative jawaban yang telah disediakan.
8 Studi pustaka
Merupakan kegiatan penulisan kepustakaan yang dimaksudkan untuk menggali teori-teori dasar dari materi kajian dan
memperoleh orientasi yang lebih luas. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan referensi dan informasi yang diperlukan untuk
melengkapidata yang berhubungan dengan bidang kajian.
b. Data Skunder
Data skunder adalah data yang diperoleh dari studi literatur yang bertujuan untuk mendukung kekuatan dan kebenaran data primer
melalui buku-buku, majalah dan pegawai serta keterangan lainnya. Data skunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara. Data skunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
disusun dalam arsip, balk yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. lndriantoro dan Supomo, 1999:147
3.2.1. Metode Pengambilan sampel
3.2.1.1. Populasi
Populasi merupakan ―wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya‖. Sugiyono, 2009:49 3.2.1.2.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penulis tidak mungkin meneliti semua
yang ada pada populasi, maka penulis dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi itu. Untuk sampel yang diambil dari populasi harus
benar-benar representative atau mewakili Sugiyono 2009:118. 3.2.1.3.
Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik dari pengambilan sampel. Teknik sampling yang di gunakan adalah non-probability sampling. Non-probability
sampling adalah teknik sampling yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Dalam penelitian ini menggunakan non-probability sampling dilakukan dengan
sampling jenuh Sugiono, 2004:73
―Bila sampel tidak representative, maka resiko yang dihadapi penulis ialah tidak dapat menyimpulkan sesuai dengan kenyataan atau membuat
kesimpulan yang salah. Namun, apabila subjek kurang dari 100 maka lebih baik diambil seluruhnya, tetapi apabila jumlah subjek lebih dari 100
dapat diambil antara 20-25 atau lebih
‖ Arikunto 2006:106.
Berdasarkan pernyataan Arikunto, Penulis mengambil semua sampel yaitu sebanyak 60 responden dikarenakan jumlah subjek kurang dari 100 maka
diambil seluruhnya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan unit sintelis PT. Kereta api persero Daop 3 Cirebon.
3.2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
PT. Kereta api persero Daop 3 Cirebon berlokasi di Jalan Siliwangi No.82 Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Kejaksaan Kota Cirebon. 45124.
Sedangkan waktu yang digunakan selama melakukan penelitian hingga rampungnya penyusunan skripsi ini diperkirakan kurang lebih tiga bulan
lamanya mulai dari bulan April sampai dengan bulan Juli Tahun 2017.
3.2.3. Teknik Pengumpulan Data
3.2.3.1.Definisi Konsep, Definisi Operasional dan Paradigma Penelitian
1. Definisi Konsep
Motivasi adalah suatu kondisi atau energi yang menggerakan diri karyawan yang terarah dan tertuju untuk mencapai tujuan organisasi
perusahaan. AS’ad 1980:44 mengemukakan bahwa ―motif merupakan driving force yang menggerakan manusia untuk bertingkah laku, dan
didalam perbuatan itu mancapai tujuan‖. Dengan demikian, apabila perilaku tersebut mengarah pada suatu obyeksasarannya, maka dengan
motivasi tersebut pencapaian targetsasaran dilakukan dengan pencapaian target yang sebesarbesarnya sehingga pelaksanaan tugas dapat dilakukan
sebaik-baiknya untuk pencapaian produktivitas kerja. Disiplin adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau
tingkah laku perorangan, kelompok, atau masyarakat yang berupa ketaatan terhadap peraturan yang di tetapkan oleh pemerintah atau etika,
norma dan kaidah yang berlaku dalam perusahaan atau masyarakat untuk tujuan tertentu. Disiplin dapat pula diartikan sebagai pengendalian diri
agar tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan falsafah suatu bangsa dan negara Sulistiyani, 2004:234.
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam tugas-tugas yang
dibebankan. Menurut Nitisemito 1996:109 lingkungan kerja adalah suatu kondisi materiil kondisi materil psikologis yang ada dalam
perusahaan dimana karyawan itu bekerja. 2.
Definisi Operasianal Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.
