Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Saat Ini Hipotesis Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

2.2 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Saat Ini

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini berbeda dengan saat ini bebeda dengan peneliti sebelumnya. Perbedaan penelitian yang dilakukan sekarang terletak kurun waktu, ruang lingkup, tempat peneitian dan jumlah variable yang digunakan untuk penelitian terdahulu seperti yang telah disebut diatas juga merupakan dasar acuan untuk penelitian kali ini. Seperti pada penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Magetan” dalam penelitian ini variable dan lingkup data yang digunakan yaitu variable bebas menggunakan 3 faktor yaitu Investasi X1, Pengeluaran Pemerintah X2, Jumlah Penduduk X3 dengan variable terikat Y Pertumbuhan Ekonomi. Sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan variable bebas Investasi, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Suku Bunga. Sedangakan variable terikatnya Y adalah Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan ekonomi menurut Irawan 2002:5 adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita. Meier mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang. Adisasmita,2005:205 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Schumpeter Pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan tidak terputus-putus. Pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan. Pembangunan ekonomi berkaitan dengan pendapatan perkapita dan pendapatan nasional. Suryana2000:5 Menurut Kuznets Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin banyak barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan tekhnologi dan penyesuaian kelembagaan ideologis yang diperlukan. Definisi ini memiliki 3 komponen: Pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus menerus persediaan barang. Kedua, tekhnologi maju merupakan factor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk. Ketiga, penggunaan tekhnologi secara luas efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dapat dimanfaatkan secara tepat. Jhingan, 2000:72 2.3.1.1 PDB Sebagai Indicator Pertumbuhan Ekonomi PDB diyakini sebagai indicator ekonomi terbaik dalam menilai perkembangan ekonomi suatu Negara, perhitungan pendapatan nasional ini Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. mempunyai ukuran makro tentang kondisi suatu Negara. Pada umumnya perbandingan kondisi antar Negara dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya sebagai gambaran, bank dunia menentukan apakah suatu Negara berada dalam kelompok negara maju atau berkembang melalui pengelompokan besarnya PDB. PDB suatu Negara sama dengan total pengeluaran atas barang dan jasa dalam perekonomian. Herlambang,2001:16 Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa produk domestic bruto PDB merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksikan oleh factor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan juga warga negar asing yang berada di dalam Negara tersebut dalam satu tahun tertentu. Sukirno,2004:34 Secara popular pendekatan penghitungan produk domestic bruto PDB dengan 3 metode pendekatan yang dipakai yaitu: 1 Pendekatan produksi, Metode ini di hitung dengan menjumlahkan nilai produksi yang diciptakan sector ekonomi produktif dalam wilayah suatu Negara secara matematis. 2 Pendekatan pendapatan, Metode ini dihitung dengan menjumlah besarnya total pendapatan atau balas jasa setiap faktor-faktor produksi secara matematis 3 Pendekatan pengeluaran, Metode ini dihitung dengan menjumlahkan semua pengeluaran yang dilakukan berbagai golongan pembeli dalam masyarakat secara matematis. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1.2 Teori Pembangunan Malthus

Dalam konsep pembangunan Malthus, tidak menganggap proses pembangunan ekonomi terjadi dengan sendirinya. Proses pertumbuhan ekonomi menurut Malthus mmerlukan berbagai usaha yang konsisten di pihak rakyat. Selalu menitikkan perhatian pada “perkembanagn kesejahteraan” suatu Negara, yaitu pembangunan ekonomi yang dapat dicapai dengan meningkatkan kesejahteraan suatu Negara. Pertumbuhan penduduk tidak bisa terjadi tanpa peningkatan kesejahteraan yang sebanding, jika akumulasi modal meningkat, permintaan atas tenaga kerja juga meningkat maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Jhingan,2007:121 2.2.1.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik Teori ini dinamakan teori pertumbuhan klasik karena dikemukakan oleh para ahli yang dikenal sebagai penganut aliran klasik. Yaitu seperti Adam Smith, David Ricardo. Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: a. Jumlah penduduk. b. Jumlah stok barang modal. c. Luas tanah dan Kekayaan alam. d. Tingkat tekhnologi yang digunakan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Bagi kaum klasik, keadaan stasioner merupakan keadaan ekonomi yang sudah mapan dimana masyarakat sudah hidup sejahtera sehingga tidak diperlukan lagi pertumbuhan yang berarti. TodaroSmith,2004:128 2.2.1.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik Teori ini diwakilkan oleh tokoh-tokoh seperti Joseph Schumpeter, Harrod-Domar, Robert Solow. Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini ditunjukkan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus menerus membuat pembaharuan dan inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut merupakan : a.Memperkenalkan barang-barang baru. b.Mempertinggi efisien cara memproduksi dalam menghasilkan suatu barang. c.Memperluas pasar sesuatu barang ke pasaran-pasaran yang baru d.Mengembangkan sumber mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan. Sedangkan menurut Harrod-Domar setiap perekonomian pada dasarnya harus senantiasa mencadangkan atau menabung sebagian tertentu dari pendapatan nasionalnya untuk menambah atau menggantikan barang- barang modal yang telah susut atau rusak. Namun, untuk memacu pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan investasi baru yang merupakan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tambahan neto terhadap cadangan atau stok modal. Todaro Smith, 2004: 129

