Kedisiplinan harus ditegaskan dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan
untuk mewujudkan tujuannya. Jadi disiplin adalah kunci dar keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan.
2.1.2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Menurut Keith Davis dalam Mangkunegara 2004:129 ada beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin, yaitu:
1 Jam kerja
Jam kerja adalah jam dating karyawan ketempat kerja maupun pulang kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2 Izin Karyawan
Izin bagi karyawan adalah karyawan yang meninggalkan pekerjaannya pada jam kerja atau jam kantor, baik untuk kepentingan perusahaan
maupun kepentingan pribadi dengan terlebih dahulu ada izin dari atasan begitu juga bagi karyawan yang mengambil cuti.
3 Absensi Karyawan
Absensi karyawan adalah tingkat kehadiran karyawan ditempat kerja yanh diadakan perusahaan untuk melihat kehadiran para karyawan ditempat
kerja.
2.1.3. Indikator Kedisiplinan
Hasibuan 2013:194 menyatakan bahwa pada dasarnya banyak
indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya adalah:
1 Tujuan dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup
menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan
kemampuan karyawan tersebut, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.
2 Teladan Pemimpin
Teladan pemimpin sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para
bawahannya. Pemimpin harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dan perbuatan.
3 Balas Jasa
Balas jasa gaji dan kesejahteraan ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan
karyawan terhadap perusahaanpekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik
pula. 4
Keadilan Keadilan mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan
sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Apabila keadilan yang dijadikan dasar
kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa pengakuan atau hukuman, akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Pimpinan atau
manajer yang cakap dalam kepemimpinannya selalu bersikap adil terhadap semua bawahannya, karena dia menyadari bahwa dengan keadilan yang
baik akan menciptakan kedisplinan yang baik pula. 5
Pengawasan melekat Pengawasan melekat harus dijadikan suatu tindakan yang nyata dalam
mewujudkan kedisplinan karyawan perusahaan, karena dengan pengawasan
ini, berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi bawahan. Hal ini berarti atasan harus selalu
adahadir di tempat kerjanya, supaya dia dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan pekerjaannya. 6
Sanksi hukuman Sangsi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan
karyawan. Karena dengan adanya sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan,
sikap dan perilaku yang indisipliner karyawan akan berkurang. Berat ringannya sangsi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik
buruknya kedisiplinan karyawan. Sangsi hukuman harus ditetapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas
kepada semua karyawan. 7
Ketegasan Pemimpin harus berani tegas bertindak untuk menghukum setiap karyawan
yang indispliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi karyawan
indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinanya. Tetapi bila seorang pimpinan kurang tegas atau tidak menghukum karyawan yang indisipliner,
maka sulit baginya untuk memelihara kedisiplinan bawahannya, bahkan sikap indispliner karyawan tersebut akan semakin meningkat.
8 Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesame karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan-
hubungan itu baik bersifat vertical maupun horizontal yang hendaknya horizontal. Pimpinan atau manajer harus berusaha menciptakan suasana
hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertical maupun
horizontal. Jika tercipta human relationship yang serasi, maka terwujud lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan memotivasi
kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Sedangkan menurut Soejono 2000, disiplin kerja dipengaruhi oleh
faktor yang sekaligus sebagai indikator dari disiplin kerja yaitu: 1
Ketepatan waktu. Para pegawai datang ke kantor tepat waktu, tertib dan teratur, dengan begitu dapat dikatakan disiplin kerja baik
2 Menggunakan peralatan kantor dengan baik. Sikap hati-hati dalam
menggunakan peralatan kantor dapat mewujudkan bahwa seseorang memiliki disiplin kerja yang baik, sehingga peralatan kantor dapat
terhindar dari kerusakan 3
Tanggung jawab yang tinggi. Pegawai yang senantiasa menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya sesuai dengan prosedur dan
bertanggung jawab atas hasil kerja, dapat pula dikatakan memiliki disiplin kerja yang baik.
4 Ketaatan terhadap aturan kantor. Pegawai memakai seragam kantor,
menggunakan kartu tanda pengenalidentitas, membuat ijin bila tidak masuk kantor, juga merupakan cerminan dari disiplin yang tinggi.
2.2. Kinerja Karyawan