Variabel merupakan atribut dari kelompok prang atau obyek dengan obyek yang lain Hatch dan Farhady, 1981 dalam sugiyono 2003:2
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah disiplin kerja yang terdiri dari disipli_preventif, disiplin_korektif,
disiplin_progresive, lingkungan kerja terdiri dari fasilitas_kerja dan kondisi_kerja, motivasi kerja dan kinerja karyawan.
e. Disiplin_preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah Handoko, 1998:208
f. Disiplin_korektif adalah kegiata yang diambil untuk menangani
pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran Iebih lanjut Handoko, 1998:209.
g. Disilpin_progresif adalah suatu kebijakan yang dapat diambil
perusahaan untuk menangani pelanggaran dengan memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaranpelanggaran
yang berulang Handoko, 1998:210 h.
Kinerja karyawan variabel terikat Y Kinerja karyawan prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. A.A Anwar Prabu
Mangkunegara, 2000:67. 3.
Paradigma Penelitian Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukan
hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masaiah yang perlu dijawab
melelui penelitian, teori yang digunakan adalah untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis serta teknik analisis statistik yang
akan digunakan Sugiyono, 1999:36. Penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah
disiplin_preventif, disiplin_korektif, disiplin_progresif, fasilitas_kerja, kondisi_kerja dan motivasi, sedangkan variabel dependenya adalah
kinerja_karyawan. Untuk mendukung pelaksanaan penelitian ini, maka dilakukan pencarian literature-literatur yang berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan. Setelah literature yang akan dijadikan acuan dan landasan teoritis diperoleh, maka dapat dibuat suatu hipotesis yang
nantinya akan diuji kebenaranya. Penelitian ini menggunakan metode sampling nonprobability,
sedangkan pengumpulan datanya dilakukan dengan kuesioner. Uji validitas dan reabilitas instrument dilakukan terhadap responden uji coba
untuk mengetahui kevalidan dan reabilitas butir-butir instrument yang
digunakan. Analisis data yang dilakukan adalah dengan menggunakan regresi tinier sederhana dan regresi linier berganda sedangkan untuk
menguji kebenaran hipotesis digunakan uji-t, uji F, uji R2 , dan uji asumsi klasik. Setelah metakukan pengambitan data dan menganalisis,
maka dapat dibuat suatu kesimpulan tentang penelitian yang dilakukan serta memberikan saran kepada perusahaan. Untuk memperjetas
hubungan antar variabel maka dirumuskan kedalam bentuk paradigm penelitian sebagai berikut :
Paradigma Penelitian
Keterangan: X
= Kedisiplinan Y
= Kinerja karyawan
3.2.4. Skala pengukuran data
Sifat dan penelitian ini adalah kuantitatif oleh karenanya untuk membuat penulisan yang terukur penulis menggunakan skala untuk
mendiskripsikan penelitian ini. Skala interval yang digunakan memberikan rangking yang akan di gunakan dengan 5 lima katagori
bobot sebagai berikut :
5 : Sangat Setuju SS = sangat tinggi nilainya
4 : Setuju S = tinggi nilainya
3 : Ragu-ragu RR = nilainya cukup
2 : Tidak setuju TS = rendah nilainya
1 : Sangat Tidak Setuju STS = sangat rendah nilainya
Y X
3.2.5. Alat Uji Instrumen Penelitian
1.
Alat Uji Validitas Instrumen Penelitian
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner Ghozali, 2001:45.
Analisis ini dipakai untuk mengukur seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya atau telah benar-benar dapat mencerminkan
variabel yang diukur. Teknik korelasi yang digunakan adalah Product Moment, dengan rumus Validitas instrument berikut ini Sutrisno Hadi,
1999 dalam Bawono, 2006:68 :
rx
y
= koefisien korekasi setiap pertanyaan item n
= jumlah sampel
X
= skor total dari semua item
Y
= skor total dari setiap item Dengan taraf signifikan a = 5 , jika r hitung r tabel maka
kuesioner sebagai alat pengukur dikatakan valid atau ada korekasi yang nyata antara kedua variabel tersebut dan sebaliknya.