2.2.1.5 Teori Pembangunan Lewis

Menurut model pembangunan yang diajukan oleh W. Arthur Lewis, perekonomian yang terbelakang terdiri dari dua sektor, yakni: 1 Sektor Tradisional, yaitu sektor pedesaan subsisten yang kelebihan penduduk dan ditandai dengan produktivitas marjinal tenaga kerja yang sama dengan 0. Ini merupakan situasi yang memungkinkan Lewis untuk mendefinisikan kondisi surplus tenaga kerja sebagai suatu fakta bahwa jika sebagian tenaga kerja tersebut ditarikdari sektor pertanian, maka sektor itu tidak akan kehilangan outputnya. 2 Sektor industry perkotaan modern yang tingkat produktivitasnya tinggi dan menjadi tempat penampungan tenaga kerja yang di transfer sedikit demi sedikit dari sektor subsisten. Perhatian utama model ini diarahkan pada terjadinya proses pengalihan tenaga kerja, serta pertumbuhan output dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor modern. Adapun laju atau kecepatan terjadinya perluasan tersebut ditentukan oleh tingkat investasi di bidang industry dan akumulasi modal secara keseluruhan di sektor modern. Peningkatan investasi itu sendiri dimungkinkan oleh adanya kelebihan keuntungan sektor modern dari selisih upah. TodaroSmith,2004:133 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2 Investasi

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Sunariyah,2003:4 Sedangkan pengertian investasi menurut Nopirin 2000:134 adalah perubahan capital stock, maka teori tentang investasi haruslah dimulai dengan konsep jumlah Stock capital yang diinginkan Desire Capital Stock. Definisi yang lebih lengkap diberikan oleh Reilly dan Brown, yang mengatakan bahwa investasi adalah komitmen mengikatkan asset saat ini untuk beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengkompensasi pengorbanan investor berupa: 1. Keterikatan asset pada waktu tertentu. 2. Tingkat inflasi 3. Ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Umumnya investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Financial Assets, dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, Surat Berharga Pasar Uang SBPU, dan lainnya atau dilakukan di pasar modal misalnya berupa saham, obligasi, opsi, dan lainnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Real Asset, diwujudkan dalam bentuk pembelian asset produktif,

penelitian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan, dan lainnya. Halim,2003:2 2.3.2.1 Penanaman Modal Asing PMA Yang dimaksud dengan Penanaman Modal Asing hanyalah meliputi Penanaman Modal Asing Langsung yang dilakukan berdasarkan ketentuan UU no 11 tahun 1970 yang digunakan menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut. Widjaya, 2005:25 2.3.2.2 Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN Menurut UU no 11 tahun 1970 pasal 1 tentang Penanaman Modal, Penanaman Modal dalam negeri adalah Modal yang berasal dari kekayaan masyarakat Indonesia baik yang dimiliki oleh negara, swasta nasional, atau swasta asing. Pemerintah melakukan investasi dengan motivasi untuk mensejahterakan rakyat. Kindosari,2007:10 2.2.2.3 Dampak investasi melalui PMA dan PMDN Pertimbangan pemerintah Indonesia menerima pemasukan PMA adalah: 1. Tujuan memperoleh pendapatan Negara dalam bentuk pemasukan pajak, baik pajak langsung maupun tidak langsung. 2. Memberikan development effect terhadap kegiatan industry dalam negeri di sekitar modal asing. 3. Menambah Kesempatan kerja bagi penduduk. Prasetyo,2009:20 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sedangkan tujuan dilaksanakan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN Oleh pemerintah dimaksudkan untuk meneigkatkan pendapatan masyarakat ini secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan nasional. Berdasarkan pertimbangan diatas menunjukkan bahwa PMA di Indonesia dan dilakukannya PMDN dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan nasional, hal ini berarti semakin banyak investasi yang ditanamkan maka pendapatan nasional akan semakin meningkat.

2.2.2.4 Macam-Macam Investasi

Macam-macam investasi dibagi menjadi 4 kelompok, yang pembagiannya sebagai berikut:

1. Autonomous Invesment dan Induced Investment

Autonomous Investment investasi otonomi adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi dapat berubah oleh karena adanya perubahan faktor-faktor di luar pendapatan. Faktor-faktor lain diluar selain pendapatan yang mempengaruhi tingkat investasi seperti itu, misalnya tingkat teknologi, kebijaksanaan pemerintah, harapan para pengusaha dan sebagainya. Sedangkan Induced Investment atau investasi terimbas adalah investasi yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. 2. Public Investment dan Private Investment Public Investment adalah Investasi atau penanaman modal yang dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. Public Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. investment tidak dilakukan oleh pihak-pihak yang bersifat personal, investasi ini bersifat impersonal atau resmi. Sedangkan Private Investment adalah investasi yang dilakukan oleh pihak swasta. Di dalam private investment, unsur-unsur seperti keuntungan yang akan diperoleh dimasa depan penjualan dan sebagainya merupakan peranan yang sangat penting dalam menentukan volume investasi. Sementara dalam penentuan volume investasi, pertimbangan itu lebih diarahkan kepada melayani atau menciptakan kesejahteraan bagi rakyat banyak. 3. Domestik Investment dan Foreign Investment Domestik investment adalah penanaman modal di dalam negeri, sedangkan Foreign Investment adalah penanaman modal asing. Sebuah negara yang memiliki banyak sekali faktor produksi alam atau faktor produksi tenaga manusia namun tidak memiliki faktor produksi modal capital yang cukup untuk mengelolah sumber- sumber yang dimiliki, maka mengundang modal asing agar sumber-sumber yang ada termanfaatkan. 4. Gross Investment dan Net Investment Gross Investment Investasi Bruto adalah total seluruh investasi yang diadakan atau yang dilaksanakan pada suatu ketika. Dengan demikian investasi bruto dapat benilai positif ataupun nol yaitu ada atau tidak ada investasi sama sekali tetapi tidak akan bernilai negatif. Sedangkan Net Investment Investasi Netto adalah selisih antara investasi bruto dengan penyusutan. Rosyidi, 1994:161 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.5 Teori Investasi Klasik

