dollar AS dibandingkan dengan 206,1 juta dollar AS pada bulan Maret tahun 1997. Impor yang menurun tajam merupakan faktor lain terciptanya surplus
tersebut. Impor pada bulan Maret 1998 turun sebesar 38 sejalan dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang data- data serta perkembangan Pertumbuhan Ekonomi sehingga dapat mengetahui
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Inflasi, Kurs Valas dan Tingkat Suku Bunga SBI
4.2.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi dapat disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel.1: Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1995-2009
Tahun Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan 1995
8,20 -
1996 7,10
- 1,10 1997
3,90 - 3,20
1998 - 13,10
- 17,00 1999
1,00 14,10
2000 8,40
7,40 2001
3,44 - 4,96
2002 3,80
0,36 2003
4,72 0,92
2004 5,03
0,31 2005
5,68 0,65
2006 5,48
- 0,20 2007
6,32 0,84
2008 6,06
- 0,26 2009
5,40 - 0,66
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perkembangan Pertumbuhan Ekonomi selama 15 tahun 1995-2009 cenderung mengalami fluktuasi.
Perkembangan tertinggi Pertumbuhan Ekonomi adalah pada tahun 1999 sebesar 14,10 dikarenakan meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dari
tahun 1998 sebesar –13,10 menjadi 1,00 pada tahun 1999. Hal ini menunjukkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia perlahan mengalami
peningkatan setelah krisis tahun 1998, ditandai dengan menurunnya tingkat inflasi. perkembangan terendah adalah pada tahun 1998 sebesar -17,00 .
Penurunan drastis terjadi akibat terjadinya Krisis Ekonomi Perbankan dan moneter dimana kondisi usaha sektor swasta yang makin melambat
kinerjanya. Kelambatan ini terjadi antara lain karena sulitnya memperoleh bahan baku impor yang terkait dengan tidak diterimanya LC Indonesia dan
beban pembayaran hutang luar negeri yang semakin membengkak sejalan dengan melemahnya rupiah serta semakin tingginya tingkat bunga bank
ditambah lagi adanya kondisi politik dan social yang kurang kondusif pada tahun 1998.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.2.2 Perkembangan Investasi
Perkembangan Investasi yang terjadi di Indonesia dalam tahun 1995 – 2009 dapat disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel.2: Perkembangan Investasi Tahun 1995-2009
Tahun Investasi
Milyar Rupiah Perkembangan
1995 92.192.980,6
- 1996
71.427.241,4 - 22,52
1997 157.440.997,9
120,42 1998
108.901.815,8 - 30,83
1999 77.376.380,2
- 28,95 2000
147.981.104,9 91,25
2001 156.515.376,0
5,77 2002
87.137.516,3 - 44,33
2003 111.855.644,4
28,37 2004
95.520.918,2 - 14,60
2005 127.873.874,2
33,87 2006
1.409.489,0 - 98,90
2007 97.439.778,9
6813,13 2008
162.341.694,4 66,61
2009 101.700.679,9
- 37,35 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perkembangan Investasi selama 15
tahun 1995-2009 cenderung mengalami fluktuasi. Perkembangan tertinggi Investasi adalah pada tahun 2007 sebesar 6813,13
dengan nilai investasi sebesar Rp. 97.439.778,9 Milliar, hal ini disebabkan meningkatnya investasi swasta, sementara itu bidang investasi
yang mengalami kenaiakan pesat yakni bidang kontruksi dan pengadaan barang-barang, ditunjukkan dengan peningkatan mencapai 24,8 persen dari
produk domestik bruto PDB. Perkembangan terendah adalah pada tahun 2006 sebesar -98,90 dengan nilai Investasi sebesar Rp. 1.409.489, hal ini
pengaruh atas menurunnya Investasi Jepang yang merupakan negara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
investor terbesar di Indonesia, investasi Jepang menurun karena adanya masalah perburuhantenaga kerja di samping itu ditemukannya masalah
harmonisasi antara tarif pajak baik pajak pertambahan nilai maupun pajak penghasilan yang dirasa kurang menguntungkan investor.
4.2.3 Perkembangan Tingkat Inflasi