2. Alat Uji Reabilitas Instrumen Penelitian
Uji reabilitas adalah menguji data yang kita peroleh sebagai missal hasil dari jawaban kuesioner yang kita bagikan. Jika kuesioaner tersebut
itu handal atau reliable, andaikata jawaban responden tersebut konsisten dari waktu ke waktu Bawono, 2006:63.
} }{
{
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
r
xy
Analisis ini dipakai sejauh mana pengukuran data dapat memberikan hasil relative konsisten atau tidak, berbeda jika di ukur ulang pada
subyek yang sama, sehingga dapat diketahui konsisten atau keandalan alat ukur kuesioner. Teknik yang digunakan dalam mengukur realibiltas
ini adalah teknik Alpha dari Cronbach, Sutrisno Hadi, 1999 dalam Bawono, 2006:64 :
ri = realibilitas instrument
M = banyaknya butir pertanyaan Vx = jumlah varians butir
Vt = variant total
Instrument penelitian disebut reliable apabila pengujian tersebut nilai Cronbach Alpha Iebih besar dari 0,60 Nunnaly, 1969 dalam bawono,
2006:68 3.2.6.
Teknik Analisa Data
1. Analisa Kualitatif
Analisa kualitatif adalah metode analisa data yang digunakan untuk menginterprestasikan data yang didapat dari data primer sugiyono,
2004:14 2.
Analisa kuantitatif Analisa kuantitatif digunakan untuk mengelola data yang sifatnya dapat
diukur dengan menggunakan perhitungan statistic. Metode analisa yang dipakai sebagai berikut :
3. Analisa regresi linier sederhana
Analisa ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen X dengan variabel dependen Y apakah hubungan tersebut
t x
V V
M M
ri 1
1
mengarah ke positif atau negative Dwi Priyatno, 2008:66. Persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
Y = variabel dependen Y
X = variabel independen X
1
; X
2
; X
3
a = konstanta b = koefisien regresi
Menurut Sugiyono 2007 dalam Dwi Priyatno, 2008:66. Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut :
0,00 0,199 = sangat lemah
0,20 — 0,399 = lemah
0,40 — 0,599 = cukup kuat
0,60 — 0,799 = kuat
0,80 — 1,000 = sangat kuat.
Koefisien korelasi pearson dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : X = variabel pertama
Y = variabel kedua N = jumlah data
4. Analisis regresi linier berganda multiple
Analisis ini di gunakan untuk menganalisa data yang bersifat multivariate dan meramalkan nilai variabel dependen Y, dengan veriabel independen
2 2
2 2
n I
r y
y x
x n
y x
xy n
xy
yang lebih dari satu bawono, 2006:85
Dimana : Y
= Variabel Kenerja karyawan a
= harga konstanta b
1
- 3 = koefisien regresi
X
1
= variabel disiplin_preventif X
2
= variabel disiplin_korektif X
3
= variabel disiplin_progresif Untuk mencari koefisien regresi b
1
, b
2
, b
3
, dapat digunakan persamaan simultan sebagai berikut :
5. Alat uji hipotsis
Menguji hipotesis asosiatif adalah menguji koefisien korelasi yang ada pada sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi dimana sampel diambil.
a. Uji t pengujian secara individu
Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri.
Pengujian ini dilakukan secara parsial dengan menggunakan uji t statistic untuk masing-masing variabel bebas dengan tingkat kepercayaan
tertentu, dengan menggunakan rumus sebagai berikut Bawono, 2006:89:
3 3
2 2
1 1
X b
X b
X b
a Y
2 3
3 2
2 3
1 1
3 3
2 3
2 2
2 2
1 1
2 3
1 3
2 1
2 2
1 1
1
ΣX 3
b ΣX
ΣX b
ΣX ΣX
b Y
ΣX 3.
ΣX ΣX
b ΣX
b ΣX
ΣX b
Y ΣX
2. ΣX
ΣX b
ΣX ΣX
b ΣX
b Y
ΣX 1.
3 3
2 2
1 1
X b
X b
X b
Y a
Dimana : r
= koefisien korelasi n = jumlah sampel
Langkah pengujianya sebagai berikut : 1
Menyusun formulasi Ho dan Ha Ho : bi = 0 variabel independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen. Ha : bi ≠ 0 variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen.