Teori klasik tentang investasi didasarkan atas teori produktivitas batas marginal produktivity dari faktor produksi modal. Menurut teori ini besarnya modal yang akan diinvestasikan dalam proses produksi ditentukan oleh produktivitas batasnya dibandingkan dengan tingkat bunga-bunganya. Sehingga investasi ini akan terus dilakukan bilamana produktivitas batas dari investasi itu masih lebih tinggi daripada tingkat bunga yang akan diterimanya bila seandainya modal itu dipinjamkan dan tidak diinvestasikan. Dengan teori produktivitas batas, maka masalah investasi oleh para- para ahli ekonomi klasik dipecahkan atas dasar prinsip maksimalisasi laba dari perusahaan-perusahaan industri. Sebab suatu perusahaan akan memaksimalisasi labanya dalam suatu persaingan sempurna. Bila perusahaan itu menggunakan modalnya sampai pada jumlah produksi marginal kapitalnya sama dengan harga capital yaitu suku bunga, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Suatu investasi akan dijalankan apabila pendapatan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga. Pendapatan dari investasi merupakan jumlah pendapatan yang akan diterima setiap akhir tahun selama barang modal digunakan dalam produksi. 2. Investasi dalam modal adalah menguntungkan bila biaya ditambah bunga lebih kecil dari pendapatan yang diharapkan dari investasi itu. Suparmoko,2000: 84 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.6 Teori Keynes

Masalah investasi baik penentu jumlah maupun kesempatan untuk melakukan investasi oleh Keynes didasarkan atas konsep Marginal Efficiency of Investment MEI. MEI dapat diartikan sebagai suatu kurva yang menunjukkan hubungan diantara tingkat pengembalian modal dan jumlah modal yang akan diinvestasikan. Investasi itu akan dijalankan apabila MEI lebih tinggi daripada tingkat suku bunga. Menurut garis MEI ini antara lain disebabkan oleh 2 hal, yaitu: 1. Bahwa semakin banyak investasi yang terlaksana dalam masyarakat, maka semakin rendah efisiensi marginal investasi itu. 2. Semakin banyak investasi dilakukan, maka biaya dari barang modal menjadi lebih tinggi.Suparmoko, 2000: 84 Gambar 1: Kurva Marginal Eficiency of Investment Sumber: Sukirno, Sadono, 2004. Pengantar Teori Ekonomi Makro.Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hal 125 A B C M EI Tingkat Pengembalian M odal R R 1 R 3 I I 1 I 3 Invest asi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pada kurva MEI ditunjukkan titik A, B, dan C. Titik A menggambarkan bahwa tingkat pengembalian modal adalah R dan investasi adalah I . Ini berarti titik A menggambarkan bahwa dalam perekonomian dapat dilakukan kegiatan investasi yang akan menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak R , dan untuk mewujudkan investasi tersebut modal yang diperlukan adalah sebanyak I . Titik B dan C juga memberikan gambaran yang sama. Titik B menggambarkan wujud kesempatan untuk menginvestasi dengan tingkat pengembalian modal R 1 atau lebih, dan modal yang diperlukan adalah I 1 . Dan titik C menggambarkan, untuk mewujudkan usaha yang menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak R 2 maka diperlukan modal investasi sebanyak I 2 .

2.3.2.7 Model Dommar

Pada model ini, Dommar memberikan peranan kunci pada investasi di dalam proses pertumbuhan ekonomi. Khususnya mengenai watak ganda yang dimiliki investasi. Pertama, ia menciptakan pendapatan dan kedua, ia memperbesar kapasitas produksi ekonomi dengan cara meningkatkan stok moda. Kenaikan yang diperlukan dalam permintaan agregat dijelaskan dengan multiplier. Nilai multiplier menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan dalam pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan dalam pengeluaran agregat yang telah menimbulkan perubahan pendapatan nasional tersebut. Jhingan,2007:291 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ΔY = k. ΔI ΔY = 1 ΔI 1 – MPC Ket: ΔY = kenaikan rata-rata pendapatan ΔI = kenaikan rata-rata investasi MPC = perbandingan antara pertambahan konsumsi dan pertambahan pendapatan. Pada suatu masa tertentu dalam perekonomian pengusaha menambah jumlah investasi. Kenaikan investasi akan menimbulkan suatu rangkaian pertambahan pendapatan nasional, pertambahan pendapatan rumah tangga dan pertambahan pengeluaran konsumsi dengan adanya proses tersebut secara terus menerus sehingga tidak terdapat lagi kelebihan pengeluaran agregat. Keadaan ini akan menciptakan tingkat keseimbangan perekonomian Negara yang baru. Sukirno,2004:140

2.3.3 Inflasi

Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus- menerus dalam suatu periode tertentu. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum. SamuelsonNordhaus,1998: 578-603 Menurut Prathama dan Mandala 2001:203 Ada 3 komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi. Yaitu: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1 Kenaikan harga Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga periode sebelumnya. 2 Bersifat umum Kenaikan harga suatu komoditas sebelum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga secara umum naik. 3 Berlangsung terus menerus Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadi sesaat, karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.

2.2.3.1 Jenis Inflasi Menurut Sifatnya

Jenis inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut dibedakan menjadi 4 macam, yaitu : 1. Inflasi ringan, ditandai dengan laju inflasi yang rendah yaitu kurang dari 10 pertahun. 2. Inflasi tingkat sedang, yaitu jika tingkat inflasi diatas 10 sampai 30 setahun. 3. Inflasi tinggi, merupakan inflasi diatas 30 akan tetapi masih dibawah 100. 4. Inflasi tingkat sangat parah, inflasi yang dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu yang tingkat inflasi diatas 100. Sarwoko, 2005:88 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3.2 Jenis Inflasi Menurut Sebabnya

1. Demand Pull Inflation Yaitu Inflasi yang timbul karena adanya permintaan total akan berbagai barang terlalu kuat, yang berakibat tingkat harga umum naik. Proses terjadinya dapat dijelaskan pada gambar sebagai berikut : Gambar 2: Grafik Demand Pull Inflation Sumber : Sukirno, Sardono. 2004, Teori Pengantar Ekonomi Makro, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal : 334 Sebagaimana dalam gambar, perekonomian dimulai pada P 1 dan tingkat output riil dimana P 1 ,Q 1 berada pada perpotongan antara kurva permintaan D1 dan kurva penawaran S. kurva permintaan bergeser keluar D 2 penggeseran seperti itu dapat berasal dari factor kelebihan pengeluaran permintaan. Pergeseran kurva permintaan menaikkan output riil dari Q1 ke Q2 dan tingkat harga dari P1 ke P2 maka inilah yang disebut demand pull P 1 P 2 D 1 D 2 Q 1 Q 2 H a r g a O u t p u t S Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. inflation yang disebabkan oleh penggeseran kurva permintaan menarik keatas tingkat harga dan menyebabkan inflasi. 2. Cost Push Inflation Inflasi yang disebabkan turunnya produksi, karena naiknya biaya produksi. Apabila proses ini berjalan terus menerus maka timbullah Cost Push Inflation. Proses terjadinya cost push inflation dapat di jelaskan pada gambar 2 sebagai berikut. Gambar 3: Grafik Cost Push Inflation Sumber : Sukirno, Sardono. 2004, Teori Pengantar Ekonomi Makro, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal : 334 Bila ongkos produksi naik dari P 1 ke P 2 misalnya, karena kenaikan harga sarana produksi yang di datangkan dari luar negeri, atau karena kenaikan harga bahan bakar minyak maka kurva penawaran masyarakat agregat suplai bergeser dari S 1 ke S 2 . Naik nya harga tertentu akan menyebabkan inflasi dorongan biaya. P 1 P 2 S 1 S 2 D Q 2 Q 1 Harga Out put Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3.3 Penggolongan Inflasi Menurut Asal dari Inflasi

1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri domestic inflation Adalah inflasi yang timbul karena adanya deficit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panen gagal dan sebagainya 2. Inflasi yang berasal dari luar negeri imported inflation Adalah inflasi yang timbul kerena kenaikan harga-harga di luar negeri atau kenaikan harga langganan berdagang, kenaikan harga yang kita impor mengakibatkan adanya kenaikan indeks biaya hidup, karena sebagian dari barang-barang yang tercakup didalamnya berasal dari impor, selain itu jugasecara tidak langsung akan menaikkan indeks harga melalui kenaikan biaya produksi atas bahan mentahnya yang harus di impor.

2.3.3.4 Keynesian Model

Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes, bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap barang- barang permintaan agregat melebihi jumlah barang-barang yang tersedia penawaran agregat, akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan jumlah persediaan barang ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat. Oleh karenanya, Keynesian model ini lebih banyak dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek. Atmadja,2000:3 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3.5 Cara pengendalian inflasi.

Inflasi dapat terjadi karena besarnya uang beredar dimasyarakat. Oleh karena itu, mencegah lajunya inflasi adalah dengan pengedalian uang beredar di masyarakat tersebut dengan menggunakan kebijakan moneter, fiskal dan kebijakan yang berkaitan dengan produksi. Sasaran kebijakan moneter dapat dicapai melalui pengaturan jumlah uang beredar. Salah satu komponen jumlah uang beredar adalah uang giral. Bank sentral dapat mengatur jumlah uang giral ini melalui penetapan cadangan minimum. Untuk menekan laju inflasi cadangan minimum dikenaikan sehingga jumlah uang menjadi lebih kecil. Bank sentral dapat menggunakan suatu pengendalian yang disebut dengan tingkat diskonto untuk pinjaman yang diberikan oleh Bank sentral. Apabila tingkat diskonto dinaikan oleh Bank sentral maka keinginan bank umum menjamin menjadi semakin kecil, sehingga cadangan yang ada di Bank sentral juga semakin kecil. Akibatnya kemampuan bank umum memberikan pinjaman pada masyarakat semakin kecil sehingga jumlah uang beredar turun dan inflasi dapat dicegah. Kebijakan fiskal menyangkut peraturan tentang pengeluaran pemeritah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijaksanaan fiskal yang berupa pengeluaran-pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jamlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanan penurunan biaya masuk sehingga impor barang meningkat. Bertambahnya jamlah barang di dalam negeri cenderung akan menurunkan harga. Nopirin,2000:35