2 Menentukan nailai t tabel dengan taraf signifikan a = 5
derajat kebebasan df = n – k – 1 dan pengujian dua sisi.
3 Kriteria pengujian
Jika t hitung t tabel, maka Ho di terima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan
veriabel dependen. Jika t hitung t tabel, maka Ho di tolak. Artinya ada pengaruh
yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen
Kurva daerah penerimaan dan penolakan Ho 2
r 1
2 n
r t
4 Kesimpulan apakah Ho diterima atau di tolak
b. Uji F pengujian secara serempak
Untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel X
1
,
2
,
3
....indenpenden secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel Y dependen
Bawono, 2006:91 dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana : R
2
= koefisien determinasi K= jumlah variabel independen
N= jumlah anggota sampel Langkah pengujiannya sebagai berikut :
1 Menetukan formulasi Ho dan Ha
Ho : β
1
, β
2
, …… β
n
= 0 variabel independen X
1,2,3,……
secara bersama-sama
tidak berpengaruh
tehadap variabel dependen Y. Ho : β
1
, β
2
, …… β
n
≠ 0 variabel independen X
1,2,3,……
secara bersama-sama
tidak berpengaruh
tehadap variabel dependen Y. 2
Menentukan level of significance α = 5 dengan dk pembilang = k + 1 dan dk penyebut = n - k.
a Kriteria pengujian
Ho diterima : F hitung F tabel Ho di tolak : F hitung F tabel.
n 2
R 1
1 K
2 R
k Fh
Kurva daerah penerimaan dan penolakan Ho untuk uji F b
Pengambilan kesimpulan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel.
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1.Karakteristik Responden
Karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran tentang responden yang diteliti dengan melakukan pengolahan data,
pengumpulan data diperoleh dari 60 responden yang terdiri dari karyawan PT. Kereta Api Persero Unit Sintelis Daop 3 Cirebon. Berdasarkan
kuisioner yang telah disebarkan kepada 60 responden, diperoleh data responden berdasarkan usia, pendidikan dan penghasilan.
4.1.1. Usia
Berdasarkan usia responden terdiri atas empat kelompok, yaitu kelompok usia 22 tahun, antara 22
– 30 tahun, antara 31 – 40 tahun dan diatas 40 tahun. Hasil rekapitulasi data berdasarkan usia dapat dilihat pada
gambar 4.1 Gambar 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Dari gambar 4.1 diketahui bahwa dari 60 responden yang dijadikan sampel, menunjukan bahwa responden yang usianya kurang dari 22 tahun
8 3
59 30
22 tahun 22 - 30 tahun
30 - 40 tahun 40 tahun
22 th = 5 orang , 22 – 30 th = 2 orang, 30 – 40 th = 35 orang, 40 th = 18
orang 5 orang
2 orang
18 orang 35 orang
42
sebanyak 5 orang 8, usia diantara 22 – 30 tahun sebanyak 2 orang 3,
usia antara 30 – 40 tahun sebanyak 35 orang 59 dan usia lebih dari 40
tahun sebanyak 18 orang 30.
4.1.2. Pendidikan
Berdasarkan pendidikan, responden dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu SMP, SMA, DIPLOMA dan S1. Hasil rekapitulasi data berdasarkan
pendidikan dapat dilihat pada gambar 4.2 di bawah ini :
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa dari 60 responden yang dijadikan sampel, responden yang berpendidikan sampai dengan SMP sebanyak 20
orang 33, sedangkan responden yang berpendidikan SMA sebanyak 37 orang 62, untuk responden yang berpendidikan Diploma D3 hanya ada
33
62 2
3
SMP SMA
D3 S1
SMP = 20 orang , SMA = 37 orang, D3 = 1 orang, S1 = 2 orang
20 orang
37 orang 2 orang
1 orang
1 orang 2 dan untuk responden yang berpendidikan S1 sebanyak 2 orang 3.
4.1.3. Penghasilan
Berdasarkan penghasilan, responden dibagi menjadi empat kelompok yaitu reponden yang memiliki penghasilan Rp. 1 Juta, Rp. 1- 1,5 Juta, Rp.