2.3.4 Nilai Tukar Rupiah Kurs

Kurs adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda dan terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Nopirin, 2000 : 163 Kurs atau nilai tukar adalah jumlah atau harga mata uang domestik dari mata uang luar negeri asing atau rasio antara satu unit satuan mata uang dan jumlah mata uang yang lain pada waktu tertentu. Salvatore,2004:140 Valuta asing atau foreign exchange adalah mata uang asing atau pembayaran mata uang lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi keuangan internasional yang mempunyai catatan kurs resmi di bank sentral. Putong, 2003:276 2.2.4.1 System penetapan Kurs Menurut Kuncoro 2001: 26-31, ada beberapa system kurs mata uang yang berlaku di perekonomian internasional, yaitu: 1. System Kurs Mengambang Floating Exchange Rate. System kurs ini ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa upaya stabilisasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. oleh otoritas moneter. Di dalam system kurs mengambang dikenal dua macam kurs mengambang, yaitu: a. Mengambang Bebas murni Dimana kurs mata uang ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa ada campur tangan pemerintah. System ini sering disebut clean floating exchange rate, didalam system inicadangan devisa tidak diperlukan karena otoritas moneter tidak berupaya untuk menetapkan atau memanipulasi kurs. b. Mengambang Terkendali Dimana otoritas moneter berperan aktif dalam menstabilkan kurs pada tingkat tertentu. Oleh karena itu cadangan devisa biasanyan dibutuhkan karena otoritas moneter perlu membeli atau menjual valas untuk mempengaruhi pergerakan kurs. 2. System Kurs Tertambat peged exchange rate. Dalam system ini, suatu Negara mengaitkan nilai mata uangnya dengan suatu mata uang Negara lain atau sekelompok mata uang yang biasanya merupakan mata uang Negara partner dagang yang utama “Menambatkan” ke suatu mata uang berarti nilai mata uang tersebut bergerak mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya. Jadi sebenarnya mata uang yang ditambatkan tidak menaglami fluktuasi tetapi hanya berfluktuasi terhadap mata uang lain mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. System Kurs Tertambat Merangkak crawling pegs. Dalam system ini, suatu Negara melakukan sedikti perubahan dalam nilai mata uangnya secara periodic dengan tujuan untuk bergerak menuju nilai tertentu pada rentang waktu tertentu. Keuntungan utama system ini adalah suatu Negara dapat mengatur penyesuaian kursnya dalam periode yang lebih lama dibanding system kurs tertambat. Ol karena itu, system ini dapat menghindari kejutan-kejutan terhadap perekonomian akibat revaluasi atau devaluasi yang tiba-tiba dan tajam. 4. Sistem sekeranjang mata uang basket of currencies. Banyak Negara terutama Negara sedang berkembang menetapkan nilai mata uangnya berdasarkan sekeranjang mata uang. Keuntungan dari system ini adalah menawarkan stabilitas mata uang suatu Negara karena pergerakan mata uang disebar dalam sekeranjang mata uang. Seleksi mata uang yang dimasukkan dalam “keranjang” umumnya ditentukan oleh peranannya dalam membiayai perdagangan Negara tertentu. Mata uang yang berlainan diberi bobot yang berbeda tergantung peran relatifnya terhadap Negara tersebut. Jadi sekeranjang mata uang bagi suatu Negara dapat terdiri dari beberapa mata uang yang berbeda dengan bobot yang berbeda. 5. System kurs Tetap fixed exchange rate. Dalam system ini, suatu Negara mengumumkan suatu kurs tertentu atas nama uangnya dan menjaga kurs ini dengan menyetujui untuk menjual atau membeli Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. valas dalam jumlah tidak terbatas pada kurs tersebut. Kurs biasanya tetap atau diperbolehkan berfluktuasi dalam batas yang sangat sempit.

2.2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Kurs

Sebagaimana dengan komoditi lain yang bisa diperdagangkan uang juga mengalami mekanisme pasar yaitu teori hukum permintaan dan penawaran. Secara umum, faktor yang mempengaruhi kurs valuta asing adalah sebagai berikut. Putong,2003:279 a. Permintaan dan penawaran kurs valuta asing Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, maka harga valas akan lebih mahal dari harga nominal harga yang berlaku bila permintaan melebihi jumlah yang ditawarkan,atau jumlah permintaan tetap sementara penawaran berkurang. Sebaliknya harga valas akan menjadi lebih murah dari harga nominal atau harga berlaku bila permintaan sedikit sementara penawaran banyak atau permintaan semakin menurun meskipun jumlah penawaran tetap. b. Tingkat inflasi Tinggi angka inflasi yang terjadi pada suatu Negara mengidentifikasikan mahalnya harga barang-barang di Negara tersebut. Bila ini terjadi, maka permintaan uang Negara tersebut akan meningkat sehingga memberikan jawaban kepada kita bahwa mata uang Negara tersebut relatif akan menjadi murah dan nilai akan turun atau melemah terhadap mata uang asing. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Tingkat Bunga Isu mengenai tinggi tingkat bunga akan menarik para “pemain uang” dengan memanfaatkan selisih nilai bunga dan simpanan. Oleh karena itu bagi Negara yang membutuhkan banyak mata uang asing dan berusaha menarik peminat dengan menaikkan tingkat suku bunga simpanan di negaranya pada tingkat tertentu. Manakala jumlah mata uang asing banyak yang masuk ke Negara tersebut maka permintaan uang local akan semakin tinggi. Sehingga nilai mata uang local akan semakin naik, sedangkan nilai mata uang asing tersebut akan relative menurun. d. Tingkat pendapatan dan produksi Pertumbuhan ekonomi yang relative tinggi mengindikasikan tinggi pendapatan masyarakat akan semakin tinggi. Pada kondisi yang sama kapasitas produksi ke Negara tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya sehingga harganya relative akan semakin baik dari harga semula terhadap mata uang local. e. Neraca Pembayaran luar negeri Nilai cadangan divisa yang negative itu mengindikasikan bahwa permintaan mata uang asing tersebut lebih besar dari penawarannya dan ini akan memberi sentimen negatif, dimana permintaan mata uang tersebut akan semakin tinggi sehingga nilai mata uang local akan semakin turun. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. f. Pengawasan pemerintah Cara klasik yang dilakukan pemerintah untuk mengawasi nilai mata uangnya dengan kebijakan fiscal yaitu menaikkan nilai pajak dan mengetatkan belanja Negara serta kebijakan moneter dengan pengetahuan uang beredar menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga.

2.2.4.3 Teori Elastisitas

Teori elastisitas mengatakan bahwa nilai tukar harga dari valuta asing untuk mempertahankan neraca pembayaran internasional suatu Negara agar tetap berada pada tingkat ekuilibrium. Dengan kata lain, respons nilai tukar terhadap perubahan dalam neraca perdagangan sangat dipengaruhi oleh elastisitas permintaan terhadap perubahan harga. Jika elastisitas permintaan bersifat inelastic maka pengaruh impor dan kenaikan ekspor dalam neraca pembayaran internasional akan sangat kecil. Akibatnya, nilai tukar harus melakukan penyesuaian secara tajam untuk menghilangkan deficit neraca pembayaran internasional. Pinem,2009:69 2.2.4.4 Teori Harga Berthil Ohlin 2004 : 42 dalam buku ekonomi internasional berpendapat bahwa perdagangan internasional itu sebenarnya adalah masalah harga. Jelaslah perbedaan harga yang menyebabkan timbulnya kegiatan perdagangan internasional. Oleh karena itu Berthil Ohlin membahas perdagangan internasional mengikuti jalur proses Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. mekanisme pembentukan harga yang sudah sendirinya harus menyelidiki faktor - faktor yang menentukan atau mempengaruhi permintaan dan penawaran, karena harga suatu barang itu terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas barang tersebut. Perbedaan harga yang menjadi dasar dari timbulnya perdagangan internasional, menurut Ohlin adalah disebabkan oleh perbedaan komposisi dan proporsi faktor - faktor produksi yang dimiliki oleh negara di dunia ini. Perbedaan faktor - faktor produksi dengan sendirinya akan menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat produktivitasnya, jumlah penawaran hasil produksi, jumlah penawaran dan faktor hasil serta perbedaan dalam kebutuhan atau permintaan, jadi logis apabila suatu negara melakukan spesialisasi produksi atas suatu barang atau jasa tertentu sesuai dengan kondisi dan situasi faktor - faktor produksi yang dimiliki oleh negara tersebut, dalam artian bahwa dalam kombinasi faktor - faktor produksi untuk spesialisasi produksi itu lebih banyak dipergunakan faktor-faktor produksi yang relative banyak tersedia di negara tersebut, sehingga barang - barang hasil spesialisasi tersebut mudah untuk dipertukarkan atau diekspor kenegara lain. Jadi dapat dikatakan bahwa pertukaran atau perdagangan barang atau jasa antar negara dimungkinkan oleh perbedaan faktor - faktor produksi dan kemungkinan mengkombinasikannya. Dan perbedaan - perbedaan tersebutlah yang merupakan sebab dari perbedaan harga yang kemudian perdagangan internasional itupun akan berpengaruh pada Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tingkat harga. Perdagangan internasional mempunyai tendensi bahwa tingkat- tingkat harga itu kemudian akan menjadi sama. Proses penyamaan tingkat harga akan berlangsung lebih cepat lagi bilamana dalam perdagangan internasional akan terdapat rintangan-rintangan yang membatasi perdagangan internasional seperti adanya biaya dan cukai serta ongkos transport. Perdagangan disamping mempunyai tendensi untuk menyamakan harga barang, juga akan mepersamakan harga - harga faktor produksi sebab bilamana negara itu mengekspor sejenis barang, maka harga ekspor tersebut adalah hasil harga kombinasi faktor produksi yang didalamnya banyak menggunakan harga - harga yang relatif banyak di negara tersebut. Bila barang ekspor makin banyak diminta, maka harga faktor produksi yang relatif murah akan meningkat. Sehingga jelas bahwa perdagangan berkecenderungan untuk menyebabkan naiknya harga - harga faktor produksi yang mula- mula rendah. Sobri, 2001: 42.