1,5 – 2 Juta, dan Rp. 2 – 3 Juta. Hasil rekapitulasi data berdasarkan
penghasilan dapat dilihat pada gambar 4.3 di bawah ini :
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa dari 60 responden yang dijadikan sampel, responden yang berpenghasilan kurang dari Rp. 1 Juta tidak ada,
untuk responden Rp. 1 – 1,5 Juta sebanyak 10 orang 17, responden yang
berpenghasilan Rp. 1 – 2 Juta sebanyak 3 orang 5 dan responden yang
berpenghasilan Rp. 2 – 3 Juta sebanyak 47 orang 78.
17 5
78 Rp. 1 Juta
Rp. 1 - 1,5 Juta Rp. 1,5 - 2 Juta
Rp. 2 - 3 Juta
Rp. 1 Jt = 0 org , Rp. 1 – 1,5 Jt = 10 org, Rp. 1,5 – 2 Jt = 3 org, Rp. 2 – 3 Jt = 47org
47 orang 3 orang
10 orang 0 orang
4.2. Pembahasan Masalah
Disini akan dikemukakan hasil pengolahan data dengan program SPSS for Window dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian di
lapangan berdasarkan kuesioner 60 responden dari para karyawan PT. Kereta Api Persero Unit Sintelis Daop 3 Cirebon.
Analisa ini menggunakan Regresi Sederhana dan Regresi Berganda, regresi sederhana untuk mencari hubungan antara masing-masing variable
sedangkan regresi berganda untuk mencari hubungan secara bersama-sama dari tiap-tiap variable.
1. Regresi Sederhana
a. Disiplin Preventif
Disiplin_Preventive ANOVA b
Model Sum of
Squares d
f Mean
Square F
Sig
1 Regression
107,105 1
107,105 15,566
,000 Residual
399,079 58
6,881 Total
506,183 59
a. Predictors
= Constant, Disiplin_Preventiv X
1
b. Dependent Variable = Kinerja Y
Variabel X
1
adalah Disiplin Preventive para karyawan, sedangkan variabel Y adalah kinerja para karyawan.
Model Summary b
Model R
R Square Adjusted
R Square Std. Error
of the Estimate
Durbin- Watson
1 ,460
,212 ,198
2,623 1,865
a. Predictors : Constant, Disiplin_Prev
b. Dependent Variable : Kinerja
Coefficients a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std Error Beta
1 Constant
6,024 2,396
2,514 ,015
Disiplin_Prev ,607
,154 ,460
3,945 ,000
a. Dependent Variable = Kinerja Y
Berdasarkan hasil analisa data di atas dapat diketahui bahwa koefisien korelasi antara Disiplin_preventive dan Kinerja diperoleh R = 0,460 hal
ini berarti dapat di interpretasikan kekuatan hubungan antara Disiplin_preventive dikatakan ―CUKUP KUAT‖ karena kurang dari 0,5
Sarwono:2006. Persamaan Regresi Y = a + bX
1
Y = 6,024 + 0,607 X
1
Berdasarkan table pengujian signifikasi bahwa persamaan Regresi : Y = a + Bx
Y = 6,024 + 0,607 X
1
α = 0,05 Sig = 0,000
Jika ditinjau dari segi signifikasinya maka korelasi antara variable Disiplin_preventive X
1
dengan variable kinerja adalah dinyatakan kuat korelasinya keberhasilan model artinya dengan nilai sig = 0,000 maka
Variable X
1
mempunyai tingkat kepercayaan untuk mempengaruhi variable Y sebesar 99,999.
Disamping itu Variable Disiplin_preventive X
1
juga terdapat hubungan yang positif dengan Variable Kinerja Y atau hubungan yang
searah, hal ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan satuan Disiplin
Preventiv akan diikuti oleh kenaikan skor kinerja sebesar b 0,607 pada konstanta a 6,024.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara Disiplin_preventive dengan kinerja. Atau dengan kata lain semakin tinggi
karyawan menaati peraturan Disiplin_preventive akan semakin baik kinerja yang dihasilkan.
b. Disiplin Korektif