2.3.5 Tingkat Suku Bunga

Menurut Karl dan Fair 2001:635 suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pengertian suku bunga menurut Sunariyah 2004:80 adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit . bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. adapun fungsi suku bunga, adalah: a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk di investasikan. b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain. c. Pemeritah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian. Sunariyah,2004:81 Menurut Kem dan Gultman, menganggap suku bunga merupakan sebuah harga dan sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran. Laksmono, 2001: 128. Suku bunga dibedakan menjadi 4, yaitu: 1 Suku Bunga Nominal Yaitu suku bunga yang dapat diamati di pasaran 2 Suku Bunga Riil Yaitu suku bunga yang secara konsep di ukur tingkat pengembaliannya setelah dikurangi inflasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3 Suku Bunga Jangka Pendek Yaitu suku bunga yang jatuh tempo satu tahun atau kurang. 4 Suku Bunga Jangka Panjang Yaitu suku bunga yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. Dampak ekonomi yang harus diwaspadai dalam perubahan suku bunganya diantaranya adalah: a GDP Gross Domestik Bruto Sebagai indicator tingkat kesehatan pertumbuhan ekonomi Negara. Meliputi, Konsumsi + Investasi + Pengeluaran pemerintah + Ekspor–Impor apabila peningkatan suku bunga mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi maka Suku bunga perlu dinaikkan, demikian juga sebaliknya. b Kredit Perumahan Rakyat KPR Pengadaan perumahan merupakan bagian terpenting dalam menunjang kesejahteraan hidup manusia, pentingnya data ini terletak pada kemampuannya untuk memicu perubahan kondisi perekonomian, memprediksi perubahan tingkat pertumbuhan. Turunnya jumlah unit perumahan baru dapat mengindikasikan tumbuhnya perekonomian. Peningkatan bulanan yang melebihi perkiraan diartikan sebagai indikasi naiknya tekanan inflasi. Masalahnya kenaikan interest rate kadang menghambat daya beli masyarakat terhadap perumahan baru dan suku bunga pinjaman yang masih dalam pembayaran jangka panjang. Problem inilah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yang terkadang menjadikan kenaikan suku bunga tidak disukai oleh rakyat kecil. Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi Perantara, kebiasaan masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relative masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi selalu tinggi. Prasetiantono, 2000: 99-101 2.2.5.1 Pengertian SBI Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia No.813DPM tentang penerbitan Sertifikat Bank Indonesia melalui lelang, Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya disebut SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. Manurung, 2004 : 112 Sertifikat Bank Indonesia merupakan surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan dalam sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka pendek yang dinyatakan dalam satuan prosentase.Rivai, 2006 : 26 Sertifikat Bank Indonesia merupakan surat berharga yang dapat diperjulbelikan dan dapat dijadikan likuiditas sekunder. Iqbal, 2001 : 23 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.5.2 Tujuan Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia

Sebagai Otoritas Moneter, BI berkewajiban memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dalam paradigma yang dianut, jumlah uang primer uang kartal+uang giral di BI yang berlebihan dapat mengurangi kestabilan nilai Rupiah. SBI diterbitkan dan dijual oleh BI untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut. Manurung, 2004 : 113 2.2.5.3 Teori Ekonomi Klasik Menurut Adam Smith dan Ricardo, bunga uang merupakan suatu ganti rugi yang diberikan oleh si peminjam kepada pemilik uang atas keuntungan yang mungkin diperolehnya dari pemakaian uang tersebut. Pada hakekatnya penumpukan barang atau modal dapat berakibat ditundanya pemenuhan kebutuhan lain, dan orang tidak akan berbuat demikian apabila mereka tidak mengharapkan suatu hasil yang lebih baik dari pengorbanan yang telah mereka lakukan. Sedangkan menurut Marshall, bunga uang dilihat dari segi penawaran merupakan balas jasa terhadap pengorbanan bagi kesediaan seseorang untuk menyimpan sebagian pendapatannya. Besarnya tingkat suku bunga uang menurut aliran ekonomi klasik jika jumlah tabungan uang lebih besar dari permintaan akan uang yang hendak ditanamkan, maka tingkat suku bunga uang akan turun dan jumlah penanaman modal akan bertambah besar hingga tercapai titik keseimbangan baru antara tabungan dan penanaman modal. Begitu pula sebaliknya, akan terjadi bila permintaan akan modal lebih besar dari penawarannya, maka tingkat suku bunga uang akan naik dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. penanaman modal akan berkurang. Dengan demikian, anggapan dari Teori Klasik tentang tabungan adalah jumlah tabungan selalu ditentukan oleh besarnya suku bunga uang.

2.2.5.4 Teori Modern Tingkat Suku Bunga

Menurut Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank sentral dan system perbankan adalah institusi yang akan menentukan besarnya penawaran uang pada suatu waktu tertentu. Sedangkan permintaan uang ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk memegang uang. Berikut kurva yang menghubungkan kedua faktor tersebut. Gambar 4: Pandangan Keynes Mengenai Penentuan Suku Bunga Suku Bunga M S o M S 1 Penawaran dan Permintaan Uang Sumber : Sukirno, Sardono. 2004, Teori Pengantar Ekonomi Makro, Penerbit PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal :83 Menunjukkan kurva penawaran uang MS dan MS 1 , kurva permintaan uang MD. Kurva penawaran uang berbentuk tegak lurus karena penawaran uang tidak ditentukan oleh suku bunga. Bank sentral akan menyediakan uang sesuai yang dibutuhkan masyarakat oleh sebab itu besarnya tidak M D E 0 M 1 M 2 r 1 r 2 E 1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tergantung pada suku bunga. Sebaliknya suku bunga sangat mempengaruhi permintaan uang. Kalau suku bunga dan tingkat pengembalian modal rendah, masyarakat lebih memilih memegang uang daripada investasi. Oleh sebab itu semakin rendah suku bunga, semakin besar uang yang diminta masyarakat. Berdasarkan sifat ini kurva permintaan uang MD menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Sukirno,2004:83 2.4 Kerangka Pikir Gambar 5: Gambar Grafik Kerangka Pikir Sumber: Peneliti Dalam menciptakan ekonomi suatu Negara, salah satu yang memegang peran penting adalah adanya suatu investasi sebagai pembantukan modal bagi Negara. Investasi yang ditujukan untuk Investasi Jumlah Modal Inflasi Daya Beli Masyarakat Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Ekspor Tingkat Suku Bunga Penanaman Modal PDB Harga Barang dan Jasa Produksi barang dan jasa Hasil Produksi PERTUMBUHAN EKONOMI Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. memperoleh keuntungan di masa datang. Apabila investasi naik maka permintaan barang dan jasa akan meningkat yang nantinya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.Jhingan,2007:88 Rendahnya laju inflasi menyebabkan menurunnya harga barang dan jasa yang berakibat meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat karena tingginya daya beli, hal ini menyebabkan para industry dalam negeri cenderung untuk meningkatkan kapasitas produksinya guna memenuhi kebutuhan domestic sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Mario,2004:47 Kurs valuta asing dalam periode tertentu dapat saja tetap nilainya, tetapi pada umumnya kurs mata uang sering mengalami fluktuasi bahkan ada kalanya mengalami gejolak yang besar. Nilai tukar US terhadap rupiah mempunyai hubungan yang berbanding lurus yaitu searah, apabila kurs valas turun terhadap nilai tukar rupiah maka menyebabkan meningkatnya ekspor sehingga akan meningkatkan produktivitas barang dan jasa. Aprilia,2006:46 Kenaikan interest rate SBI akan mempengaruhi suku bunga kredit dan suku bunga simpanan. Hal ini akan direspon para pelaku pasar dan para penanam modal untuk memanfaatkan moment tersebut guna meningkatkan produksinya dan menanamkan investasinya. Seiring dengan itu, akan berdampak juga pada jumlah produksi yang bertambah dan tenaga kerja yang juga akan semakin bertambah. Akibatnya ekspor bertambah dan jumlah pengangguran menurun, sehingga devisa yang masuk ke negara Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tersebut semakin menguatkan dollar terhadap mata uang lain. Demikian pula sebaliknya, bila suku bunga menurun, produksi industri akan berkurang karena produsen akan membatasi kerugian. Apabila jumlah produksi berkurang, maka akan melemahkan mata uang tersebut. Jhingan,2007:104

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu dugaan atau pendapat sementara yang belum tentu diterima. Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan maka dapat ditarik hipotesa sebagai berikut : a. Diduga Investasi, Inflasi, Nilai Tukar dan Suku Bunga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia b. Diduga Inflasi merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Yang dimaksud dengan definisi operasional dan pengukuran variabel adalah pernyataan tentang definisi dan pengukuran variabel-variabel alami pemilihan secara operasional, baik berdasarkan teori yang telah ada maupun pengalaman empiris. Sedangkan definisi pengukuran variabel yang digunakan dalam penulisan penelitian ini, antara lain terdiri dari : a. Variabel tidak bebas atau variabel terikat 1. Pertumbuhan Ekonomi Y Yang dimaksud pertumbuhan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang. Pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan dalam prosentase . b. Variabel bebas atau variabel tidak terikat 1. Investasi X 1 Penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang. Investasi dinyatakan dalam satuan Milliar Rupiah Rp. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Inflasi X 2 Inflasi merupakan suatu nilai dimana tingkat harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan terus menerus dalam suatu periode. Dalam penelitian ini Inflasi dinyatakan Dalam satuan prosentase . 3. Kurs Valas X 3 Perbandingan harga sebuah mata uang dari suatu negara yang dinyatakan dengan mata uang asing lainnya. Digunakan untuk membiayai transaksi keuangan internasional. Dinyatakan dalam satuan rupiah Rp. 4. Suku Bunga X 4 Suku bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya, dinyatakan dengan satuan prosentase .

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Dokumen yang terkait

Pengaruh inflasi dan investasi terhadap nilai tukar rupiah di Indonesia

0 6 129

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Surakarta Tahun 1995-2014.

0 3 11

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Surakarta Tahun 1995-2014.

0 3 14

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi, Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Jakarta Islamic Index (Jii) Periode Januari 2008 – Desember 2014.

0 2 18

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN.

0 1 8

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM PT GURANG GARAM ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM PT GURANG GARAM Tbk di BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 7

Pengaruh nilai tukar rupiah tingkat suku bunga kredit investasi

0 0 1

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR TINGKAT SU

0 0 15

Saat ini nilai tukar rupiah mengalami pe

0 0 1

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

0 1 10